Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Religion > Hindu

Reply
 
Thread Tools
  #11  
Old 30th January 2010
C. Tsubasa's Avatar
C. Tsubasa C. Tsubasa is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Jan 2010
Location: Mataram, NTB, Indonesia
Posts: 1,617
Rep Power: 19
C. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalaman
Default

Satuan Ukuran dalam Pustaka Veda (Material Science)

1 01 2010 Satuan Ukuran dalam pustaka Veda (Material Science)
Sebagaimana kita ketahui. Veda berasal dari kata “Vid” yang berarti “mengetahui” dan “Veda” sendiri berarti “ilmu pengetahuan”. Dalam pengertian semantik, Veda berarti pengetahuan suci, kebenaran sejati, kebijakan tertinggi atau pengetahuan spritual sejati tentang kebenaran abadi. Veda terdiri dari 2 jenis pengetahuan, yaitu pengetahuan rohani (Spiritual Science) tentang Tuhan, Atman dan hubungannya yang disebut “Para Vidya” dan pengetahuan tentang dunia material (Material Science) dan aturan-aturan kehidupan yang disebut “Apara Vidya”.
Veda sebagai Apara Vidya yang mengajarkan prihal dunia material, sudah barang tentu Veda bersentuhan langsung dengan dunia-dunia yang berbau ilmiah. Beberapa bagian ajaran Apara Vidya dalam Veda yang memiliki korelasi kuat dengan dunia sains yang ilmiah antara lain;
1. Ilmu Astronomi (Jyotisa)
2. Ilmu Kedokteran (Ayurveda)
3. Ilmu Militer dan pemerintahan (Dhanurveda)
4. Ilmu Arsitektur (Ghandarva Veda)
5. Ilmu perbintangan (Siddha Vaidya)
6. Ilmu Politik dan Ekonomi (Artha Sastra)
7. Logika dan Analisa (Nyaya)
Sebagaimana layaknya sains, semua pustaka Apara Vidya diatas didasari atas ilmu hitung (Vedic Mathematic) serta satuan ukuran/besaran.
Semua pustaka suci Veda menggunakan bahasa yang Ilmiah. Kenapa disebut bahasa yang ilmiah? Karena Veda menggunakan bahasa Sansekerta. Menurut penelitian NASA (Badan Antariksa Amerika) dalam majalah AI (Artificial Intelligence) yang diterbitkan pada musim semi 1985 yang merupakan hasil penelitian Rick Briggs, Bahasa Sansekerta adalah satu-satunya bahasa yang bisa diterjemahkan secara langsung ke dalam bahasa pemrograman komputer.
Ilmuwan NASA telah membuktikan bahwa Sansekerta adalah satu-satunya bahasa yang dapat mengekspresikan setiap kondisi yang ada di alam semesta dengan jelas. Dengan struktur bahasa yang sempurna, Bahasa Sansekerta dapat dan telah digunakan sebagai Bahasa Kecerdasan Buatan, Artificial Intelligence.
Rigg Briggs, seorang peneliti NASA, menjelaskan bahwa struktur Panini (Panini Grammer) bisa digunakan untuk menciptakan bahasa tingkat tinggi yang efisien dan sistematis tanpa perlu menggunakan karakter alfanumerik sebagaimana yang dipakai dalam semua bahasa tingkat tinggi komputer sekarang ini. Bahasa tingkat tinggi artinya, bahasa yang menyerupai bahasa manusia dan merupakan jembatan instruksi manusia dengan mesin (komputer). Bahasa tingkat tinggi ini berkebalikan dengan bahasa mesin (bahasa tingkat rendah) pada komputer yang terdiri atas kombinasi biner: 0 dan 1 (open and close positions).
Sementara bahasa-bahasa lain membutuhkan parser (untuk memisahkan sintaksis) agar dapat dimengerti komputer dan membutuhkan karakter alfanumerik (angka dan tanda baca), Bahasa Sansekerta mampu melakukannya dengan jelas tanpa keduanya. Tidak heran selama jutaan tahun Bahasa Sansekerta dipakai sebagai bahasa tulisan dalam berbagai bidang profesi, seperti matematika, hukum, filsafat, linguistik, astronomi, kedokteran, sastra dan lain sebagainya. Mungkin hal ini jugalah yang menyebabkan Veda sebagai kitab suci tertua tetap bertahan sampai saat ini karena memang tidak terjadi perubahan makna akibat ambiguitas tafsir dalam pemahamannya.
Penyebutan istilah Matematika Veda (Vedic Mathematic) untuk metode yang digunakan dalam penyelesaian masalah aritmatika pertama kali dicetuskan oleh Bharati Krsna Tirthaji pada tahun 1911- 1918 berdasarkan metode-metode yang disebutkan pada banyak sloka-sloka yang tersebar dalam berbagai pustaka Veda. Hingga saat ini, kehebatan metode Matematika Veda untuk menyelesaikan masalah aritmatika sudah diakui di seluruh dunia sebagai metode yang paling efisien.
Sebagaimana halnya sains modern, Veda juga memiliki sistem besaran dan satuan ukuran yang sudah barang tentu dengan istilah dan standar yang berbeda. Misalnya satuan panjang dalam “Yojana”, satuan waktu dalam “Truti”, satuan massa (berat) dalam “Maasha” dan satuan suhu/temperatur dalam “Linka”.
Dalam Veda sudah dikenal besaran jarak yang dikenal dengan istilah Yojana dan turunannya. Istilah ini dapat ditemukan antara lain dalam Bhagavata Purana 10.57.18.
Satuan Jarak dalam Veda antara lain :
- 8 Paramanu = 1 Trasarenu
- 8 Trasarenu = 1 Renu
- 8 Renu = 1 Balagna
- 8 Balagna = 1 Likhya
- 8 Likhya = 1 Yuka
- 8 Yuka = 1 Yava
- 8 Yava = 1 Angula
- 24 Angula = 1 Hasta
- 4 Hasta = 1 Danda
- 2000 Danda = 1 Krosha
- 4 Krosha = 1 Yojana
- 1 Danda = 1 Meter
- 1 Angula = 1,0416 cm
Dan ternyata pernyataan Veda mengenai Keliling bumi dalam Surya Sidhanta sangat sesuai dengan pengetahuan modern saat ini, yaitu 4.02×10^7 Danda = 4.02×10^7 Meter
Satuan Massa dalam Veda antara lain sebagai berikut;
- 10 Krishnala = 1 Maasha
- 16 Maasha = 1 Suvarna Pala (Pala Emas)
- 32 Maasha = 1 Raupya Pala (Pala Silver)
- 48 Maasha = 1 Lauha Pala (Pala Besi)
Untuk Temperatur (Linka), Veda mengenal satuan-satuan berikut;
- 1 Pralinka = 1 Padakakshya = 0.885o C
- 4 Pada Kakshya = 1 Kakshya = 3,54 o C
- 6 Kakshya = 1 Linka = 21,24 o C
- 113 Pada Kakshya pada titik air = 100 o C
- 101 Kakshya = titik didih merkuri (air raksa) = 357 o C
- 50 Linka = titik didih emas = 1.062 o C
Satuan Waktu dalam Veda antara lain;
(a) Untuk ukuran waktu yang kecil;
- TRUTI = 1/33.750 detik adalah unit terkecil dari waktu dalam Veda
- 100 Truti = 1 Tatpara
- 45 Tatpara = 1 Nimesha
- 30 Nimesha = 1 Prana = 4 detik
- 3 Nimesh = 1 Vipala = 0,4 detik
- 60 Vipalas = 1 Pala = 24 detik
- 60 Palas = 1 Ghatika = 24 Menit
- 60 Ghatikas = 1 divas = 1 hari atau 24 Jam
- 7 divas = 1 Saptah = 1 minggu
- 15 divas = 1 Paksha = 1 Fortnight
- 2 Paksha = 1 Maas = 1 Bulan
- 2 Maas = 1 Ritu = 1 Season
- 6 Ritu = 12 Maas = 1 Varsha = 1 Tahun
- 100 Years = 1 Shatabda
- 10 Shatabda = 1 Sahasrabda = 1 Milenium = 1.000 tahun
(b) Untuk ukuran waktu yang besar;
- 432 Sahasrabda = 1 Kali Yuga atau Yuga = 432.000 tahun
- 2 Yug = 1 Dwapar Yuga = 864.000 tahun
- 3 Yug = 1 Treta Yuga = 1296.000 tahun
- 4 Yug = 1 Satya Yuga = 1728.000 tahun
- 10 Yug = 1 Maha Yuga = 4,32 Juta Tahun
- 1000 Maha Yuga = 1 Kalpa = 4,32 Miliar Tahun = Siang hari Brahma
- 2 Kalpa = 1 hari Brahma = 2.000 Maha Yuga = 8,64 Miliar Tahun
- 360 hari Brahma = 1 Tahun Brahma = 3.110,4 Miliar Tahun = 3,1104 Triliun Tahun
- 1 Maha Kalpa atau Brahma Ayu = 100 tahun Brahma = 311,04 Triliun Tahun = 3.1104 X 1014 Tahun matahari = 311.040.000.000.000 tahun matahari.
Satuan turunan dari waktu yang lain antara lain;
- 2 Ghatkas = 1 Muhurta = 48 Menit
- 60 Ghatikas = 30 Muhurtas = 1 Hari
- 2,5 Ghatikas = 1 Hora = 1 Jam
- 2 Paksas = 1 Maas = 1 Bulan
# Shukla Paksha (waktu setelah bulan purnama s/d bulan mati)
# Krishna Paksha (waktu setelah bulan mati s/d bulan purnama)
Disamping satuan-satuan dasar ini, dalam perhitungan Apara Vidya dalam Veda, masih dikenal satuan-satuan turunan yang setara dengan satuan-satuan yang kita kenal di dunia modern saat ini.
Jadi tidaklah mengherankan jika penemuan-penemuan arkeologi saat ini sebagaimana diuraikan oleh Michael Cremo dalam buku “Forbiden Archeology” mengarah pada kenyataan dimana teknologi manusia pada jaman dahulu sudah sangat canggih dan tidak kalah canggihnya dengan teknologi kita saat ini.
Apakah anda dapat menemukan satuan dan besaran selengkap ini dalam kitab suci selain Veda?
Banggalah sebagai orang Hindu!
Sumber:
1. http://hindugenius.blogspot.com
2. NASA on Sanskrit & Artificial Intelligence by Rick Briggs
3. http://ngarayana.web.ugm.ac.id/2009/…an-dalam-veda/
Reply With Quote
  #12  
Old 30th January 2010
C. Tsubasa's Avatar
C. Tsubasa C. Tsubasa is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Jan 2010
Location: Mataram, NTB, Indonesia
Posts: 1,617
Rep Power: 19
C. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalaman
Default

Satuan Ukuran dalam Pustaka Veda (Material Science)

1 01 2010 Satuan Ukuran dalam pustaka Veda (Material Science)
Sebagaimana kita ketahui. Veda berasal dari kata “Vid” yang berarti “mengetahui” dan “Veda” sendiri berarti “ilmu pengetahuan”. Dalam pengertian semantik, Veda berarti pengetahuan suci, kebenaran sejati, kebijakan tertinggi atau pengetahuan spritual sejati tentang kebenaran abadi. Veda terdiri dari 2 jenis pengetahuan, yaitu pengetahuan rohani (Spiritual Science) tentang Tuhan, Atman dan hubungannya yang disebut “Para Vidya” dan pengetahuan tentang dunia material (Material Science) dan aturan-aturan kehidupan yang disebut “Apara Vidya”.
Veda sebagai Apara Vidya yang mengajarkan prihal dunia material, sudah barang tentu Veda bersentuhan langsung dengan dunia-dunia yang berbau ilmiah. Beberapa bagian ajaran Apara Vidya dalam Veda yang memiliki korelasi kuat dengan dunia sains yang ilmiah antara lain;
1. Ilmu Astronomi (Jyotisa)
2. Ilmu Kedokteran (Ayurveda)
3. Ilmu Militer dan pemerintahan (Dhanurveda)
4. Ilmu Arsitektur (Ghandarva Veda)
5. Ilmu perbintangan (Siddha Vaidya)
6. Ilmu Politik dan Ekonomi (Artha Sastra)
7. Logika dan Analisa (Nyaya)
Sebagaimana layaknya sains, semua pustaka Apara Vidya diatas didasari atas ilmu hitung (Vedic Mathematic) serta satuan ukuran/besaran.
Semua pustaka suci Veda menggunakan bahasa yang Ilmiah. Kenapa disebut bahasa yang ilmiah? Karena Veda menggunakan bahasa Sansekerta. Menurut penelitian NASA (Badan Antariksa Amerika) dalam majalah AI (Artificial Intelligence) yang diterbitkan pada musim semi 1985 yang merupakan hasil penelitian Rick Briggs, Bahasa Sansekerta adalah satu-satunya bahasa yang bisa diterjemahkan secara langsung ke dalam bahasa pemrograman komputer.
Ilmuwan NASA telah membuktikan bahwa Sansekerta adalah satu-satunya bahasa yang dapat mengekspresikan setiap kondisi yang ada di alam semesta dengan jelas. Dengan struktur bahasa yang sempurna, Bahasa Sansekerta dapat dan telah digunakan sebagai Bahasa Kecerdasan Buatan, Artificial Intelligence.
Rigg Briggs, seorang peneliti NASA, menjelaskan bahwa struktur Panini (Panini Grammer) bisa digunakan untuk menciptakan bahasa tingkat tinggi yang efisien dan sistematis tanpa perlu menggunakan karakter alfanumerik sebagaimana yang dipakai dalam semua bahasa tingkat tinggi komputer sekarang ini. Bahasa tingkat tinggi artinya, bahasa yang menyerupai bahasa manusia dan merupakan jembatan instruksi manusia dengan mesin (komputer). Bahasa tingkat tinggi ini berkebalikan dengan bahasa mesin (bahasa tingkat rendah) pada komputer yang terdiri atas kombinasi biner: 0 dan 1 (open and close positions).
Sementara bahasa-bahasa lain membutuhkan parser (untuk memisahkan sintaksis) agar dapat dimengerti komputer dan membutuhkan karakter alfanumerik (angka dan tanda baca), Bahasa Sansekerta mampu melakukannya dengan jelas tanpa keduanya. Tidak heran selama jutaan tahun Bahasa Sansekerta dipakai sebagai bahasa tulisan dalam berbagai bidang profesi, seperti matematika, hukum, filsafat, linguistik, astronomi, kedokteran, sastra dan lain sebagainya. Mungkin hal ini jugalah yang menyebabkan Veda sebagai kitab suci tertua tetap bertahan sampai saat ini karena memang tidak terjadi perubahan makna akibat ambiguitas tafsir dalam pemahamannya.
Penyebutan istilah Matematika Veda (Vedic Mathematic) untuk metode yang digunakan dalam penyelesaian masalah aritmatika pertama kali dicetuskan oleh Bharati Krsna Tirthaji pada tahun 1911- 1918 berdasarkan metode-metode yang disebutkan pada banyak sloka-sloka yang tersebar dalam berbagai pustaka Veda. Hingga saat ini, kehebatan metode Matematika Veda untuk menyelesaikan masalah aritmatika sudah diakui di seluruh dunia sebagai metode yang paling efisien.
Sebagaimana halnya sains modern, Veda juga memiliki sistem besaran dan satuan ukuran yang sudah barang tentu dengan istilah dan standar yang berbeda. Misalnya satuan panjang dalam “Yojana”, satuan waktu dalam “Truti”, satuan massa (berat) dalam “Maasha” dan satuan suhu/temperatur dalam “Linka”.
Dalam Veda sudah dikenal besaran jarak yang dikenal dengan istilah Yojana dan turunannya. Istilah ini dapat ditemukan antara lain dalam Bhagavata Purana 10.57.18.
Satuan Jarak dalam Veda antara lain :
- 8 Paramanu = 1 Trasarenu
- 8 Trasarenu = 1 Renu
- 8 Renu = 1 Balagna
- 8 Balagna = 1 Likhya
- 8 Likhya = 1 Yuka
- 8 Yuka = 1 Yava
- 8 Yava = 1 Angula
- 24 Angula = 1 Hasta
- 4 Hasta = 1 Danda
- 2000 Danda = 1 Krosha
- 4 Krosha = 1 Yojana
- 1 Danda = 1 Meter
- 1 Angula = 1,0416 cm
Dan ternyata pernyataan Veda mengenai Keliling bumi dalam Surya Sidhanta sangat sesuai dengan pengetahuan modern saat ini, yaitu 4.02×10^7 Danda = 4.02×10^7 Meter
Satuan Massa dalam Veda antara lain sebagai berikut;
- 10 Krishnala = 1 Maasha
- 16 Maasha = 1 Suvarna Pala (Pala Emas)
- 32 Maasha = 1 Raupya Pala (Pala Silver)
- 48 Maasha = 1 Lauha Pala (Pala Besi)
Untuk Temperatur (Linka), Veda mengenal satuan-satuan berikut;
- 1 Pralinka = 1 Padakakshya = 0.885o C
- 4 Pada Kakshya = 1 Kakshya = 3,54 o C
- 6 Kakshya = 1 Linka = 21,24 o C
- 113 Pada Kakshya pada titik air = 100 o C
- 101 Kakshya = titik didih merkuri (air raksa) = 357 o C
- 50 Linka = titik didih emas = 1.062 o C
Satuan Waktu dalam Veda antara lain;
(a) Untuk ukuran waktu yang kecil;
- TRUTI = 1/33.750 detik adalah unit terkecil dari waktu dalam Veda
- 100 Truti = 1 Tatpara
- 45 Tatpara = 1 Nimesha
- 30 Nimesha = 1 Prana = 4 detik
- 3 Nimesh = 1 Vipala = 0,4 detik
- 60 Vipalas = 1 Pala = 24 detik
- 60 Palas = 1 Ghatika = 24 Menit
- 60 Ghatikas = 1 divas = 1 hari atau 24 Jam
- 7 divas = 1 Saptah = 1 minggu
- 15 divas = 1 Paksha = 1 Fortnight
- 2 Paksha = 1 Maas = 1 Bulan
- 2 Maas = 1 Ritu = 1 Season
- 6 Ritu = 12 Maas = 1 Varsha = 1 Tahun
- 100 Years = 1 Shatabda
- 10 Shatabda = 1 Sahasrabda = 1 Milenium = 1.000 tahun
(b) Untuk ukuran waktu yang besar;
- 432 Sahasrabda = 1 Kali Yuga atau Yuga = 432.000 tahun
- 2 Yug = 1 Dwapar Yuga = 864.000 tahun
- 3 Yug = 1 Treta Yuga = 1296.000 tahun
- 4 Yug = 1 Satya Yuga = 1728.000 tahun
- 10 Yug = 1 Maha Yuga = 4,32 Juta Tahun
- 1000 Maha Yuga = 1 Kalpa = 4,32 Miliar Tahun = Siang hari Brahma
- 2 Kalpa = 1 hari Brahma = 2.000 Maha Yuga = 8,64 Miliar Tahun
- 360 hari Brahma = 1 Tahun Brahma = 3.110,4 Miliar Tahun = 3,1104 Triliun Tahun
- 1 Maha Kalpa atau Brahma Ayu = 100 tahun Brahma = 311,04 Triliun Tahun = 3.1104 X 1014 Tahun matahari = 311.040.000.000.000 tahun matahari.
Satuan turunan dari waktu yang lain antara lain;
- 2 Ghatkas = 1 Muhurta = 48 Menit
- 60 Ghatikas = 30 Muhurtas = 1 Hari
- 2,5 Ghatikas = 1 Hora = 1 Jam
- 2 Paksas = 1 Maas = 1 Bulan
# Shukla Paksha (waktu setelah bulan purnama s/d bulan mati)
# Krishna Paksha (waktu setelah bulan mati s/d bulan purnama)
Disamping satuan-satuan dasar ini, dalam perhitungan Apara Vidya dalam Veda, masih dikenal satuan-satuan turunan yang setara dengan satuan-satuan yang kita kenal di dunia modern saat ini.
Jadi tidaklah mengherankan jika penemuan-penemuan arkeologi saat ini sebagaimana diuraikan oleh Michael Cremo dalam buku “Forbiden Archeology” mengarah pada kenyataan dimana teknologi manusia pada jaman dahulu sudah sangat canggih dan tidak kalah canggihnya dengan teknologi kita saat ini.
Apakah anda dapat menemukan satuan dan besaran selengkap ini dalam kitab suci selain Veda?
Banggalah sebagai orang Hindu!
Sumber:
1. http://hindugenius.blogspot.com
2. NASA on Sanskrit & Artificial Intelligence by Rick Briggs
3. http://ngarayana.web.ugm.ac.id/2009/…an-dalam-veda/
Reply With Quote
  #13  
Old 30th January 2010
C. Tsubasa's Avatar
C. Tsubasa C. Tsubasa is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Jan 2010
Location: Mataram, NTB, Indonesia
Posts: 1,617
Rep Power: 19
C. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalaman
Default

Vedic Ion Machine

1 01 2010 Vedic Ion Machine
Namaste, Satu lagi hal yang sangat menarik tentang betapa majunya ilmu pengetahuan Veda dilaporkan di dalam Ancient Skies, sebuah majalah dua-bulanan diterbitkan oleh Ancient Astronout Society di Highland Park, Illinois. Sebuah artikel oleh Bhalchandra Patwardhan, dimuat ulang dalam Annual Research Journal-1997 dari Institute For Rewriting Indian (And World) History, menerangkan tentang Vedic Ion Engine.
Terdapat ayat-ayat dari bab ke-sepuluh Rig-veda yang merujuk kepada Seni Penerbangan, dan wahana yang dipakai untuk mampu melakukannya. Rishi Agung Bharadwaja menulis komentarnya, dalam sebuah buku bernama Yantra Vidya (Science of Machines), di dalamnya ia menjelaskan mekanisme yang menyediakan impulse yang diperlukan sebagai penggerak, serta kombinasi dari delapan sub-pasangan dan menggunakan prinsip interaksi antara energi surya dan Mercuri. Naskah kuno yang dikenal sebagai Vymaanika-Shastra memuat petunjuk-petunjuk detil dalam membangun sebuah mesin vortex mercuri (mercury vortex engine). Kemudian, seorang ilmuwan Sanskrit, Shivkar Bapuji Talpade, melalui pengetahuan Sanskrit dan kreativitasnya membangun sebuah pesawat terbang mengikuti uraian dalam Rig-veda. Ternyata, ia berhasil mendemonstrasikan kemampuan pesawat terbangnya di tepi pantai di Bombay, India pada tahun 1895. Demonstrasi itu dihadiri oleh orang seperti Maharaja Sayajirao Gaekwad dari Baroda, dan dimuat oleh surat kabar terkemuka, Marathi, yang disebut The Kesari. Mari kita ingat bahwa ini adalah delapan tahun sebelum Wright Bersaudara berhasil melakukan penerbangan pertamanya di Kitty Hawk, North Carolina. Shivkar Bapuji Talpade menggunakan mesin terbang ini, Vedic Ion Engine, berhasil mencapai ketinggian 1.500 kaki.
Dasar-dasar Vedic Ion Engine adalah memanfaatkan arus pergerakan partikel-partikel ion berkecepatan sangat tinggi disamping gas bertempratur tinggi untuk mendorong pesawat terbang. Menariknya, di tahun 1980-an NASA berencana mengirimkan sebuah roket penyelidik bertenaga seperti Ion Engine untuk bertemu dengan komet Halley. Sebagaimana dijelaskan dalam artikelnya Bhalchandra Patwardhan, “Penghargaan teori Ion Engine telah diberikan kepada Robert Goddard, yang dikenal sebagai bapaknya roket berbahan-bakar cair. Itu diklaim bahwa dalam tahun 1906, jauh sebelum Goddard meluncurkan roket modern pertamanya, imajinasinya telah memahami ide tentang ion rocket.”
Tetapi ini tetap masih sesudah Talpade mendemonstrasikan hasil karyanya hanya dengan menggunakan informasi yang berasal dari Veda untuk membangun sebuah mesin terbang tanpa melalui riset dan pengembangan tambahan untuk menyempurnakannya. Terlepas dari itu, sebagaimana artikel itu melanjutkan, “Ion engine sekarang ini sedang dikembangkan oleh NASA untuk digunakan dikemudian hari, dengan beberapa kesamaan yang aneh, juga menggunakan unit mercuri bombardemen bertenaga sel surya [mirip seperti uraian dalam Veda]. Menariknya, impulse dihasilkan dalam tujuh tahapan. Pergerakan mercuri pertama-tama diuapkan, terus dialirkan ke dalam kamar pemutus dorongan, ionisasi, diubah menjadi plasma dikombinasi dengan elektron, terpecah secara elektris, dan kemudian diakselerasi melalui sebuah bukaan kecil di layar untuk memutar motor pada kecepatan antara 20,000 dan 50,000 meter per detik.”
Uraian ini banyak kesamaannya dengan mesinnya Talpade. Perbedaan besarnya adalah bahwa mesin milik NASA belum terbukti dan belum mendapatkan pengakuan, sementara mesinnya Talpade telah mengangkat pesawatnya ke udara setinggi 1.500 kaki. Sepertinya NASA harus menggunakan beberapa petunjuk secara langsung informasi dari kitab kuno Veda untuk mempercepat penyempurnaan mesin mereka. Masalahnya adalah terlepas dari seberapa besar kemajuan yang telah dicapai oleh peradaban dalam bidang penerbangan, kenyataannya adalah bahwa pemikiran ilmiah bermula di peradaban Veda yang jauh lebih awal daripada di dunia Barat.
Lebih jauh lagi, masyarakat Veda terbukti telah membuahkan hasil dengan menggunakan prinsip-prinsip yang sekarang ini hanya kita temukan kembali.
Walaupun pada awalnya India memiliki banyak keunggulan di bidang ilmu pengetahuan, ada beberapa alasan utama mengapa mereka mulai surut. Salah satunya tentu karena perang besar Mahabharata di Kuruksetra. Kejadian ini memicu munculnya faksi dan kekacauan di dalam imperium global Veda yang selama ini menyokong dan membiayai institusi-institusi pendidikan di seluruh dunia yang merupakan pusat-pusat penyebaran ilmu pengetahuan dan pengembangannya. Kemudian, banyaknya invasi asing ke tanah India yang juga menghambat kemajuannya. Dari sini muncul dorongan untuk menjaga dan melindungi kerahasiaan dari penemuan-penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dari penyebaran. Lebih jauh lagi, invasi-invasi itu pada umumnya terlalu menekan penduduk, begitu juga dengan para penguasa lokal, mempunyai masalah lain yang perlu mendapatkan perhatian, dan pada akhirnya, banyak orang menjadi lebih mementingkan masalahnya sendiri dan menjadi apatis atas pengembangan ilmu pengetahuan yang pernah membuat India berjaya di seluruh dunia. Oleh karena itu, riset-riset di bidang ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan di India pada jaman dahulu seiring dengan perjalanan waktu dianggap hanya sekedar barang antik. Terlepas dari itu semua, telah terbukti merupakan kontribusi yang sangat besar bagi dunia dan perkembangannya, yang harus kita lanjutkan di jaman sekarang ini.
Bahkan ilmu pengetahuan dan teknologi spiritual yang kita pelajari saat ini dengan jelas sangat dipahami di jaman Veda. Seperti yang kita kenali atas apa yang disebut sebagai ajaran “New Age”, atau pemahaman baru tentang kehidupan setelah kematian sampai dengan ‘out-of-body dan near-death experiance’ yang dimiliki, banyak dari informasi dan pengalaman yang disebutkan ini telah dikenal dan dibahas ribuan tahun yang lalu di dalam ajaran-ajaran Veda. Bahkan tehnik-tehnik relaksasi, memperluas kesadaran kita, visualisasi dan meditasi, terhubung dengan energi yang lebih tinggi dan mahluk-mahluk dengan tingkat kebajikan lebih tinggi, pertemuan dengan para malaikat, atau mempersiapkan kematian–sebagai transisi final, yang semuanya adalah ilmu-ilmu tua. Itu bukan barang baru kalau anda melihat kembali ke dalam ajaran-ajaran kuno yang terdapat di dalam pustaka suci Veda. Disanalah akar dari segalanya bisa ditemukan. Kita hanya mempelajari kembali apa yang telah dikenal sebelumnya beribu-ribu tahun yang lampau.
Reply With Quote
  #14  
Old 30th January 2010
C. Tsubasa's Avatar
C. Tsubasa C. Tsubasa is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Jan 2010
Location: Mataram, NTB, Indonesia
Posts: 1,617
Rep Power: 19
C. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalamanC. Tsubasa mempunyai banyak pengalaman
Default

Universitas Pertama di Dunia

1 01 2010 Takshasila: Universitas Pertama Terbesar Di Dunia
Universitas pertama di dunia dibangun di Taksashila di tahun 700 SM. Lebih dari 10.500 mahasiswa dari seluruh penjuru dunia mempelajari lebih dari 60 mata kuliah. Taksashila terletak di tepi sungai Vitasa di bagian Barat Daya anak benua India. Mata kuliah yang diajarkan adalah sains, matematika, kedokteran, politik, ilmu perang, astrologi, astronomi, musik, agama, dan filosofi. Pembatasan usia termuda adalah 16 tahun ke atas dan mahasiswa2 dari Babylonia, Yunani, Syria, Arabia dan China datang untuk belajar di univesitas itu.
Panini yang adalah ahli bahasa Sansekerta yang besar, Charaka yang adalah penulis berbagai laporan pengobatan, dan Chanakya yang adalah penulis Artha Shastra – inilah nama2 besar yang berhubungan dengan Taksashila. Para pemikir dari daerah2 yang jauh datang ke tempat itu untuk belajar tentang Weda dan segala cabang pengetahuan sekuler.
Takshasila atau yang disebut orang2 Yunani sebagi Taxila sejak 2.000 tahun yang lalu, adalah salah satu kebesaran budaya India. Kemegahannya tertulis di tulisan2 epik seperti Ramayana, Mahabharata dan Purana lainnya … Taxila dihancurkan oleh bangsa Hun di tahun 499 M.
Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 02:49 PM.