Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Religion > Hindu

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 30th January 2010
C. Tsubasa's Avatar
C. Tsubasa C. Tsubasa is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Jan 2010
Location: Mataram, NTB, Indonesia
Posts: 1,617
Rep Power: 19
C. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalaman
Default Veda versus Sains

Ilmu Pertanian dan Botani

1 01 2010 Ilmu Pertanian dan Botani
Ilmu pertanian dijelaskan dalam berbagai naskah yaitu Brihatsamhita, Arthashastra, dan secara lebih eksklusif di dalam Krishiparashara. Karya ini menjelaskan segala sesuatunya sejak pembibitan, menanam anak pohon, panen dan penyimpanan biji-bijian hasil panen. Vrikshayarveda dari Agni Purana juga membahas model irigasi, pembangunan saluran dan kanal, mengairi tanaman, dan berbagai hama tanaman dan cara penanganannya, dll.
Ilmu Botani juga dikenal pada jaman Veda dahulu kala. Pustaka kuno Veda seperti Rig-veda (10.97.21) dan Mahabharata menjelaskan bahwa tumbuh-tumbuhan memiliki jiwa dan dapat merasakan. Sir J. C. Bose membuktikannya secara ilmiah di dalam laboratorium. Karya-karya lain, seperti Upavanavinoda dari Sharngadhara-paddhanti dari abad ke-13, bersama dengan bagian-bagian dari sekian banyak Purana, seperti Agni, Padma, Matsya, Bhagavata, dan Arthashastra, Brihatsamhita, dll, membahas tentang penanganan tanaman dan penyakitnya. Informasi yang disampaikan termasuk penggunaan pupuk untuk kesuburan tanaman, penyebab penyakit dan penanganannya, bagaimana agar tanaman berbuah lebat, bagaimana bunga berbau semerbak, reaksi tanaman terhadap panas, dingin, petir, ciuman dan sentuhan, dan bagaimana memanfaatkan air dan angin dan tehnik okulasi. Bahkan ide tentang rotasi tanaman dibahas di dalam Taittiriya-samhita (5.1.7.37). Bahkan, penggunaan obat dari daun-daunan seperti ophium untuk anastesi digunakan pertama kali di India.
Pengetahuan tentang batu permata dan lapidary dapat ditemukan di dalam Garuda dan Agni Purana, yang merupakan tulisan pertama yang menjelaskan tentang kualitas dan kelas batu permata, bagaimana cara menemukan dan mengolahnya, dan bahkan bagaimana mereka bisa dipakai untuk melawan aksi dari pengaruh astrologi planet-planet.
Terdapat juga penjelasan tentang pembagian waktu, molekul-molekul, atom-atom, dan peluru, yang kesemuanya merupakan istilah-istilah Sanskrit. Naskah yang disebut Agastya Samhita berisikan ayat yang menjelaskan bahwa kain sutera adalah bahan yang sangat bagus untuk balon dan parasut karena elastisitasnya. Ayat lain menjelaskan bahwa seseorang dapat membubung tinggi di angkasa dengan memakai baju kedap udara yang diisi hidrogen. Ayat lain dalam teks-teks Veda menjelaskan proses pembuatan kawat lampu dan kabel, tekstil kedap udara, baterai, motor, dan tehnik penyepuhan logam. Lebih jauh lagi, Silpa Samhita menjelaskans teleskop dengan cara ini: “Pertama-tama buatlah kaca dengan cara dipanggang. Masukkan kaca-kaca tersebut pada bagian akhir dan bagian tengah tabung berongga. Ini bisa dipakai sebagai turi-yantra untuk mengamati badan-badan celestial jarak jauh.”
Teks-teks Vedic lainnya juga menunjukkan bagaimana cara membuat suatu barang yang kita dapatkan secara gratis sekarang ini, tetapi sulit untuk dibayangkan bahwa mereka sudah ada ribuan tahun lalu. Sebagai contoh, sebuah copy dari manuskrip Silpa Samhita di dalam perpustakaan Jain di Anhilpur, Gujarat, sebagaimana dilaporkan oleh P.N. Oak dalam World Vedic Heritage (hal.152), menjelaskan bagaimana sebuah termometer bisa dibuat dengan bantuan mercuri, benang, minyak, dan air. Sebuah naskah yang disebut Bhoj-Prabandh menyebutkan sebuah kuda kayu milik Raja Bhoj yang dapat melakukan perjalanan sejauh 22 mil dalam 24 menit, dan sebuah fan yang dapat berputar tanpa perlu bantuan secara manual untuk membuat hembusan angin sepoi-spoi.

Reply With Quote
  #2  
Old 30th January 2010
C. Tsubasa's Avatar
C. Tsubasa C. Tsubasa is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Jan 2010
Location: Mataram, NTB, Indonesia
Posts: 1,617
Rep Power: 19
C. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalaman
Default

Militer Veda

1 01 2010 Dalam bidang ilmu kemiliteran, Ramayana dan kitab-kitab Purana seringkali menyebut Shataghni, atau canon, karena diletakan di atas menara dan digunakan pada saat emergensi. Sebuah canon disebut “Shataghni” karena itu berarti senjata api yang bisa membunuh seratus orang dengan sekali tembakan. Mereka mengasalkan agniyastra, atau senjata api itu kepada Visvakarma, arsitek dari epos-epos Veda. Senjata roket juga merupakan penemuan bangsa India dan digunakan oleh tentara pribumi saat bangsa Eropa datang pertama kali. Dalam Dante’s inferno, Alexander Yang Agung menyebutkan dalam sebuah surat kepada Aristotle bahwa kilatan nyala api yang sangat mengerikan ditembakkan kepada tentaranya di India.
Shukra Neeti adalah sebuah naskah kuno Sanskrit yang berkenaan dengan pembuatan berbagai jenis senjata seperti senapan dan meriam. Dalam buku The Celtic Druids (hal. 115-116), Godfrey Higgins menyajikan bukti-bukti bahwa orang-orang Hindu telah mengetahui bubuk mesiu sejak jaman dahulu kala. Jadi anggapan bahwa bubuk mesiu pertama kali ditemukan oleh bangsa China adalah keliru.
Juga terdapat berbagai macam kemajuan teknologi dalam berbagai bidang pengetahuan di dalam pustaka Veda. Pilar besi pada bangunan Kutab Minar dekat New Delhi merupakan saksi atas pengetahuan ilmiah Veda pada masa silam. Bukti memperlihatkan bahwa pilar itu tadinya adalah Garuda Stambha dari sebuah kuil Vishnu. Ada yang memperkirakan itu berasal dari abad ke-empat A.D., sementara yang lain memperkirakan berumur lebih dari 4000 tahun. Pilar itu berdiameter 16 inci dan tinggi 23 kaki. Walaupun ada di ruangan terbuka selama berabad-abad, ia tidak berkarat. Itu terbuat dari besi murni, yang bahkan saat ini hanya bisa dibuat dalam jumlah kecil melalui proses elektrolisa. Pilar seperti itu akan sangat sulit dibuat bahkan untuk masa kini. Jadi, pilar itu menantang penjelasan!
Vedic Aryan juga mencapai penguasaan di bidang ilmu astronomi, matematika, yoga dan pengendalian nafas, arsitektur dan tata kota. Teks-teks seperti Mayamata, Samarangana-sutradhara (dari abad ke-11 A.D.), dan Vishnudharmottara (450-650 A.D.) membahas hal-hal yang berkaitan dengan ilmu arsitektur. Munasara (dari abad ke-11 sampai ke-15 dalam formatnya yang sekarang) juga menyebut tentang sebuah istana raja berlantai 12. Jadi gedung pencakar-langit bukannya tidak dikenal pada waktu itu. Lebih jauh lagi, Arthashastra (2.3,4) memuat informasi tentang bangunan benteng, gerbang menara, gopuram, istana, kuil Deity, dan pemukiman untuk berbagai tipe penduduk.
Shilpa Shastra juga teks klasik Veda tentang arsitektur, konstruksi rumah,, dan tata kota. Yang disebut belakangan ditemukan dalam Vastu Vidya. Beberapa informasi yang ditemukan dalam Vastu Vidya adalah cerita tentang Jataka dan aturan Buddhis Pali. Kemiripan ini membenarkan bahwa Vastu Vidya ada pada saat dan setelah kematian Sang Buddha, dari tahun 500 B.C., sampai 100 A.D. Lebih jauh lagi, kalau kita simak penjelassan mengenai bangunan-bangunan mewah dan tata perkotaan dari kota Dwaraka dalam Canto Kesepuluh Bhagavata Purana, kita dapat mengerti bahwa pengetahuan seperti itu telah ada dan dipakai beberapa ribu tahun lalu.
Vastushastra, bersama dengan referensi di dalam epos-epos Veda, Arthashastra, dan Jataka juga menyebut tentang bahan-bahan bangunan dan berbagai ukuran batu bata dan batu yang digunakan dalam membangun menara, pintu masuk, dan atap kubah. Vrikshayarveda bagian dari Agni Purana membahas model-model irigasi memakai saluran dan kanal.
Reply With Quote
  #3  
Old 30th January 2010
C. Tsubasa's Avatar
C. Tsubasa C. Tsubasa is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Jan 2010
Location: Mataram, NTB, Indonesia
Posts: 1,617
Rep Power: 19
C. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalaman
Default

Sains Veda Lagi…

1 01 2010 Lebih jauh lagi, dalam naskah-naskah Veda yang paling awal, seperti Atharva-veda, kita menemukan sejumlah ayat yang berkaitan dengan pemakaian dan manfaat arus listrik, seperti yang satu ini : “Bahwa daya listrik bisa menjadi sahabat aman kita, menyediakan tenaga-kuda untuk menjalankan mesin-mesin kita, cahaya untuk menerangi rumah kita, dan tenaga untuk bercocok tanam di ladang. Marilah kita pakai untuk kemakmuran dan kemudahan bagi kita melalui aliran sejumlah arus (listrik)”. (Atharve-veda, Buku 20, Hymne 7, ayat 3)
Ilmu-ilmu lain yang disebutkan di dalam Yajur-veda, seperti beberapa ayat berikut :
“O muridku, seorang murid yang belajar ilmu pemerintahan, penangkapan ikan di laut yang berarus, terbang di udara dengan pesawat, mengetahui Tuhan sebagai Pencipta melalui Catur Veda, mengendalikan pernafasan melalui yoga, melalui astronomi bisa mengetahui manfaat siang dan malam, menguasai seluruh Catur Veda, Rig, Yajur, Sama, dan Atharva, melalui unsur-unsur pokoknya.
“Melalui astronomi, geografi dan geologi, pergilah engkau ke negara-negara di dunia di bawah kolong langit ini. Keagungan bisa engkau capai melalui pengajaran yang baik kepada para negarawan dan artisanship, melalui ilmu pengetahuan medis memperoleh pengetahuan tentang semua tanaman obat-obatan, melalui ilmu pengetahuan hidrostatis mempelajari beragam manfaat air, melalui kelistrikan memahami cara kerja penerangan yang menyala terus-menerus. Camkanlah petunjuk-petunjukku dengan baik… (Yajur-veda, 6.21)
Diantara berbagai macam ilmu yang disebutkan dalam ayat-ayat di atas, hal ini mungkin mengejutkan menemukan sebuah referensi tentang pesawat terbang, atau vimana (wahana). Tetapi, kenyataannya, penyebutan pesawat terbang sering kali dijumpai dalam literatur Veda, termasuk ayat-ayat berikut dari Yajur-veda menjelaskan pergerakan mesin-mesin seperti itu :
“O para insinyur kerajaan yang terampil, bangunlah kapal-kapal laut, dibuat bergerak di atas air oleh para ahli kita, dan pesawat-pesawat udara, bergerak dan terbang ke atas, menembus awan yang terletak di wilayah pertengahan, yang terbang sebagai perahu yang terus bergerak di atas permukaan laut, yang terbang tinggi di atas dan di bawah awan yang berair. Jadilah engkau, dengan demikian, kemakmuran dunia ini yang diciptakan oleh Tuhan Yang hadir dimana-mana, dan melayang baik di udara maupun di dalam cahaya. (Yajur veda 10.19)
Di dalam Brihad Vimana Sastram dalam ayat-ayat Sanskrit disertai terjemahannya dalam bahasa Inggris, diedit oleh G. R. Josyer dari Mysore, kita dapat menemukan penjelasan tentang 37 buah model pesawat terbang vimana dengan perlengkapan untuk mengumpulkan informasi melalui perangkat nir-kabel, dan dengan kemampuan membuat dirinya tidak terlihat (invisible). Ia juga menjelaskan jenis-jenis makanan yang dikonsumsi oleh para navigator dan awak pesawat dalam penerbangan antar planet.
Rig-veda, Ramayana, Mahabharata dan teks-teks Veda lainnya juga memuat sejumlah referensi sejenis vimana, mesin-mesin terbang, dan bahkan kota terbang. Dalam Raghuvamsham, Kalidasa menyajikan suatu uraian yang gamblang dan akurat tentang penerbangan Sri Rama dari Sri Lanka (Alengka) ke Ayodya dalam sebuah pesawat terbang. Dengan tambahan ilmu pengetahuan ilmiah yang disajikan dalam teks-teks Sanskrit, menjadi jelas bahwa terbang dengan mesin sudah dikenal di jaman India kuno.
Penemuan-penemuan lain di bidang teknologi modern yaitu energi atom dan produk-produk sampingannya. Kebanyakan orang sepakat bahwa tidak ada peradaban sebelum kita yang memiliki pengetahuan tentang hal itu. Tetapi berkali-kali kita temukan dalam literatur Veda berbagai uraian tentang persenjataan, seperti brahmashtra, yang memiliki daya ledak mirip sebagaimana bom atom dewasa ini. Untuk apa lagi beberapa ayat dari Atharva-veda berikut ini ditujukan selain daripada penjelasan tentang prinsip-prinsip dasar energi atom?
“Energi Atom pembelahan sembilan puluh sembilan elemen, lintasannya diselimuti oleh neutron-neotron yang bergerak sangat aktif tanpa henti atau rintangan…. Dalam hal ini jelas-jelas para ilmuwan mengetahui daya tembak tersembunyi mirip dengan sinar matahari yang bekerja pada orbit bulan”. (Atharva-veda, 20.41. 1-3)
Hal lain yang menggambarkan kemajuan yang berasal dari peradaban Vedic Aryan adalah konsepsi mereka tentang skala waktu yang universal. Faktor waktu dihitung yang mana pengaruhnya berbeda untuk berbagai tingkatan jagat raya. Sebagai contoh, dikatakan bahwa satu hari demigod sama dengan enam bulan manusia di planet bumi. Dan satu tahun dihitung 360 hari manusia, sementara 12.000 tahun para dewa dikatakan sama dengan satu kedipan mata Maha-Vishnu. Untuk Brahma, demigod tertinggi dari semua demigod, satu siang sama dengan seribu kali siklus gabungan catur-yuga; Satya, Treta, Dvapara, dan Kali-yuga. Ini berjumlah 4,3 milyar tahun, yang pada akhir jamannya disambung dengan malam Brahma yang berdurasi sama ketika itulah terjadi annihilasi jagat raya secara parsial, termasuk planet bumi. Setelah malam Brahma, siang Brahma dimulai lagi, dan apa yang telah dihancurkan diciptakan atau dibangkitkan kembali. Menariknya, ilmu pengetahuan modern memperkirakan bahwa umur planet bumi adalah sekitar 4 milyar tahun. Vedic Aryan bisa memahami rentang waktu yang sangat panjang itu lebih dari 3.500 tahun lalu yang gambarannya mirip dengan perkiraan ilmu pengetahuan modern saat ini.
Mengenai waktu dan penghitungan jangka panjang, bahkan Dr. Carl Sagan menulis di dalam bukunya, Cosmos (Balentine Books, New York, 1980), “Agama Hindu merupakan satu-satunya keyakinan besar di dunia yang mengemukakan ide bahwa jagat raya itu sendiri mengalami suatu pemuaian, termasuk kematian dan kelahiran kembali dalam jumlah yang tidak terbatas. Ia merupakan satu-satunya agama yang membahas skala waktu, tidak diragukan lagi, seperti halnya kosmologi ilmiah modern. Siklusnya dimulai dari siang dan malam waktu kita sebagaimana biasanya sampai kepada siang dan malam Brahma, 8,64 x 10^9 tahun lamanya, lebih panjang daripada umur bumi atau matahari dan sekitar separuh waktu sejak Big Bang”.
Tentunya, kita tidak menerima bahwa kalkulasi seperti itu ditemukan secara kebetulan. Dari imajinasi macam apa sehingga bisa mendapatkan sebuah angka tertentu yang ternyata cocok dengan ilmu pengetahuan modern? Angka-angka tersebut telah disampaikan oleh Lord Krishna dalam Bhagavad-gita dan kitab-kitab Purana lainnya, jadi tidak mungkin diterima sebagai sebuah angka yang muncul secara tiba-tiba. Jadi bagaimana ilmu pengetahuan Veda dari jaman purba bisa memuat kalkulasi seperti itu?
Alasan kenapa hal ini bisa terjadi bukan karena hasil dari sebuah pemikiran spekulatif tentang kehidupan oleh para pertapa suci ribuan tahun yang lalu, tetapi karena pengetahuan Veda, seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, ditetapkan oleh Yang Kuasa sehingga mahluk hidup dapat memahami posisi mereka di dunia ini. Jadi, pengetahuan ini telah diwariskan sepanjang masa, siap untuk digunakan oleh siapapun yang memiliki kualifikasi untuk mengamalkannya. Melalui contoh-contoh di atas, kita bisa melihat bahwa banyak dari ilmu pengetahuan dan penemuan yang kita banggakan sekarang ini, mengira itu sebagai pencapaian belakangan ini, ternyata sudah diketahui bertahun-tahun yang lalu. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati jangan menganggap bahwa tidak ada peradaban sebelum kita yang sebegitu majunya. Dari literatur Veda sudah cukup bukti bahwa kita telah gagal melihat bahwa apa yang kita ketahui dan miliki saat ini, melalui pengorbanan yang sangat besar dan berbagai macam penelitian, sebenarnya hanya sekedar menemukannya kembali.
Reply With Quote
  #4  
Old 30th January 2010
C. Tsubasa's Avatar
C. Tsubasa C. Tsubasa is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Jan 2010
Location: Mataram, NTB, Indonesia
Posts: 1,617
Rep Power: 19
C. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalaman
Default

Sekelumit Sains dalam Kitab-Kitab Purana

1 01 2010 Kitab-Kitab Purana

Beralih kepada kitab-kitab Purana, mereka berisikan berbagai informasi atas penciptaan jagat raya, pemeliharaannya, dan penghancurannya. Hal-hal lainnya termasuk astrologi, geographi, penggunaan persenjataan militer, organisasi kemasyarakatan, tugas-tugas dari orang-orang yang berbeda golongan, karakteristik dan aturan tingkah laku para pemimpin, prediksi mengenai masa yang akan datang, analisis terhadap elemen-elemen materi, simpul-simpul kesadaran, bagaimanan energy ilusi bekerja, praktek yoga, meditasi, pengalaman spiritual, menyadari Sang Absolut, dan banyak lagi.
Kitab-kitab Veda ditulis ribuan tahun yang lalu, juga secara tuntas mematahkan teori para ilmuwan modern yang mengira bahwa semua peradaban kuno mengajarkan bumi sebagai pusat jagat raya dan bintang-bintang dan matahari berputar mengelilinginya. Uraian di dalam Veda tentang tatanan kosmis, dijelaskan bahwa semua planet, begitu juga matahari, masing-masing memiliki lintasan orbit tertentu dalam jagat raya. Kita juga dapat menemukan di dalam Yajur-veda suatu uraian tentang bagaimana bumi bisa bertahan di dalam angkasa raya karena gaya tarik matahari yang lebih superior. Teori gravitasi juga diuraikan di dalam Siddhanta Shiromani berabad-abad sebelum kelahiran Newton, penemu barat atas hukum gaya tarik bumi (gravitasi).
Beberapa ahli telah menulis bahwa bukti atas pengamatan astronomi tercantum di dalam Rig-veda, lebih dari 4.000 tahun lalu. Tetapi, ada beberapa ahli yang menghitung bahwa observasi tersebut berasal dari antara tahun 12.500-1.500 B.C.
Di dalam Surya-Siddhanta ada catatan-catatan tentang titik-titik koordinat bintang yang berasal dari suatu periode waktu yang sangat tua. Pengetahuan tentang risalah astronomi klasik ini dikatakan pada awalnya telah dikenal sejak 13.000 tahun yang lalu. Ravindranath Ramchandra Karnik menyebut penanggalannya ke tahun 13.902 B.C. di dalam bukunya, Ancient Indian Technologies. Yang lain, menggunakan penghitungan masa kini berdasarkan keakurasian pergerakan bintang-bintang tersebut, menduga bahwa beberapa dari koordinat yang disebutkan itu pasti telah dicatat semenjak tahun 50.000 B.C. Para ilmuwan modern menyebut buku tersebut berasal dari sekitar tahun 490 A.D. Dalam banyak hal, sudah cukup maju untuk masanya. Sebagai contoh, Surya-Siddhanta (12.54) menyebutkan bahwa walau orang-orang mungkin memandang dunia ini datar, sebenarnya bumi berbentuk bulat. Pada bab tigabelas menjelaskan tentang proses pembuatan peta, bahkan sampai pada tingkat menciptakan situasi yang sebenarnya dengan menggunakan garis-garis yang mencerminkan latitude dan longitude.
Jadi apa ini maksudnya? Menurut para antropolog, bukti meyakinkan pertama tentang keberadaan manusia modern di Eropa atau Timur Tengah dapat ditarik mundur hanya ke 40.000 tahun lalu, dan perkembangan cara hidup bercocok tanam dan menetap dalam sebuah perkampungan belum terjadi sampai 10.000-7.000 tahun lalu. Jadi dari sudut pandang ini, kelihatannya bahwa orang-orang belum memiliki kemampuan intelek atau kepedulian untuk mengukur atau mencatat posisi bintang-bintang di langit sejak 50.000 tahun lalu. Oleh sebab itu, uraian-uraian yang terdapat di dalam kitab-kitab seperti Purana atau Surya-Siddhanta membuatnya jelas bahwa peradaban Veda jauh lebih terorganisir atau maju daripada yang diduga banyak orang. Apa sebabnya para Brahmin dan Rishi di jaman dahulu menggunakan perhitungan astrologi adalah untuk menentukan waktu yang paling baik untuk melaksanakan upacara-upacara keagamaan, dan ketika mengharapkan perubahan-perubahan di muka bumi dan tingkat kesadaran masyarakat.
Dalam hal lainnya terkait dengan sistem Veda yang pada dasarnya sudah maju di bidang astronomi, Srimad-Bhagavatam (10.82.2) menjelaskan bahwa Krishna dan Balarama pernah pergi ke Samanta-pancaka (Kuruksetra) dalam persiapannya menyongsong datangnya gerhana untuk memperoleh amalan. Ternyata, orang-orang dari seluruh India datang ke tempat itu untuk berpartisipasi melakukan ritual mandi di danau yang disucikan saat gerhana berlangsung. Ini berarti, sebagaimana bunyi ayat tersebut, bahwa setiap orang mengetahui akan terjadi gerhana jauh hari sebelumnya. Jadi, sistem astronomi yang digunakan oleh para ahli astronomi Veda 5.000 tahun lalu memungkinkan mereka untuk memprediksikan gerhana matahari dan bulan jauh hari sebelumnya sebagaimana ahli astronomi modern saat ini.
Reply With Quote
  #5  
Old 30th January 2010
C. Tsubasa's Avatar
C. Tsubasa C. Tsubasa is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Jan 2010
Location: Mataram, NTB, Indonesia
Posts: 1,617
Rep Power: 19
C. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalaman
Default

Ilmu Pelayaran

1 01 2010 Ilmu Pelayaran
Vedic Aryan juga sudah cukup maju dalam pelayaran samudra. Sementara para pelaut dan saudagar bangsa Eropa kebanyakan tidak mengetahui jalur-jalur pelayaran dari Eropa ke India sampai dengan abad ke-enambelas, literatur dan epos-epos bangsa India menjelaskan gambaran bentuk bumi dan benua dan lautan ribuan tahun sebelumnya. Dan bangsa India kuno mengetahui bagaimana cara mencapai daerah seberang melalui jalur-jalur laut.
Sebagaimana dikemukakan dalam buku World-Wide Hindu Culture oleh Dr. Venu Gopalacharya (hal. 102), diketahui bahwa kapal-kapal dagang berukuran besar bangsa India biasa membawa para pelaut dan saudagar dari India ke daerah-daerah koloninya di Jawa, Sumatera, Borneo, Kepulauan Philipina, dll, sejak jaman dahulu kala sampai dengan Indian Ocean dikuasai armada dagang bangsa Eropa di abad ke-18. India lebih dari sekedar mahir dalam pelayaran dan penjelajahannya di luar batas-batas perairannya ke tiga arah. Petikan dari surat perintah larangan bahwa seorang suci, dan yang lainnya, untuk tidak bepergian melalui jalur laut ke negara lain mulai berlaku pada abad ke-14 A.D. dan seterusnya. Hal ini terjadi karena orang-orang di Malaysia dan Indonesia telah di-Islamkan dan perjalanan lewat laut menjadi sulit karena adanya fakta yang menimpa orang-orang tertentu yang melakukan perjalanan ke negeri seberang akan dipaksa untuk berganti keyakinan atau bahkan nyawanya terancam.
Yuktikalpataru, sebuah hasil karya Sanskrit dari masa pre-Kristen, memberikan aturan tata-cara membangun berbagai model kapal laut. Kitab Jataka menjelaskan bahwa penguasa dari Bengal, Simhabala, berangkat ke Sri Lanka di abad ke-enam B.C. dalam sebuah kapal membawa anaknya, Vijaya, diikuti oleh tujuh ratus awak kapal. Simhabala memiliki kapal lainnya yang mengikutinya di belakang dengan mengangkut 1.000 orang tukang kayu. Jadi ini bukanlah kapal kecil. Kapal-kapal mereka dikatakan dilengkapi dengan Matsya Yantra, yang adalah jarum magnetik yang terapung di dalam minyak yang bisa menunjukan arah haluan yang benar. Ini kemudian dikembangkan menjadi kompas modern. Tetapi, para pelaut barat baru mengetahui marine kompas setelah abad ke-16, kemungkinan setelah adanya kontak dengan pelaut India.
Keahlian bangsa India di bidang pembangunan kapal secara khusus disebutkan oleh orang Inggris, yang begitu tertarik terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan arsitektur kapal perang, dan menyebut setiap kapal bangsa India sangat bagus untuk ditiru. Sir John Malcolm menulis bahwa kapal-kapal India, “benar-benar disesuaikan dengan tujuan penggunaannya, tidak diragukan lagi merupakan keunggulan pengetahuan mereka. Bangsa Eropa, selama dua abad berhubungan dengan bangsa India, tidak bisa memperkirakan atau paling tidak menerapkan secara sukses satu perbaikan”.
Reply With Quote
  #6  
Old 30th January 2010
C. Tsubasa's Avatar
C. Tsubasa C. Tsubasa is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Jan 2010
Location: Mataram, NTB, Indonesia
Posts: 1,617
Rep Power: 19
C. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalaman
Default

Shulbasutra (Matematika)

1 01 2010 Shulbasutra (matematika)
Shulbasutra merupakan model-model matematika paling awal, dan tentunya pada mulanya digunakan untuk tujuan keagamaan. Pada dasarnya mereka dimasukkan sebagai sisipan dari Kalpasutra untuk aspek ritual (Shrauta), yang memperlihatkan model-model paling awal dari ilmu aljabar. Pada intinya mereka berisikan rumus-rumus matematika untuk merancang berbagai bangunan altar tempat pemujaan dalam ritual Veda. Setiap Shrautasutra memiliki Shulbasutra-nya sendiri, sehingga mungkin terdapat beberapa naskah tersebut di masa lalu, walau hanya tujuh Shulbasutra yang dikenal saat ini. Diantaranya yang terpenting adalah Baudhayana, Apastamba (yang keduanya merupakan sisipan dari Taittiriya Samhita atau Yajur-veda Hitam), dan Katyayana (yang merupakan sisipan dari Vajasaneya atau Yajur-veda Putih), sementara Manava, Maitrayana, Varaha, dan Vidula kurang begitu penting.
Tentang kapan Shulbasutra disusun, setelah membandingkan Shulba-Shulba Baudhayana, Apastamba, dan Katyayana dengan matematika dari jaman Mesir kuno dan Babylonia, seperti dijelaskan oleh N.S. Rajaram dalam Vedic Aryan and The Origin of Civilization (hal.139), adalah sekitar 2000 B.C. Tetapi, setelah memperhitungkan data astronomi sejak Ashvalayana Grihyasutra, Shatapantha Brahmana, dll, saat penyusunannya bisa dibawa jauh kebelakang mendekati 3000 B.C., mendekati saat terjadinya Perang Mahabharata dan penyusunan naskah-naskah Veda lainnya oleh Srila Vyasadeva.
Berdasarkan pandangan ini, matematika Veda tidak bisa lagi dianggap sebagai turunan dari matematikanya bangsa Babylonia kuno, yang bertajuk tahun 1700 B.C., tetapi pasti merupakan sumbernya begitu juga dengan ilmu hitung Yunani atau matematika Pythagoras.
Model-model matematika Veda jauh lebih maju dibandingkan dengan matematika yang ditemukan pada masa-masa awal peradaban bangsa Yunani, Babylonia, Mesir, atau Cina. Ternyata, rumusan geometri yang dikenal sebagai theorema Pythagoras dapat ditelusuri ke Baudhayana, bentuk Shulbasutra paling awal dari masa sebelum abad kedelapan B.C. Hal ini merupakan konfirmasi bahwa para filsuf bangsa Yunani kuno mendapatkan inspirasinya dari India. Ternyata, Prof. R.G. Rawlinson menyatakan, “Hampir semua teori, kepercayaan, filsafat, dan matematika, yang diajarkan oleh Pythagoras sudah dikenal di India pada abad keenam B.C”.
Pengakuan atas keunggulan matematika Veda juga sudah lama ditulis oleh Sebokht, Bishop dari Qinnesrin di Syria Utara yaitu tahun 662 A.D.. Sebagaimana dilaporkan dalam Indian Studies in Honor of Charles Rockwell (Harvad University Press, Cambridge, MA Edited by W.E. Clark, 1929), Sebokht menulis bahwa penemuan-penemuan bangsa India dalam bidang astronomi lebih jenius dibandingkan dengan bangsa Yunani atau Babylonia, dan sistem angka (decimal) mereka lebih unggul. (N.S. Rajaram, p.157, 1995)
Ini merupakan sistem yang berasal dari bangsa India yaitu sistem angka decimal puluhan, ratusan, ribuan, dll, dan prosedur memindahkan sisa dari satu kolom angka ke kolom angka berikutnya. Terdapat juga cara pembagian bilangan pecahan dan pemakaian tanda persamaan dan huruf-huruf untuk menunjukan faktor-faktor yang tidak diketahui. Sistem angka India ini digunakan di Arabia setelah tahun 700 A.D. dan kemudian menyebar ke Eropa dimana mereka telah secara keliru menyebutnya sebagai angka Arab. Itu hanya karena bangsa Eropa mengganti sistem angka Romawi ke sistem angka Arab yang bersumber di India sehingga banyak kemajuan bangsa Eropa dalam bidang ilmu pengetahuan dan matematika bisa terjadi.
Penemu pertama Calculus modern adalah orang India bernama Bhaskaracarya (1150 A.D.), dimana orang-orang mengira itu merupakan kontribusi dari Newton atau Liebnitz. Penggunaan aljabar, trigonometri, kwadrat dan akar pangkat tiga juga pertama kali dimulai di India. Formulasi istimewa angka “0”, merupakan hasil pemikiran ilmiah luar biasa bangsa India, yang memungkinkan terjadinya banyak kemajuan di bidang matematika yang kita miliki sekarang ini. Dan adalah Aryabhatta (497 A.D.) yang menghitung “phi” sebesar 3,1416. Banyak metode matematika tersebut bertebaran di dalam naskah-naskah seperti Shatapatha Brahmana, Baudhayanasutra, dll.
Reply With Quote
  #7  
Old 30th January 2010
C. Tsubasa's Avatar
C. Tsubasa C. Tsubasa is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Jan 2010
Location: Mataram, NTB, Indonesia
Posts: 1,617
Rep Power: 19
C. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalaman
Default

Perkenalan Sains Veda

1 01 2010 Naskah-naskah kuno Veda tidak semata-mata hanya berisikan pengetahuan filsafat dan spiritual tingkat tinggi, tetapi mereka juga memuat informasi tentang ilmu-ilmu materiil (material science) yang sudah maju. Jadi kita akan menyajikan daftar tentang berbagai topik yang ada di dalam ilmu pengetahuan Veda dan juga ide-ide dan pengetahuan yang sudah dikenal ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Kita juga harus menyadari bahwa tanpa adanya kemajuan yang berasal dari peradaban Veda dalam berbagai bidang yang akan dibahas, dunia ini dan masyarakat kita tentunya tidak akan seperti sekarang ini. Jadi, kita berhutang banyak kepada kemajuan yang bersumber dari kearifan Veda.
Literatur Veda juga termasuk hasil karya seperti : Ayur-veda, ilmu pengobatan holistik yang diajarkan oleh Lord Dhanvantari; Dhanur-veda, ilmu kemiliteran oleh Rishi Bhrigu; Gandharva-veda, yang membahas tentang seni musik, tari, drama, dll, oleh Bharata Muni; Artha-sastra, ilmu pemerintahan dan pembangunan ekonomi; Sthapatya-veda, ilmu arsitektur; dan Manu-samhita, kitab hukum Veda. Ada juga Shulba Sutra, perhitungan menurut sistem Veda.
Reply With Quote
  #8  
Old 30th January 2010
C. Tsubasa's Avatar
C. Tsubasa C. Tsubasa is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Jan 2010
Location: Mataram, NTB, Indonesia
Posts: 1,617
Rep Power: 19
C. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalaman
Default

Vedic Mathematics Perkudratan

1 01 2010 Vedic Mathematics
A. Pendahuluan
Vedic Mathematics adalah suatu sistem penyelesaian permasalahan matematika yang bersumberkan dari Veda, khususnya Atharvaveda. Perkembangan matematika yang bersumber dari ajaran Veda ini diprakarsai oleh Shri Bharati Krishna Tirthaji. Dengan menggunakan sistem Veda kuno ini kita dapat menyelesaikan perhitungan aritmatik dengan cepat bahkan diklaim mengalahkan metode matematika termodern saat ini.
B.Metode Pengkuadratan
Beberapa metode yang diajarkan dalam Veda antara lain sebagai berikut:
1. Metode pengkuadratan
Metode ini sangat mudah dalam mengkuadratkan bilangan antara 10-19. Perhatikan contoh berikut :
112 = ((11 + 1) .10) + 12 = 121
122 = ((12 + 2) .10) + 22 = 144
132 = ((13 + 3) .10) + 32 = 169
142 = ((14 + 4) .10) + 42 = 196
172 = ((17 + 7) .10) + 72 = 289
192 = ((19 + 9) .10) + 92 = 361
……..dan seterusnya.
Gampang khan?…………………
Asal dari metode ini adalah dari rumusan (a + b)(a − b) = a2 − b2 dan
(a + b) 2 = a2 + 2ab + b2.
Untuk bilangan puluhan dengan bilangan satuan 5, dapat digunakan metode berikut :
Contoh : 35 × 35 = (3 × (3 + 1). 100) + 25 = 1225
45*45=(100.4(4+1))+25=2025
95*95=(100.9(9+1))+25=9025
Dasar perhitungan diatas adalah sebagai berikut :
Berdasarkan persamaan dasar (a + b) 2 = a2 + 2ab + b2 , jika a = 10 k, dimana k adalah konstanta dan b = 5, sehingga (10 k + 5) 2 = 100k2 + 100k + 25 = 100k(k + 1) + 25.
Contoh :
Jika kita ambil 452, jadi k = 4  (10 . 4 + 5)2 = (100. 4(4 + 1)) + 25 = 2000 + 25 = 2025
Metode ini juga bisa dipakai jika digit terakhir bukan 5, tapi dengan catatan masih merupakan bilangan puluhan dengan digit sebelumnya sama.
Contoh :
37 × 33 = (100(3 × 4)) + 7 × 3 = 1221
29 × 21 = (100(2 × 3)) + 9 × 1 = 609
Perhitungan ini berdasarkan persamaan (a + b)(a − b) = a2 − b2, dengan mengkombinasikan persamaan sebelumnya didapat (10c + 5 + d)(10c + 5 − d) = (10c + 5)2 − d2 = 100c(c + 1) + 25 − d2 = 100c(c + 1) + (5 + d)(5 − d).
C. Desimal
Pembagian yang memerlukan perhitungan yang rumit biasanya yang tidak dapat difaktorkan dengan 2 atau 5, sehingga kita memerlukan alat bantu. Dengan sistem Veda kita dapat menghitung hal seperti ini dengan relatif mudah.
Contoh : 1/19 = …? (9 angka di belakang koma)
Untuk menyelasikan hal ini, Veda menyediakan beberapa metode, antara lain :
1. Menggunakan perkalian
• Kita mulai dari digit terakhir :
1
• Multiplikasikan dengan 2 (ini adalah digit “kunci” dari Ekadhikena)
21
• Multiplikasi 2 dengan 2, ikuti multifikasi 4 dengan 2
421 → 8421
• Sekarang multifikasikan 8 dengan 2, (=16)
68421
1 ← carry
• Multiplikasi 6 dengan 2 = 12 ditambah 1 carry sehingga menjadi 13
368421
1 ← carry
• Selanjutnya
7368421 → 47368421 → 947368421
1
Sekarang kita memiliki jawaban sampai 9 digit dan dengan total 18 digit (= denominator − numerator):
052631578
947368421
Jadi hasilnya dengan ketelitian 18 angka di belakang koma adalah 0,052631578947368421
2. Menggunakan pembagian
• Kita bagi 1 dengan 2, 0 dengan sisa 1
.0
• Selanjutnya bagi 10 dengan 2 2
.05
• Terus 5 dibagi 2 dengan sisa 1
.052
• Selanjutnya12 (sisa ,2) dibagi 2  6
.0526
• Dan seterusnya……
Dengan contoh lain, untuk 1/7, atau sama dengan 7/49 dengan digit terakhir adalah 9. dan digit sebelumnya 4. 4 ditambahkan 1 adalah 5. jadi kita multifikasikan/diderivatifkan dengan 5, sehingga menjadi:
…7  57  857  2857  42857  142857  .142,857 (berhenti pada 7 − 1 digits)
3 2 4 1 2
Jadi hasilnya adalah 0,142857 (dengan pembulatan)
D. Ketika Samuccaya sama, maka Samuccaya adalah nol
Kata Samuccaya memiliki banyak arti dalam penerapan yang berbeda. Sebagai contoh untuk “12x + 3x = 4x + 5x”, x adalah faktor yang memiliki nilai penyelesaian dengan nilai 0. Arti lain dari Samuccaya kemungkinan sebagai suatu perubah yang independen. Untuk mudahnya dapat kita ambil contoh persamaan berikut : (x + 7)(x + 9) = (x + 3)(x + 21). Samuccaya-nya adalah 7 × 9 = 3 × 21. Untuk itu nilai x = 0 adalah pernyelesaian. Arti lainnya dapat kita lihat pada penjumlahan suatu persamaan dalam bentuk pecahan seperti contoh berikut : 1/(2x − 1) + 1/(3x − 1) = 0. itu berarti 5x – 2 = 0. contoh lainnya sebagai berikut :
yang berarti 4x + 16 = 0 or x = −4.
Reply With Quote
  #9  
Old 30th January 2010
C. Tsubasa's Avatar
C. Tsubasa C. Tsubasa is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Jan 2010
Location: Mataram, NTB, Indonesia
Posts: 1,617
Rep Power: 19
C. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalaman
Default

Sloka Ilmiah

1 01 2010 Atharva Veda bab III.13.5 yang menyebutkan “Agnisomau bibhratiapa it tah” artinya air terdiri atas Oksigen dan Hidrogen. Ingatlah, Hindu itu ada sejak kapan? Veda yang lebih dulu tahu unsur pembentuk air dibanding ilmuwan modern.
Sama Veda juga menyebutkan “ Tam it samanam vaninas ca virudhoantarvatis ca suvate ca vivaha” Tumbuh-tumbuhan menghasilkan udara vital yang disebut samana (Oksigen) secara teratur. Veda’kan yang lebih cerdas dari ilmuwan modern?
Rgveda bab II.72.4 disebutkan “Aditer dakso ajayata, daksad uaditih pari” artinya : Dari aditi (materi) asalnya daksa (energi) dan dari daksa (energi) asalnya aditi (materi). Dulu Albert Enstein susah payah sampai tua akhirnya ia bisa menemukan rumus molekul E=mC2. Coba dari dulu ia membaca Veda, tidak perlu repot-repot mencari rahasia atom.
Padma Purana:
jala-jā nava-lakñāni sthāvara lakña-vimsati
krmaya rudra-sankhyakah paksinam dasa-laksani
pasavas trimsa-laksani manusya catur-laksani
“Terdapat 900.000 jenis kehidupan dalam air (aquatic species); 2.000.000 jenis kehidupan alam bentuk tumbuhan dan pepohonan; 1.100.000 jenis kehidupan serangga; 1.000.000 jenis kehidupan bentuk burung; 3.000.000 jenis kehidupan binatang buas, dan 400.000 jenis kehidupan dalam badan manusia”.
Apa para ilmuwan atau Anda tahu akan hal ini?
Atharva Veda bab VII.107.1 menyebutkan “Ava divas tarayanti, sapta suryasya rasmayah” artinya matahari memiliki tujuh jenis sinar, mereka adalah sumber hujan. Dulu siapa yang repot-repot mencari pembiasan tujuh warna matahari di air?
Yayur Veda bab XVIII.40 mengatakan “Susumnah suryarasmiscandrama susumnah” artinya sinar matahari yang disebut susumna menerangi bulan. Dahulu kala para ilmuwan sibuk berdebat dan mencari tahu apakah bulan punya cahaya sendiri atau tidak. Coba baca Veda dari dulu’kan tidak perlu repot-repot bikin satelit.
Agnim samudra vasasam (rg VIII.102.4)
Api ada didalam lautan dalam bentuk tenaga (energy) dasar laut
Agnir vrtrani janghanat (rg VI.16.34)
Api menghancurkan pencemaran
Athabhavad arati rodasyaoh (rg I.59.2)
Api adlah inti (nucleus) alam semesta
Murdha divo nabhir agnih prthiv yah (rg I.59.2)
Api adalah dasarnya langit dan intinya bumi
A yasmin sapta rasma yas talah (rg II.5.2)
Api mengandung tujuh sinar
Harayah suparna apo vasana
Vivam ut patanti (ath XIII.3.9)
Matahari mengambil air dalam bentuk uap ke langit
Ava divas tarayanti
Sapta suryasya rasmayah
Apah samudra dharah (ath VIII.107.1)
Matahari yang tujuh itu mengambil/membawa air laut ke langit dan kemudian menyebabkan hujan
Susumnah suryarasmis candrama andharvah (yayur XVIII.40)
Sinar matahari yang disebut susumna mnerangi bulan
Sumavavari prthivi sam usah sam u suryah (yayur XX.23)
Matahari bumi dan fajar (permulaan) berputar (berotasi)
Apam rasa mud vayasam
Surye santam samahitam
Apam rasasya yo rasah (yayur IX.3)
Intisari air yg paling halus (zat air = hydrogen, helium) terdapat di dalam matahari)
Sam vato vatu te hrde (rg VIII.2.14)
Udara yg segar bermanfaat untuk jantunggmu
Yad ado vat ate grhe
Amrtam nihitam guha (sama 1842)
Ya udara engkau berisi nectar (oksigen) ditempat kediamanmu
Mathid yad im vsto matarisva
Vivas advyam (rg I.148.1)
Udara menghasilkan api melalui pergesekan
Apsu asit matarisva pravistah (atha X.8.40)
Udara ada didalam air
Reply With Quote
  #10  
Old 30th January 2010
C. Tsubasa's Avatar
C. Tsubasa C. Tsubasa is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Jan 2010
Location: Mataram, NTB, Indonesia
Posts: 1,617
Rep Power: 19
C. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalaman
Default

Nuklir Prasejarah

1 01 2010 Reaktor Nuklir Prasejarah
Apa sich nuklir itu? Orang awam selalu mengidentikkan nuklir sebagai suatu yang serem, sebagai senjata pemusnah masal. Padahal saat ini nuklir lebih banyak dimanfaatkan untuk kepentingan damai. Seperti contohnya pemanfaatan nuklir untuk pembangkit listrik, radioterapi dan radiologi (kedokteran nuklir), sumber bahan bakar kendaraan seperti kapal selam Russia, kapal induk Amerika dan pesawat antariksa, teknik NDT (uji tidak merusak) dan bahkan baterai yang dapat berumur ribuan kali batarai yang ada dipasaran saat ini.
Reaktor nuklir dapat didefinisikan sebagai suatu tempat untuk melangsungkan reaksi fusi/fisi (nuklir). Dengan bahasa yang lebih sederhana dapat diartikan sebagai tempat terjadinya pemecahan atau penggabungan inti-inti atom. Penggabungan atau pemisahan inti-inti atom akan mehasilkan sejumlah energi sesuai dengan rumusan yang dikemukakan Einstein, E = m.c2. Yang ternyata bukan hal yang baru dalam ilmu pengetahuan Veda. Kesetaraan energi dan materi yang dijabarkan oleh rumusan ini diungkapkan oleh Rgveda II.72.4 yang menyebutkan “Aditer dakso ajayata, daksad uaditih pari”. Artinya : Dari aditi (materi) asalnya daksa (energi) dan dari daksa (energi) asalnya aditi (materi). Ternyata teori yang mencengangkan ini telah tersurat jauh sebelum moyang dari Einstein lahir. Jadi siapa yang lebih hebat, Einstein apa Veda?
Membuat sebuah reaksi nuklir tentu bukanlah hal mudah. Pemecahan atom-atom uranium dilakukan dalam sebuah sarana pembangkit daya (power plant), yang akan menghasilkan energi berupa panas dan neutron-neutron yang kemudian mengakibatkan atom-atom lain memecah. Proses ini disebut dengan pemecahan nuklir (nuclear fission). Diperlukan banyak ilmuwan dan teknisi yang sangat ahli untuk membuat dan mengoperasikan sarana pembangkit daya tersebut. Konstruksi reaktor nuklir sendiri ‘baru’ diperkenalkan pada 1942 di Chicago oleh Enrico Fermi, seorang ahli dan pengajar fisika yang sebelumnya, pada 1938 memenangkan penghargaan Nobel Fisika untuk “the production of transuranic elements by neutron irradiation”.
Seorang ahli fisika berkebangsaan Francis, Perrin pada tahun 1972 menemukan beberapa runtuhan fosil-fosil reaktor di daerah Oklo, Gabbon, Afrika Barat. Menurut penelitian yang dilakukan dengan melibatkan banyak tenaga ahli dan dalam kurun waktu yang cukup lama, disimpulkan bahwa reaktor ini telah beroperasi sekitar 150 juta tahun dengan daya rerata 100 kW. Sampai saat ini jumlah fosil reaktor yang ditemukan sebanyak 15 buah pada tiga site yang berbeda di daerah oklo, Rep, Gabon.
Tanggal 2 Juni 1972, petugas analis di Pierrelatte – Nuclear Fuel Processing Plant, Prancis (yang mengimpor kebutuhan uraniumnya dari Gabon) pada mulanya hanya melakukan pekerjaan rutinnya untuk memeriksa massa beberapa contoh uranium yang akan digunakan tersebut dengan spektrometer. Uranium yang akan diproses, seperti biasa adalah bermassa 235U dengan nilai rasionya selalu adalah 0,00720, namun pada contoh yang diperiksa ternyata mempunyai rasio 0,00717. Walaupun perbedaan yang ditemukan itu relatif kecil namun membuat para ahli dari Prancis lalu berdatangan langsung ke pertambangan Oklo dan di sana justru menemukan uranium dengan rasio yang jauh lebih rendah lagi, mencapai 0.00440. Perbedaan rasio yang lebih rendah ini hanya akan terjadi jika 235U sebagai bahan bakar telah pernah digunakan untuk proses reaksi nuklir. Bahkan di lokasi yang sama juga ditemukan produk keluaran proses reaksi nuklir, yaitu neodymium, sama dengan yang dihasilkan oleh reaktor nuklir masa kini.
Konstruksi reaktor nuklir di Oklo tersebut dirancang dengan menggunakan teknologi yang jauh lebih maju dan efisien daripada yang kini digunakan, termasuk dalam proses pengolahan (yang memanfaatkan air) dan pembuangan limbahnya (dapat dibuang di lokasi itu juga secara aman). Karena itu kemudian menjadi bahan kajian bagi para ahli dalam mendayagunakan teknologi nuklir masa kini.
Dalam Veda sendiri banyak sloka yang mengindikasikan perkembangan energi nuklir. Disamping kesetaraan materi dan energi pada Rgveda II.72.4, Kisah Bharata Yuda juga menyebutkan digunakanya senjata pemusnah Brahmastra yang sepanas matahari. Uniknya penelitian menunjukkan pada area kuru setra tempat Bharata Yuda berlangsung ditemukan tingkat radiasi yang sangat tinggi. Tentunya hal ini hanya dimungkinkan jika di daerah tersebut terjadi aktivitas radioaktif yang tinggi akibat adanya timbunan unsur-unsur radioaktif. Mungkinkah Brahmastra itu adalah senjata Nuklir?
Dalam peperangan antara Arjuna dengan Asvatama juga dikisahkan penggunaan senjata sakti Brahmasirah yang dapat menyemburkan api sebesar gunung. Senjata apa yang bisa mengeluarkan energi seperti itu? Andaikan minyak bumi, diperlukan sekitar 1 ton miyak. Sedangkan dengan bahan bakar nuklir hanya perlu sekitar 1 gram saja. Satu lagi kisah yang sangat menarik yang diceritrakan dalam Mausala Parwa, yaitu meledaknya senjata mausala yang menyebabkan musnahnya bangsa Wresni dan sekaligus menenggelamkan kerajaan Sri Krishna ke dasar laut. Dengan teknologi kita sekarang ini, senjata apa yang bisa menghancurkan sedasyat itu? Hanya rekasi nuklir baik itu fisi/pembelahan, contoh pada Bom Uranium yang menghancurkan Hirosima dan Nagasaki. Maupun fusi/penyatuan, contoh bom Hidrogen yang telah melenyapkan satu pulau di kepulauan Pasifik pada ujicoba pertamanya.
Dengan adanya penemuan Reaktor Nuklir purba, penemuan situs-situs yang mengindikasikan kecocokannya dengan Veda, apakah mungkin kehidupan jaman dahulu lebih canggih dari jaman sekarang?
Terlepas dari semua itu, Veda telah menunjukkan kebenaran-kebenarannya yang mulai diakui secara ilmiah dan meruntuhkan teori-teori dan filsafat dangkal yang mendiskreditkan Veda. Banggalah sebagai pengikut Veda.
Sumber : Cowan, A Natural Fission Reactor, Scientific American, 7/76: 3647
Suja, I Wayan, Titik temu IPTEK dan Agama Hindu, Manik geni, Denpasar
Serber, R., The Los Alamos Primer: The First Lectures on how to Build and Atomic Bomb,University of California Press, 1992
posted under Sain
Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 12:13 PM.