Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Religion > Hindu

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 30th January 2010
C. Tsubasa's Avatar
C. Tsubasa C. Tsubasa is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Jan 2010
Location: Mataram, NTB, Indonesia
Posts: 1,617
Rep Power: 19
C. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalaman
Default Pendapat Dunia terhadap Veda

Om Swastyastu,

Hare Krishna,

Ini adalah thread pertama dalam kategori agama Hindu, semoga Anda yang beragama Hindu, banyak mendapat manfaat dari http://ceriwis.us/hindu dan juga semakin bangga menjadi pemeluk Veda. Tenang, saya akan kutip ke sini semua yang berkaitan dengan Veda. Anda pasti akan sangat bangga...

Om Santih Santih Santih Om,

Hare Bolo.



Last edited by C. Tsubasa; 30th January 2010 at 08:59 AM.
Reply With Quote
  #2  
Old 30th January 2010
C. Tsubasa's Avatar
C. Tsubasa C. Tsubasa is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Jan 2010
Location: Mataram, NTB, Indonesia
Posts: 1,617
Rep Power: 19
C. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalaman
Default

Beberapa Pendapat Dunia

1 01 2010
  1. Max Muller: Veda akan terus dikagumi dan dihargai selama samudera dan gunung masih ada di atas bumi.
  2. Ralph Waldo Emerson: Veda memuliakan hidup kita. Seluruh filsafat dan ilmu pengetahuan Barat tampak kecil dan tak berarti di hadapan Veda. Seluruh manusia di bumi ini harus kembali ke Veda.
  3. Pall Thema: Veda adalah dokumen mulia, dokumen yang tidak saja bernilai dan menjadi kebanggaan India tetapi bagi seluruh umat manusia, karena di dalamnya kita melihat manusia berupaya untuk mengangkat dirinya di atas keberadaan dunia ini.
  4. Arthur Schoupenhour: Ini meyakinkan orang banyak bahwa Veda adalah abadi dan tidak dapat dijawab oleh manusia dan bahwa Veda berasal dari Brahman, yang adalah penciptanya.
  5. Prof. Heeren: Veda berdiri tegak sendirian dalam kemegahannya sebagai mercusuar cahaya suci bagi gerak maju kemanusiaan.
  6. Lord Morley: Apa yang ditemukan dalam Veda, tidak ada di tempat lain.
  7. Leo Tolstoy: Agama Veda tidak hanya agama yang tertua tapi juga agama yang paling sempurna. Ia menempati posisi pertama dan yang paling utama di antara agama-agama dunia.
  8. Gerald Heard mengatakan, ”Vedanta sangat ilmiah tentang – hukum-hukum yang mengatur alam semesta.”
  9. Dr. Kenneth Walker yang menyanjung kebijaksanaan Veda dan mengatakan, ”Vedanta merupakan suatu usaha untuk meringkas seluruh pengetahuan manusia dan membuat manfaat seluruh pengalaman manusia. Pada suatu saat ia adalah agama, pada saat lainnya filsafat dan saat lainnya lagi ilmu pengetahuan.” Dengan kata lain 3 pilar ilmu pengetahuan dunia, terdapat di dalam kitab suci Hindu (Veda) yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi.
  10. Sarvepalli Radhakrishnan: Setelah musim dingin selama beberapa abad, kita sekarang berada pada periode kreatif dari agama Hindu. Kita mulai melihat pada agama kita yang telah berusia berabad-abad dengan pandangan mata segar.
  11. Albert Enstein: Ketika saya membaca Bhagavad Gita lalu merenungkan tentang bagaimana Tuhan menciptakan jagat raya ini, segala hal lain terasa begitu tidak bermakna.
  12. Dr. Arnold Joseph Toynbee: “Sekarang telah menjadi jelas bahwa satu bab yang memiliki awal Barat akan seharusnya memiliki satu akhir India bila dia tidak ingin berakhir dalam penghancuran diri sendiri dari ras manusia. Pada saat yang amat sangat berbahaya dari sejarah manusia, satu-satunya jalan keselamatan adalah jalan kuno Hindu. Di sini kita memiliki sikap dan semangat yang dapat membuat mungkin bagi ras manusia untuk tumbuh bersama dalam satu keluarga tunggal. Jadi sekarang kita berpaling ke India : hadiah spiritual ini, yang membuat manusia (memiliki) kemanusian (that make a man human), masih tetap hidup dalam jiwa-jiwa India. Teruslah memberikan hal ini pada dunia. Tidak ada apapun yang lain yang dapat memberikan demikian banyak untuk membantu ras manusia (mankind) menyelamatkan dirinya dari penghancuran.” (Sejarawan Inggris 1889 – 1975).
Reply With Quote
  #3  
Old 30th January 2010
C. Tsubasa's Avatar
C. Tsubasa C. Tsubasa is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Jan 2010
Location: Mataram, NTB, Indonesia
Posts: 1,617
Rep Power: 19
C. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalaman
Default

28 Alasan Stephen Knapp Memilih Menganut Veda


14 12 2009 Stephen Knapp mantan Yahudi berkebangsaan Amerika:
1. Apa yang diajarkan oleh agama Hindu? Peradaban Veda atau agama Hindu modern, adalah satu cara hidup. Ia bukanlah satu ras manusia atau sekedar agama atau keyakinan sektarian. Ia tidak menjadi milik satu ras atau negeri tertentu. Ia adalah satu jalan yang mendukung satu aturan tingkah laku (code of conduct) yang menghargai kedamaian dan kebahagiaan dan keadilan bagi semua orang.
2. Hindu adalah peradaban tertua di dunia yang tetap hidup.
3. Veda adalah kitab suci yang tertua dan paling lengkap.
4. Veda mempunyai filsafat spiritual yang paling maju dan paling sempurna.
5. Veda memberikan lebih banyak informasi mengenai ilmu pengetahuan tentang kehidupan sesudah mati, karma dan reinkarnasi.
6. Filosofi Veda menawarkan pemahaman paling lengkap mengenai Tuhan dan dimensi spiritual.
7. Hindu dan Veda memiliki banyak sabda dan perintah langsung dari Tuhan.
8. Veda menawarkan bentuk-bentuk Tuhan yang paling indah dan penuh kasih sayang.
9. Peradaban Veda memiliki guru-guru spiritual terbesar yang dapat anda temukan.
10. Veda menawarkan jalan yang paling langsung kepada realisasi dan pencerahan spiritual pribadi.
11. Karena Hindu adalah satu jalan yang paling ekspresif, ia juga adalah yang paling memenuhi secara emosional.
12. Hindu, menawarkan satu jalan hidup ilmiah, dari diet, gaya hidup, jadwal harian, dll.
13. Siapapun dalam posisi apapun dapat menjadi seorang Hindu dan mempraktekan dan mendapat manfaat dari pengajaran Veda.
14. Jalan Veda memandang semua agama sebagai benar, atau bagian dari kebenaran yang satu, dan jalan bagi keselamatan.
15. Hindu, tidak menghadirkan Tuhan sebagai Tuhannya orang Hindu, Muslim, Kristen atau Sikh.
16. Inilah sebabnya mengapa orang-orang Hindu, pengikut dari jalan Veda, dapat hidup damai dengan orang-orang dari agama lain.
17. Agama Hindu tidak mempunyai konsep jihad, perang suci, perang salib, atau kesyahidan.
18. Pengikut filosofi Veda tidak menjadikan orang lain sebagai target konversi.
19. Agama Hindu menerima bahwa setiap orang mempunyai hak untuk memilih jalan mereka sendiri menuju pencerahan atau keselamatan.
20. Agama Hindu menawarkan satu Tuhan dan kesadaran universal, jauh melampaui sekedar tradisi lokal.
21. Agama Hindu mendorong kita semua melihat Tuhan dalam semua makhluk.
22. Di dalam Hindu anda dapat mengajukan semua pertanyaan yang anda inginkan tanpa dianggap murtad atau orang yang ragu.
23. Agama Hindu adalah peradaban satu miliar dollar.
24. Veda menawarkan jalan termudah untuk kembali kepada Tuhan.
25. Agama Hindu mengajarkan kesadaran universal daripada kesadaran yang berpusat pada diri sendiri.
26. Agama Hindu mengembangkan kepedulian yang sungguh-sungguh terhadap orang lain.
27. Dengan atau tanpa institusi, agama Hindu menunjukkan dan menyatakan bahwa semua orang mempunyai hubungan pribadi dengan Tuhan.
28. Agama Hindu, membukan pintu makna kehidupan yang sebenarnya.
Reply With Quote
  #4  
Old 30th January 2010
C. Tsubasa's Avatar
C. Tsubasa C. Tsubasa is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Jan 2010
Location: Mataram, NTB, Indonesia
Posts: 1,617
Rep Power: 19
C. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalaman
Default

Henry David Thoreau (1817-1862)

14 12 2009

Henry David Thoreau (1817-1862) Filsuf Amerika, unitarian, kritikus sosial, transendentalis dan penulis. Adalah Ralph Waldo Emerson yang membangunkannya pada sebuah antusiasme sejati pada India.
Kekuatan dari Upanisad bahwa Thoreau muncul mewarisinya di Walden dan menginspirasi tidak hanya pada mereka yang mempelopori perpindahan tenaga kerja Inggris, tetapi semua yang membacanya pada hari ini. Kelok-kelok di timurlaut Massachusetts, penghormatannya pada sisi luar dan pandangannya jatuh pada Walden Pond.
Ia kerap menyinggung air—kiasannya jelas—kebijaksanaan Gita mengajarkan pemurnian pikiran: “Dengan usaha kesadaran pada pikiran, kita dapat berdiri jauh dari aksi dan konsekuensinya; dan segala hal, baik maupun buruk, pergi dengan kita seperti aliran air yang deras.
Ia telah menemukan Sungai Ganganya yang suci. Tinggal di sana dan mencoba “mempraktekan yoga dengan setia” selama dua tahun keberadaannya di Walden, ia menulis:
“Pada pagi hari saya memandikan intelektualitas saya pada filsafat yang mengagumkan dan agung dari Bhagavad Gita, sejak tahun-tahun yang berkomposisi dengan Tuhan itu berlalu, dan di dalam perbandingannya dengan dunia kita yang modern dan segala literaturnya tampak lemah dan sepele; dan saya ragu jika filosofinya tidak menjadi petunjuk pada bagian dari kehidupan sebelumnya, jadi sedikit keagungannya dari konsepsi kita. Saya meletakkan buku itu dan pergi pada sumur mata air saya, dan o! Di sana saya menemukan pelayan dari Brahmin, persembahyangan pada Brahma, Visnu dan Indra, yang tetap duduk pada kuil-Nya di sungai Ganga sambil membaca Veda, atau berhuni dengan atap dari pohon beserta kayunya dan air—kendi. Saya menemukan pelayannya datang mengambil air untuk gurunya, dan ember kita seperti digunakan mengambil air secara bersamaan pada sumur yang sama. Air murni di Walden adalah bercampur dengan air suci dari sungai Ganga.”

(sumber: The Writings of Henry D. Thoreau – Walden 1989. Universitas Princeton. Press. Hal. 298 and How Vedanta Came to the West – Oleh Swami Tathagatananda – swaveda.com). Listen to The Bhagavad Gita podcast - Oleh Michael Scherer – americanphonic.com.
Pada tahun 1840-an Thoreau menemukan India, antusiasmenya pada filsafat India demikian mendukungnya. Dari 1849-1854, ia membawa sejumlah besar kitab India dari Perpustakaan Universitas Harvard, dan tahun 1855 ketika teman Inggrisnya Thomas Chilmondeley mengiriminya sebuah hadiah dari 44 buku-buku Timur yang terdiri dari berbagai judul seperti Reg Veda Samhita, Mandukya Upanisad, Visnu Purana, Institute of Manu, Bhagavad Gita dan Bhagavata Purana, dan lain-lain.
Pada perenungannya pada India ia menemukan “sebuah kekuatan mengagumkan tentang keniskalaan” dan kekuatan mental yang mampu menarik dari perhatian dunia yang empiris kepada pikiran yang kokoh dan terbebas dari kebingungan.
“Apa yang dikutip dari Veda telah saya baca dan bagi saya seperti cahaya dari seorang bintang yang lebih tinggi dan lebih murni, yang mendeskripsikan jalan yang agung melalui lapisan yang murni. Ia terbit bagi saya seperti bulan penuh setelah bintang-bintang keluar, menyeberang melalui sebuah lapisan di langit.”
(sumber: Commentaries on the Vedas, The Upanishads & the Bhagavad Gita – By Sri Chinmoy Aum Publications. 1996. Hal. 26).
“Bilamana saya telah membaca bagian-bagian Veda, saya merasa bahwa sebuah cahaya yang aneh dan tidak diketahui menyinari saya. Dengan ajaran yang hebat dari Veda, tanpa ada sentuhan dari sektarian. Ia adalah segala zaman, iklim dan kebangsaan dan adalah jalan yang megah menuju pencapaian dari Pengetahuan Terbaik. Ketika saya membacanya, saya merasa bahwa saya berada di bawah surga yeng berkelap-kelip dari sebuah malam musim panas.”
(source: The Hindu Mind: Fundamentals of Hindu Religion and Philosophy for All Ages - Oleh Bansi Pandit B & V Enterprises 1996. Hal. 307).
Henry David Thoreau – Orang bijaksana yang memperoleh inspirasi spiritual dari Bhagavad Gita.
(sumber gambar: Webmaster’s personal collection of art).
Ditujukan pada Chitra Gallery.
“Saya ingin katakan pada para pembaca kitab suci, jika mereka mengharapkan buku yang bagus, bacalah Bhagavad Gita … yang diterjemahkan oleh Charles Wilkins. Ia pantas dibaca sebagai referensi bahkan oleh orang-orang Amerika… Di samping Bhagavad Gita, Shakespeare tampaknya kadang disemangati kaum muda… Ex oriente lux mungkin masih dijadikan semboyan oleh para sarjana, untuk dunia Barat belum diperoleh dari Timur segala cahaya yang dipersiapkan untuk diperoleh kemudian.”

Dalam bukunya Walden, Thoreau mengandung referensi tegas pada kitab-kitab India seperti:
“How much more admirable the Bhagavad Geeta than all the ruins of the East.’ (Seberapa Lebih Menarik Bhagavad Gita daripada Seluruh Reruntuhan dari Timur)
(sumber: The Writings of Henry D. Thoreau – Walden 1989. Universitas Princeton. Press. Hal. 57).
Thoreau menggambarkan Kekristenan sebagai “radikal” karena “moralnya yang murni” kontras pada “intelektualitas yang murni” dari Hindu.
(sumber: A Week on the Concord and Merrimack Rivers – Oleh Henry David Thoreau hal. 109 – 111).
“Veda mengandung catatan yang bijaksana dari Tuhan.” “Pemujaan yang diadakan oleh Veda adalah prestasi yang luar biasa.”

Kitab-kitabnya merangkul keseluruhan moral hidup dari Hindu dan sebagai alasan tidak ada kepercayaan selain ketulusan. Kebenaran sebagai referensi pada hati terdalam manusia, tanpa ada standar.
Thoreau, seperti transendentalist lainnya telah bernafas dan berkatolisitas dalam pikiran yang membawanya mempelajari agama India. Dari awal ia dikecewakan dengan organisasi Kristen (ia tidak pernah ke gereja) dan seperti yang Emerson tunjukkan minat tingginya pada Hindu dan filsafatnya. Dalam perbandingan dengan Hebraisme, Thoreau menemukan superioritas Hindu dalam banyak hal. Bagian berikut mendemonstrasikan kekecewaan Thoreau dengan Hebraisme dan kecintaanya pada Hindu: Pada 1853 ia menulis:
“Umat Hindu adalah yang paling jelas dan religi yang penuh pertimbangan dibanding Ibrani. Mereka memiliki mungkin yang lebih murni, lebih merdeka dan pengetahuan yang impersonal (tanpa ada campur tangan manusia) mengenai Tuhan. Kitab suci mereka menggambarkan keingintahuan pertama dan akses kontemplasi kepada Tuhan; kitab Ibrani adalah hasil penelitian, terlalu dan lebih personal (ada campur tangan manusia) akan pertobatan. Itu mengejutkan dan penuh gairah. Tuhan lebih memilih jika anda mendekati-Nya dengan bijaksana, tidak mengaku dosa, meskipun anda berdosa. Hanya dengan melupakan diri anda bahwa diri anda datang mendekati-Nya. Dengan ketenangan dan kelemahlembutan di mana pendekatan dan wacana ilmiah filsafat Hindu pada tema terlarang adalah mengagumkan.”

Konsep Kristen dan Hindu tentang manusia, Thoreau berpikir, secara diametris bertentangan satu sama lain, orang keuskupan dahulunya seperti orang yang lahir dalam keadaan berdosa sedangkan kemudian membawanya menjadi orang spiritual yang berpotensi. Konsep yang agung diwujudkan dalam agama Hindu yang menarik bagi Thoreau. Memuji konsep seperti itu ia menulis: “Dalam kitab suci agama Hindu pemikiran tentang manusia yang sungguh tidak terhingga dan luhur. Tidak ada di manapun juga konsepsi mulia mengenai nasibnya. Ia kehilangan banyak waktu untuk Dewa Brahma, dirinya “Lelaki Spiritual”.
Thoreau – filsafat agungnya menyendiri, kebenciannya pada materialisme, perkumpulannya, yoganya yang menolak (keduniawian) dan kekerasan, ketidakambisiusannya, kecintaannya pada kesunyian, kecintaannya yang mendalam pada alam, menghasilkan penolakannya untuk bekerja sama dengan pemerintah yang kebijaksanaanya tidak disetujuinya, tentunya karakternya yang sangat berbeda sepertinya tidak dapat dimengerti. Di samping itu, ia vegetarian, bukan perokok, bukan peminum miras. Ia tinggal bujangan, sepanjang hidupnya, berjalan ratusan mil, menghindari penginapan, lebih memilih tidur di jalan kereta api, tidak pernah menyatakan dan tidak pernah pergi ke gereja, mendapat inspirasi spiritual dari kitab-kitab suci Hindu seperti Bhagavad Gita, dan hukum-hukum dari kehidupan Manu yang sangat cermat dan hidup Spartan.
Pengaruh agama Hindu menjadikan Thoreau seorang Yogi.
(sumber: Hindu Scriptures and American Transcendentalists – Oleh Umesh Patri hal. 98 -240 dan India And Her People – Oleh Swami Abhedananda hal. 235-236).
Henry David Thoreau, telah terpesona oleh kitab suci India, khususnya Bhagavad-Gita. Ia menyimpan salinan tulis tangan dari Bhagavad Gita di pondoknya di Walden Pond, dan mengklaim dengan prihatin bahwa “pada jarak waktu yang jarang, tetap aku seorang yogi.”
(sumber: Fear of Yoga – Oleh Robert Love – Columbia Journalism Review- Desember 2006).
Dalam kitab suci agama Hindu pemikiran tentang manusia yang sungguh tidak terhingga dan luhur. Tidak ada di manapun juga konsepsi mulia mengenai nasibnya. Ia kehilangan banyak waktu untuk Dewa Brahma dirinya sendiri…tidak ada konsep mulia tentang penciptaan di mana pun… Betapa tidak jelas pada teogeni yang tidak menyatakan langsung sebuah kebenaran yang maha mulia.”
Pada tanggal 6 Agustus 1841 ia menulis di surat kabarnya bahwa:
Saya tidak bisa membaca sebuah kalimat dalam kitab Hindu tanpa meninggikannya di atas meja-daratan Ghauts. Ia berirama seperti badai di gurun pasir, seperti sungai Ganga yang sedang pasang, dan tampak mengecam hebat seperti gunung Himalaya. Tetap pada jam terakhir ini, tidak digunakan oleh waktu dengan penduduk asli dan sifat gengsinya menggunakan pakaian Inggris seacuh Sansekerta.”
(sumber: India in the American Mind – By B. G. Gokhale hal. 22-27).
Ia bahkan mengikuti cara hidup Hindu traditional
“Itu lebih cocok bahwa saya harus hidup sebagian besar dengan nasi, yang mencintai filsafat India”
(sumber:Philosophy of Hinduism – An Introduction – By T. C. Galav Universal Science-Religion. ISBN: 0964237709 p 18)
Dalam pemikirannya yang transenden, dunia kesatuan yang besar masuk ke dalam keluarga yang berketuhanan. Ia menemukan di samping kolam Walden “pelayan dari Brahmin, pendeta dari Brahma, Visnu dan Indra, yang masih duduk di kuilnya di sungai Ganga membaca Veda…” ember mereka “digunakan bersama dalam sumur yang sama. Air jernih Walden bercampur dengan air suci Ganga”. Thoreau, orang bijak yang penuh damai, berkata, “Vedanta mengajarkan bagaimana ‘tatacara meninggalkan keagamaan’ penggemar bisa mendapatkan pemurnian pikiran.” Dan, “Satu kalimat dalam Bhagavad Gita, adalah bernilai bagi negara bagian Massachusetss selamanya”.
sumber:The Bhagavad Gita: A Scripture for the Future Translation and Commentary – Oleh Sachindra K. Majumdar Asian Humanities Press. 1991. Hal. 5.)
“Tidak di manapun juga ada yang mampu meninggikan dan mendukung pembaca menuju yang lebih besar, pemikiran lebih murni atau lebih jarang dibanding Bhagavad Gita. Kerohanian dan keagungan Bhagavad Gita telah mengesankan pemikiran bahkan dari para tentara dan pedagang”.

Ia juga mengakui bahwa, “Agama dan filsafat Ibrani semuanya lebih liar dan suku yang lebih kasar, kesopanan dan intelektual budi bahasa serta hehalusan kurang dari kebudayaan Veda.” Thoreau membaca literature di India dan Veda secara luas: ia melakukannya dengan serius.
(sumber: The Secret Teachings of the Vedas. The Eastern Answers to the Mysteries of Life - Oleh Stephen Knapp volume satu. Hal. 22).
Seperti Emerson, seorang bijaksana yang penuh kedamaian, Thoreau, juga sangat dikaruniai dengan ajaran mulia dari Vedanta.
(sumber: India And Her People – Oleh Swami Abhedananda hal.235-236).
Ia terutama sekali tertarik dengan elemen-elemen Yoga dalam Manu Smerti. Thoreau naik di atas eksperimen Waldennya dalam semangat pertapaan India. Dalam sebuah surat yang ditulis untuk H. G. O. Blake tahun 1849, ia berkata:
“Terbebas dalam dunia seperti burung-burung di udara, terlepas dari setiap macam rentetan, yang telah mempraktekan Yoga dalam Brahmin beberapa buah hasil dari kerja mereka. Percaya akan hal itu, ketidaksopanan dan ketidakpedulian seperti saya, saya akan senang mempraktekan Yoga dengan setia. Yogi ini, asyik dalam perenungan, menambah derajatnya pada dunia; ia menghirup wewangian rohani, ia mendengar berbagai hal yang menakjubkan. Bentuk-bentuk kerohanian melintasinya tanpa menyobeknya dan ia pergi, ia bertindak seperti zat asli yang berjiwa. Untuk beberapa tingkat, dan pada jarak waktu yang jarang, tetap saya seorang Yogi.”
(sumber: Oriental Enlightenment: The encounter between Asian and Western thought – Oleh J. J. Clarke hal. 86-87 dan Hindu Scriptures and American Transcendentalists – Oleh Umesh Patri hal. 98 -240). Untuk selebihnya tentang Thoreau berkenaan pada bab GlimpsesVI).
Selama bersama Emerson, ia mempublikasikan karangan tentang kitab-kitab suci Hindu dalam sebuah jurnah yang disebut The Dial.
Thoreau membayar hasratnya dengan penghormatan kepada Bhagavad Gita dan filsafat India dalam A Week on Concord and Merrimack Rivers (Seminggu dengan Kedamaian dan Sungai Merrimack):
“Kebanyakan buku-buku berada di rumah dan jalanan saja,…Tetapi ini…amanat-amanat yang paling mendalam dan paling kekal dalam diri manusia…Kebenarannya berbicara secara segar pada pengalaman kita… (Hukum Manu) adalah sebuah bagian dengan kedalaman dan ketentraman dan saya yakin mereka akan memiliki tempat dan arti sepanjang ada langit untuk mengujinya.”
(sumber: How Vedanta Came to the West – Oleh Swami Tathagatananda – swaveda.com).
Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 12:03 PM.