Cryotherapy, Mengatasi Kutil Hingga Kanker

info.sehat

Istilah cryotherapy mungkin tidak familier bagi semua orang. Tindakan ini merupakan salah satu pilihan terapi, di mana permukaan kulit atau mukosa pasien dibekukan dengan cryogens.
Cryogens bukanlah nama zat, melainkan istilah yang digunakan untuk zat yang dapat membekukan dalam prosedur cryotherapy. Zat yang digunakan sendiri, antara lain nitrogen cair, carbon dioxide snow, serta DMEP atau dimethyl ether dan propane.
Manfaat cryotherapy
Secara sederhana, manfaat cryotherapy digunakan untuk mengatasi lesi kulit yang bersifat jinak maupun ganas. Keratosis seboroik, veruka, kutil, molluscum contagiosum, lentigo solaris, serta keloid, merupakan contoh lesi kulit jinak yang dapat diatasi dengan cryotherapy.
Pada kasus keganasan, seperti kanker kulit, cryotherapy juga kadang menjadi pilihan terapi. Namun, biasanya tindakan ini dilakukan pada kanker kulit yang masih berukuran kecil. Dokter melakukan cryotherapy untuk mengatasi kanker kulit sel basal dan kanker kulit sel skuamosa in situ.
Selain itu, cryotherapy juga digunakan dokter untuk mengatasi kanker tulang dan retinoblastoma, yaitu kanker yang bermula pada retina atau selaput jala mata. Sel-sel retinoblas tidak berubah menjadi sel matang, melainkan terus membelah, sehingga terjadilah kanker pada retina.
Adapun penanganan kanker tulang dengan cryotherapy biasanya dipilih dokter karena risikonya yang lebih rendah. Dibandingkan pembedahan, potensi tindakan ini menyebabkan kerusakan tulang dan amputasi lebih rendah.
Cryotherapy juga dapat dilakukan di dalam sebuah ruangan khusus, lalu dialirkan udara dingin pada pasien. Tindakan ini biasanya dilakukan untuk mengatasi nyeri, pemulihan otot, mengurangi peradangan, mencegah demensia, serta metode untuk penurunan berat badan. Sayangnya, di Indonesia tindakan cryotherapy dengan menggunakan ruangan khusus belum tersedia.
Persiapan dan prosedur cryotherapy
Tindakan cryotherapy tidak membutuhkan persiapan khusus. Anda hanya disarankan tidak menggunakan parfum atau kosmetik di area yang akan diberi terapi. Bila lesi terdapat di area yang tertutup pakaian, maka Anda perlu melepaskan pakaian saat menjalani prosedur tersebut.
Sebelum tindakan cryotherapy dimulai, dokter akan membersihkan area kulit yang akan diterapi. Dokter akan memberikan obat bius, namun hal ini tergantung pada kondisi lesi dan kebutuhan pasien.
Pada pasien dengan lesi kecil, biasanya dokter tidak memberikan obat bius. Akan tetapi, bila lesi memiliki ukuran yang cukup besar, dokter akan memberikan obat bius beberapa jam sebelum terapi dimulai. Obat bius yang digunakan biasanya merupakan obat bius lokal, pemberiannya biasanya dengan cara dioleskan di area yang akan diterapi.
Selanjutnya, dokter akan menyemprotkan cryogens pada lesi. Nitrogen cair merupakan jenis cryogens yang sering digunakan. Proses penyemprotan cryogens pada lesi akan dilakukan sampai lesi serta area di sekitarnya berwarna putih. Proses ini biasanya tidak memakan waktu lama, hanya 5-10 detik saja.
Lesi yang sudah membeku akan diangkat oleh dokter. Kulit yang telah menjalani cryotherapy akan dibiarkan terbuka. Dokter tidak akan menutupnya dengan kain kasa.
Saat itu, pasien mungkin akan merasakan kulitnya seperti terbakar dan tampak memerah. Mungkin juga menjadi basah. Tapi, hal ini tidak akan berlangsung lama. Beberapa waktu kemudian, kulit akan membentuk koreng yang akan lepas dengan sendirinya. Penting sekali untuk tidak mengorek koreng tersebut.
Jika lepuhan kulit atau area bekas tindakan cryotherapy terasa sakit. Anda juga dapat meminta obat penahan nyeri kepada dokter yang merawat Anda. Atau bila terjadi reaksi-reaksi yang tidak semestinya, segeralah berkonsultasi kembali dengan dokter.

Terkait:

Menu