FAQ |
Calendar |
SEARCH |
Today's Posts |
#11
|
||||
|
||||
Quote:
Kalo mau tanya betara atau dewa, bukankah para Rsi zaman dulu sudah berkomunikasi langsung dengan para dewa dan Tuhan? |
#12
|
||||
|
||||
Quote:
Semua ajaran sama, yaitu Tuhan hanya ada satu, dengan berbagai sebutan yang kita berikan kepadanya. Jadi kalau kalian meributkan tentang ini, arti dari persembahyangan kalian selama ini adalah kosong. Karena Tuhan tidak pernah menyuruh kita berdebat tentang siapa yang akan turun sebagai Kalki Avatara. Misteri biarkanlah menjadi misteri jika itu kehendaknya. Mari kembali berjabat tangan. Kita adalah keluarga. Tanpa berniat mengurangi kesopanan. saya harap komandan bisa menerima. Terimakasih. |
#13
|
||||
|
||||
Quote:
|
#14
|
||||
|
||||
Quote:
baguslah kalo gitu, jangan sampe terjadi perpecahan. ^,^ |
#15
|
|||
|
|||
memang dulu para rsi juga bertanya kpd dewa, tetapi yg dibuka pada waktu itu hanyalah sebatas masalah Visnu, yg sudah turun menjadi awatara sebanyak 6 kali. yg ketujuh s.d. kesepuluh belum boleh disampaikan pada saat itu. sekarang misteri tsb sdh disampaikan kpd sy oleh ibu Saraswati. jadi hal kalau dicari di weda mungkin tdk/belum ada, sy nanti yg akan menulis masalah ini. masalah Tuhan, untuk apa DIa harus turun, kan Dia sudah ada di dalam diri kita masing-masing dan di semua ciptaan-Nya. coba kamu renungkan diri kamu sendiri, siapa sebetulnya dirimu, seperti apa sebetulnya wajahmu? apakah kamu sebelum diturunkan pertama kali ke dunia punya nama? kalau punya siapa namamu? salam
|
#16
|
||||
|
||||
Quote:
Memang benar di dalam Veda Tuhan berada di dalam setiap makhluk. Di mana kata Visnu sendiri artinya adalah "Ia yang menyusupi segalanya", disebut juga Paramatma (Roh Yang Utama/Tuhan yang berada di setiap diri makhluk hidup), tapi kita bukan Tuhan, Atma tidak sama dengan Paramatma, Paramatma adalah sumber segala atma... Kita yg sesungguhnya adalah sang roh, yang tidak dapat mati, tidak dapat terluka, yang sudah jelas termuat dalam Bhagavad Gita... |
#17
|
||||
|
||||
Bhagavata Purana 1.3.1: Suta uvaca Jagrhe paurusam rupam Bhagavan mahad-adibhih Sambhutam sodasa-kalam Adau loka-sisrksaya (Suta berkata: Pada permulaan ciptaan, Tuhan pertama-tama menjelmakan Diri dalam bentuk semesta penjelmaan purusa dan mewujudkan segala bahan untuk ciptaan material. Demikianlah pada permulaan enam belas prinsip perbuatan material diciptakan. Ini terjadi dengan maksud menciptakan alam semesta material) Bhagavata Purana 1.3.2: yasyambhasi sayanasya yoga-nidram vitanvatah nabhi-hradambujad asid brahma visva-srjam patih (Sebagian dari purusa berbaring di dalam air alam semesta. Dari danau pusar badan Beliau tumbuhlah setangkai bunga padma, dan Brahma, penguasa semua insinyur di alam semesta, terwujud dari atas bunga padma di ujung tangkai) Bhagavata Purana 1.3.3: yasyavayava-samsthanaih kalpito loka-vistarah tad vai bhagavato rupam visuddham sattvam urjitam (Orang percaya bahwa semua susunan planet di alam semesta terletak pada badan purusa yang sangat besar, tetapi Beliau tidak mempunyai hubungan apapun dengan bahan-bahan material yang diciptakan. Badan Beliau dalam keberadaan rohani yang sangat mulia untuk selamanya) Bhagavata Purana 1.3.4: parsyanty ado rupam adabhra-caksusa sahasra-padoru-bhujananadbhutam sahasra-murdha-sravanaksi-nasikam sahasra-mauly-ambara-kundalollasat (Para penyembah, dengan matanya yang sempurna, melihat bentuk rohani purusa yang mempunyai beribu-ribu kaki, paha, lengan dan muka – semuanya ajaib. Pada badan itu ada beribu-ribu kepala, telinga, mata dan hidung. Anggota badan tersebut dihiasi dengan beribu-ribu mahkota dan anting yang berseri dan dihiasi dengan kalungan bunga) Bhagavata Purana 1.3.5: etan nanavataranam nidhanam bijam avyayam yasyamsamsena srjyante deva-tiryan-naradayah (Bentuk tersebut (manifestasi kedua dari purusa) adalah sumber dan benih yang tidak dapat dimusnahkan untuk beraneka penjelmaan di dalam alam semesta. Berbagai makhluk hidup, misalnya dewa, manusia dan lain-lain, diciptakan dari butir-butir dan bagian-bagian bentuk tersebut) Bhagavata Purana 1.3.6: sa eva prathamam devah kauraram sargam asritah cacara duscaram brahma brahmacaryam akhanditam (Pertama sekali, pada awal ciptaan, ada empat putra Brahma yang tidak menikah (Kumara bersaudara). Mereka mantap dalam sumpah untuk tidak menikah dan menjalankan pertapaan keras untuk menginsafi Kebenaran Mutlak) Bhagavata Purana 1.3.7: dvitiyam tu bhavayasya rasatala-gatam mahim uddharisyann upadatta yajnesah saukaram vapuh (Kepribadian tertinggi yang menikmati segala korban suci menjelma sebagai babi hutan (penjelmaan kedua). Demi kesejahteraan bumi Beliau mengangkat bumi dari bagian bawah alam semesta) Bhagavata Purana 1.3.8: trtiyam rsi-sargam vai devarsitvam upetya sah tantram satvatam acasta naiskarmyam karmanam yatah (Pada zaman para rsi, kepribadian Tuhan Yang Maha Esa menerima penjelmaan ketiga yang dikuasakan dalam bentuk Devarsi Narada, rsi yang mulia di kalangan para dewa. Beliau mengumpulkan ulasan-ulasan Veda yang menyangkut pengabdian suci dan memberi semangat untuk perbuatan yang tidak dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala) Bhagavata Purana 1.3.9: turye dharma-kala-sarge nara-narayanav rsi bhutvatmopasamopetam akarot duscaram tapah (Dalam penjelmaan keempat, Tuhan menjadi Nara dan Narayana, putra kembar istri Raja Dharma. Demikianlah Beliau menjalankan pertapaan yang sangat keras dan teladan guna mengendalikan indria) Bhagavata Purana 1.3.10: pancamah kapilo nama siddhesah kala-viplutam provacasuraye sankhyam tattva-grama-vinirnayam (Penjelmaan kelima, bernama Sri Kapila, paling terkemuka di antara insan-insan yang sempurna. Beliau memberi ulasan unsur-unsur ciptaan dan metafisika kepada Asuri Brahmana, sebab pengetahuan itu hilang ditelan masa) Bhagavata Purana 1.3.11: sastham atrer apatyatvam vrtah prapto ‘nasuyaya anviksim alarkaya prahladadibhya ucivan (Penjelmaan keenam purusa adalah putra Rsi Atri. Beliau dilahirkan dari kandungan Anasuya, yang telah berdoa untuk memohonkan penjelmaan. Beliau membicarakan soal kerohanian yang melampaui keduniawian kepada Alarka, Prahlada dan lain-lain (Yadu, Haihaya, dll)) Bhagavata Purana 1.3.12: tatah saptama akutyam rucer yajno ‘bhyajayata sa yamadyaih sura-ganair apat svayambuvantaram (Penjelmaan ketujuh adalah Yajna, putra Prajapati Ruci dan istrinya bernama Akuti. Beliau berkuasa selama masa peralihan Svayambhuva Manu dan dibantu oleh dewa-dewa seperti putra-Nya, Yama) Bhagavata Purana 1.3.13: astame merudevyam tu nabher jata urukramah darsayan vartma dhiranam sarvasrama-namaskartan (Penjelmaan kedelapan adalah Raja Rsabha, putra Raja Nabhi dan istrinya yang bernama Marudevi. Dalam penjelmaan ini, Tuhan memperlihatkan jalan kesempurnaan, yang diikuti oleh orang yang sudah mengendalikan indrianya sepenuhnya dan dihormati oleh semua tahap kehidupan) Bhagavata Purana 1.3.14: rsibhir yacito bheje navanam parthivam vapuh dugdhemam osadhir vipras tenayam sa usattamah (Wahai brahmana-brahmana, dalam penjelmaan kesembilan, setelah didoakan oleh para rsi, Tuhan menjelma dalam badan seorang raja (Prthu) yang bercocok tanam untuk menghasilkan berbagai hasil bumi, dam karena itulah bumi indah dan menarik) Bhagavata Purana 1.3.15: rupam sa jagrhe matsyam caksusodadhi-samplave navy aropya mahi-mayyam apad vaivasvatam manum (Pada waktu terjadi banjir lengkap sesudah masa Caksusa Manu dan seluruh dunia tenggelam di dalam air, Tuhan menjelma dalam bentuk ikan dan melindungi Vaivasvata Manu, dengan memelihara beliau di atas sebuah kapal) Bhagavata Purana 1.3.16: surasuranam udadhim mathnatam mandaracalam dadhre kamatha-rupena prstha ekadase vibhuh (Penjelmaan Tuhan yang kesebelas menjelma dalam bentuk kura-kura yang kulit-Nya menjadi poros sandaran untuk Bukit Mandaracala, yang sedang dipergunakan sebagai alat pengocok oleh orang yang percaya kepada Tuhan dan yang tidak percaya kepada Tuhan di alam semesta) Bhagavata Purana 1.3.17: dhanvantaram dvadasamam trayodasamam eva ca apayayat suran anyan mohinya mohayan striya (Dalam penjelmaan kedua belas, Tuhan muncul sebagai Dhanvantari. Dalam penjelmaan ketiga belas, Beliau mempesona para ateis dengan kecantikan seorang wanita yang memikat dan kemudian memberikan minuman kekalan kepada para dewa untuk diminum) Bhagavata Purana 1.3.18: caturdasam narasimham bibhrad daityendram urjitam dadara karajair urav erakam kata-krd yatha (Dalam penjelmaan keempat belas, Tuhan muncul sebagai Nrsimha dan dengan kuku-Nya membelah badan kuat yang dimiliki oleh ateis bernama Hiranyakasipu, persis seperti tukang kayu membelah rotan Bhagavata Purana 1.3.19: pancadasam vamanakam krtvagad adhvaram baleh pada-trayam yacamanah pratyaditsus tri-pispatam (Dalam penjelmaan kelima belas, Tuhan menjelma dalam bentuk seorang brahmana yang kecil (Vamana) dan mengunjungi arena korban suci yang telah diselenggarakan oleh Maharaja Bali. Walaupun dalam hati Beliau rela mengambil kerajaan terdiri dari tiga susunan planet, namun Beliau hanya meminta sumbangan sepetak tanah sebesar tiga langkah) Bhagavata Purana 1.3.20: avatare sodasame pasyan brahma-druho nrpan trih-sapta-krtvah kupito nih-ksatram akaron mahim (Dalam penjelmaan keenam belas Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan (sebagai Brghupati) membinasakan golongan administrator (para ksatriya) dua puluh satu kali karena Beliau marah terhadap mereka, sebab mereka telah berontak melawan para brahmana (golongan cerdas)) Bhagavata Purana 1.3.21 tatah saptadase jatah satyavatyam parasarat cakre veda taroh sakha drstva pumso ‘lpa medhasah (Sesudah itu, dalam penjelmaan ketujuh belas Tuhan Yang Maha Esa, Sri Vyasadeva muncul dalam kandungan Satyavati melalui Parasara Muni. Beliau membagi Veda tunggal menjadi beberapa cabang dan ranting, dengan melihat bahwa rakyat umum kurang cerdas) Bhagavata Purana 1.3.22: nara-devatvam apannah surya karya cikirsaya samudra nigrahadini cakre viryany atah param (Dalam penjelmaan kedelapan belas, Tuhan muncul sebagai Raja Rama. Guna melakukan pekerjaan yang menyenangkan untuk para Dewa, Beliau memperlihatkan kewibawaan yang melebihi kekuatan manusia dengan mengendalikan Samudra Hindia dan kemudian membunuh ateis bernama Raja Ravana, yang berada di seberang lautan) Bhagavata Purana 1.3.23: ekonavimse vimsatime vrsnisu prapya janmani rama-krsnav it bhuvo bhagavan aharad bharam (Dalam penjelmaan-penjelmaan kesembilan belas dan kedua puluh, Tuhan Sendiri menjelma sebagai Sri Balarama dan Sri Krsna dalam keluarga Vrsni (dinasti Yadu), dan dengan melakukan demikian, Beliau menghilangkan beban dunia) Bhagavata Purana 1.3.24: tatah kalau sampravrtte sammohaya sura-dvisam buddho namnanjana-sutah kikatesu bhavisyati (Kemudian, pada awal Kaliyuga, Tuhan akan muncul sebagai Sang Buddha, putra Anjana, di Propinsi Gaya, hanya dengan maksud mengelabui orang yang iri kepada orang yang setia dan percaya kepada Tuhan) Bhagavata Purana 1.3.25: athasau yuga-sandhyayam dasyu-prayesu rajasu janita visnu-yasaso namna kalkir jagat-patih (Sesudah itu, pada masa peralihan antara dua yuga, Penguasa ciptaan akan dilahirkan sebagai penjelmaan Kalki dan menjadi putra Visnu Yasa. Pada masa itu, para penguasa bumi sudah merosot hingga menjadi perampas saja) Bhagavata Purana 1.3.26: avatara hy asankhyeya hareh sattva-nidher dvijah yathavidasinah kulyah sarasah syuh sahasrasah (Wahai brahmana-brahmana, penjelmaan-penjelmaan Tuhan tidak terhingga, bagaikan banyak anak sungai yang mengalir dari sumber-sumber air yang tidak dapat dihabiskan) Bhagavata Purana 1.3.27: rsayo manavo deva manu-putra mahaujasah kalah sarve harer eva saprajapatayah smrtah (Semua rsi, Manu, dewa dan keturunan Manu, yang perkasa luar biasa adalah bagian yang berkuasa penuh atau bagian dari bagian yang berkuasa penuh dari Tuhan. Ini termasuk para Prajapati) Bhagavata Purana 1.3.28: ete camsa-kalah pumsah krsnas tu bhagavan svayam indrari-vyakulam lokam mrdayanti yuge yuge (Semua penjelmaan tersebut di atas adalah bagian-bagian yang berkuasa penuh atau bagian-bagian dari bagian-bagian yang berkuasa penuh dari Tuhan, tetapi Tuhan Sri Krsna adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa yang asli. Semuanya muncul di planet-planet bilamana ada gangguan yang diciptakan oleh kaum ateis. Tuhan menjelma untuk melindungi orang yang percaya kepada Tuhan) |
#18
|
|||
|
|||
Kalau saya sendiri lebih setuju dengan pernyataan dwipayana karena menurut saya lebih lebih logis.
Misalkan saja saya punya kekuatan mencipta dan menguasai seperti Tuhan. Apabila ada masalah/beberapa masalah saya rasa saya cukup menciptakan yang perlu saya ciptakan sesuai dengan masalah yang terjadi. Mengapa tuhan harus turun tangan langsung kalau Dia maha pencipta? Menolong ciptaannya dengan menciptakan (ciptaan-Nya yang lain) juga bentuk kasih-Nya kan? |
#19
|
||||
|
||||
Avatara ada banyak jenisnya.
Ada Yuga Avatara, Shaktavesya Avatara, Guna Avatara dan sebagainya. Ada Avatara yang berarti Tuhan turun secara langsung, ada Avatara yang berarti pribadi yang memiliki kekuatan Tuhan dalam bertugas (Guna Avatara atau Tri Murti) dan ada pula Avatara yang berarti pribadi yang ditunjuk oleh Tuhan (Shaktavesya Avatar). Menciptakan untuk menolong ciptaan memang benar juga bentuk cinta kasih Tuhan. Hanya saja, yang namanya ciptaan termasuk manusia, tidak ada yang sempurna, pasti memiliki keterbatasan. Di sinilah Tuhan turun untuk mengjarkan umat manusia ajaran kebenaran kepada manusia yang terbatas dan melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan manusia... |
#20
|
|||
|
|||
Quote:
Pertanyaan saya selanjutnya adalah bahwa Tuhan maha mengetahui. Dalam hal ini mengetahui bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi ciptaannya. Dari sini, tentunya Tuhan tahu harus menciptakan apa dan bagaimana ciptaannya itu. Memang mungkin ciptaannya ini tidak sempurna secara keseluruhan. Tapi paling tidak Sempurna untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kenapa Tuhan tidak mau (seolah-olah tidak bisa) menciptakan mahluk yang sempurna untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi ciptaannya? Sedangkan kita yakin bahwa Tuhan serba bisa dan mengetahui apa saja. Apa akibatnya jika bukan Tuhan sendiri yang turun langsung? Pernahkan terjadi kegagalan saat bukan Tuhan yang langsung turun ke dunia? Yang pernah saya baca bahwa Krishna adalah penjelmaan langsung Tuhan. Pertanyaan saya: mengapa harus tuhan yang turun langsung menangani masalah ini? Apa akibatnya jika bukan Tuhan yang turun langsung? Apa yang tidak bisa dilakukan perwakilannya sehingga harus tuhan sendiri yang turun langsung? Apa akibatnya seandainya Tuhan dan perwakilannya tidak turun sehingga menyebabkan Kurawa yang menang? Sebab saya rasa perang saudara antara pandawa dan kurawa ini memang masalah yang besar tapi tetap bisa ditangani oleh perwakilan Tuhan. Saya minta maaf karena yang bisa saya lakukan hanya bertanya sebab memang ilmu saya sangat sedikit. jadi ya bisanya cuman ngeluarin unek2 dan pertanyaan saja. Semoga terjalin diskusi yang bagus meskipun diskusinya cuma satu arah. hehehehe Terima kasih dan mohon dibantu menjawab pertanyaan saya. |
|
|