- The Baker's Sons

Pendeta

Kita akan menjadi serupa dengan siapa kita suka bergaul. Suka bergaullah dengan Tuhan, maka kita akan diubah menjadi makin serupa dengan-NYA (Kej 13:1-18).

Di pinggiran sebuah kota, tinggalah seorang pembuat roti dan kedua anaknya. Usaha yang dijalankan oleh si penjual roti itu semakin lama semakin maju dan banyak pelanggan yang datang. Bapak pembuat roti ini membutuhkan tambahan orang supaya pelanggannya dapat dilayani dengan baik. Bapak ini akhirnya meminta kedua anaknya untuk membantu bapaknya. Namun, pekerjaan membuat roti itu ternyata tidak semudah yang mereka bayangkan. Mereka harus belajar terlebih dahulu. Bapak ini memiliki seorang karyawan yang cukup ulet dan cekatan dalam membuat roti. Ia dapat menyelesaikan roti pesanan dalam waktu yang singkat dan hasilnya juga memuaskan. Pemilik toko roti ini sering terkesan dengan ide-ide kreatif yang dimiliki oleh karyawan ini. Si sulung suka melihat apa yang dilakukan oleh si karyawan ini. Selain belajar dari bapaknya, si sulung juga sering bertanya dan mengikuti si karyawan yang pintar ini. Sekalipun kedudukan si sulung lebih tinggi dari karyawan itu, ia tidak malu malu bergaul, berteman, dan belajar dari si karyawan pintar ini. Beberapa bulan belajar dan berteman dengan si karyawan pintar ini membuat si sulung juga ikut pintar. Berbeda dengan si bungsu yang merasa canggung untuk belajar dari karyawan bapaknya. Si bungsu hanya belajar dari bapaknya. Suatu ketika, bapak ini mendapat tawaran untuk membuka usahanya juga di tempat lain sehingga lebih banyak lagi orang yang datang. Si bapak menyerahkan kepercayaan kepada si sulung untuk mengurus toko yang satunya. Si bungsu melihat hal itu dan menjadi marah karena bukan dia yang dipercaya. Bapaknya kemudian berkata kepada si bungsu, "Aku memerlukan seorang yang kreatif, pintar, berdedikasi tinggi dan bisa dipercaya. Aku telah memiliki seorang karyawan kepercayaan di sini dan aku memerlukan seorang lagi untuk mengurus tempat kita yang baru. Satu-satunya orang yang memiliki kemiripan dalam cara kerjanya hanyalah kakamu karena kakakmu sudah banyak bergaul dan belajar darinya sedangkan engkau hanya memiliki pengetahuan yang dangkal karena engkau tidak mau bergaul mencari pengetahuan yang banyak dari orang-orang yang lebih pintar darimu." Si sulung yang sering bergaul dengan karyawan pintar ini akhirnya memiliki keahlian yang sama dan diberi kepercayaan yang lebih besar oleh bapaknya.
Dari kisah diatas, kita dapat mengambil sebuah pelajaran yaitu, "PERGAULAN KITA AKAN MENENTUKAN MENJADI SEPERTI APA KITA." Si sulung memiliki keahlian yang sama dengan karyawan pintar karena ia setiap hari bertemu, bergaul, dan banyak mengambil pelajaran darinya. Pergaulan kita menentukan karakter, sikap, kemampuan, dan masa depan kita. Jika pergaulan kta adalah pergaulan yang baik, kita akan menjadi baik pula. Jika pergaulan kita adalah pergaulan yang buruk, kita juga akan terpengaruh karenanya. Carilah pergaulan yang baik sehingga dampak yang baik pula yang akan memperngaruhi hidup kita. Bergaul dengan Tuhan juga akan membawa hidup kita semakin serupa dengan DIA. Jika kita menyediakan waktu untuk bersaat teduh, berdoa, dan berdiam dalam hadirat-NYA, semakin lama karakter kita juga akan diubahkan menjadi seperti karakter-NYA.Jika kita ingin menjadi seorang yang penuh dengan buah Roh, kita harus memiliki karakter ilahi. Karakter ilahi didapatkan jika kita sering bergaul dengan Tuhan. Milikilah hubungan yang baik dengan Tuhan dan selalu sediakan waktu bagi-NYA untuk bergaul akrab sehingga hidup kita pun dijadikan-NYA indah.

:xTuhan Memberkati!

Artikel diatas diambil dari Newsletter GBI Keluarga Allah. Jika Anda rindu menerima artikel-artikel menarik dan membangun iman Anda setiap hari di inbox Anda, Anda dapat berlangganan gratis dengan mengirimkan email kosong ke [email protected] dan ikuti petunjuk selanjutnya.

--nashiscio [nash_is_a_cio]--

Terkait:

Menu