Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > News

News Semua berita yg terjadi di dunia internasional ataupun lokal diupdate disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 24th December 2010
antituhan's Avatar
antituhan antituhan is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Nov 2010
Location: KPK|Venue|GGS
Posts: 1,617
Rep Power: 369
antituhan is Ceriwis Prophetantituhan is Ceriwis Prophetantituhan is Ceriwis Prophetantituhan is Ceriwis Prophetantituhan is Ceriwis Prophetantituhan is Ceriwis Prophetantituhan is Ceriwis Prophetantituhan is Ceriwis Prophetantituhan is Ceriwis Prophetantituhan is Ceriwis Prophetantituhan is Ceriwis Prophet
Default ◄◄ Selamatkan Sebelas Bayi dengan Tempe ►►

Dedikasi Bidan-Bidan Tangguh di Daerah Miskin dan Terpencil
Selamatkan Sebelas Bayi dengan Tempe


Masih banyak bidan yang mengabdikan tenaga di daerah miskin dan terpencil. Mereka tanpa pamrih membantu ibu-ibu yang melahirkan. Pantaslah bila mereka kemudian mendapatkan penghargaan Srikandi Award 2010 dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan PT Sari Husada pada Hari Ibu kemarin (22/12).

========================
ZULHAM MUBARAK, Jakarta
========================

BIDAN Deborah Harmi bertugas di perkampungan kumuh, Gasem Sari, Semarang, Jawa Tengah. Dia berperan penting dalam upaya mengurangi kematian bayi karena gizi buruk. Perempuan 42 tahun itu memelopori perbaikan gizi keluarga dengan ide sederhana, yakni mengembangkan wirausaha tempe di kalangan warga miskin di daerahnya.

Ide wirausaha tempe tersebut menyelamatkan nyawa sebelas bayi yang terancam gizi buruk di sana. Dedikasi itu pun berbuah prestasi ketika Deborah meraih satu di antara tiga penghargaan Srikandi Award 2010. "Capaian itu di luar ekspektasi saya. Yang ada di pikiran saya hanya berusaha menyelamatkan para bayi itu dari kematian," ujar Deborah ketika ditemui di Balai Kartini, Jakarta, setelah menerima Srikandi Award Selasa malam lalu (21/12).

Srikandi Award adalah ajang penghargaan untuk para bidan terbaik dari 18 provinsi di Indonesia. Tahun ini merupakan tahun kedua penyelenggaraan Srikandi Award. Untuk 2010, terpilih sembilan finalis yang masuk dalam penjurian akhir. Dari sembilan finalis itu, diambil tiga pemenang untuk tiga kategori. Deborah memenangi Srikandi Award untuk kategori mengurangi tingkat kematian anak. Dia mengungguli Ni Wayan Putri Artiani (Cirebon, Jawa Barat) dan Asiwei E. Tigoi (Palangkaraya, Kalimantan Tengah).

Sedangkan penghargaan untuk kategori mengurangi kasus malanutrisi diraih Siti Fatonah dari Kendal, Jawa Tengah. Dua finalis lain adalah Emy Reswati (juga asal Kendal) dan Siti Makhmuroh (Cilacap, Jawa Tengah). Berikutnya, kategori meningkatkan kesehatan ibu dimenangi bidan Siti Muntianah (Batu, Jawa Timur). Muntianah mengalahkan Heni Suharmi (Ungaran, Jawa Tengah) dan Nuryanti Alinti (Donggala, Gorontalo).

Selain itu, tahun ini panitia menambahkan tiga kategori khusus. Yakni, kategori bidan inspiratif yang diraih Roosmany Leolang (Bima, NTB), Ellyana (Ogan Ilir, Sumatera Selatan), dan Siti Rahima Talaohu (Kepulauan Tidore, Maluku Utara).

Kisah perjuangan Deborah memberdayakan masyarakat miskin di daerahnya menarik untuk disimak. Perempuan yang sudah 23 tahun mengabdi di Kampung Gesam Sari itu layak disebut sebagai pahlawan oleh masyarakat sekitar. Di daerah kumuh yang dihuni warga miskin dan korban penggusuran itulah Deborah menumpahkan seluruh tenaga dan pikiran. Hidup serba pas-pasan mengakibatkan warga di sana tak mampu memberikan nutrisi yang layak kepada balita yang dilahirkan.

Di kampung miskin itu, tiap tahun selalu ada satu-dua kasus balita meninggal gara-gara gizi buruk. Pada awal Januari 2009, ketika mulai menjalankan program penyelamatan tersebut, Deborah mendapati sebelas bayi kekurangan gizi. Awalnya, dia memberikan bantuan dalam bentuk makanan dan nutrisi tambahan dua pekan sekali kepada sebelas balita itu. Namun, upaya tersebut belum menyelesaikan persoalan. "Sebab, pangkal persoalannya adalah faktor ekonomi," ujar perempuan kelahiran 30 Oktober 1968 tersebut.

Setelah memutar otak, akhirnya istri Ir Supriyanto Budi itu menemukan solusi. Deborah berniat menyelesaikan problem kekurangan gizi sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat di kawasan kumuh tersebut. Caranya, dia mengajari mereka berwirausaha tempe.

Menurut Deborah, tempe bisa berfungsi ganda, yakni menjadi makanan tambahan pengganti susu dan komoditas untuk berwirausaha. Dia lalu membagikan modal Rp 150 ribu kepada sebelas keluarga miskin di kampung itu. Deborah juga mencari instruktur untuk mengajari mereka cara memproduksi tempe dan membuat makanan padat tambahan yang bergizi bagi balita, seperti burger dan brownies tempe.

Akhirnya, dari hasil menjual tempe, keluarga-keluarga itu bisa mendapatkan penghasilan tambahan sekitar Rp 150 ribu per minggu. Tempe pun kemudian memperbaiki gizi balita mereka dan menyelamatkan ekonomi para keluarga miskin tersebut. Kini, setelah hampir setahun upaya tersebut berjalan, tinggal tiga balita yang belum bisa mentas dari persoalan gizi buruk. "Tapi, kondisi mereka positif dan terus membaik," ungkap dia.

Kini Deborah melanjutkan program itu dengan sosialisasi kegiatan kepada warga, pengawasan gizi ibu dan bayi, serta pemberian multivitamin dan makanan tambahan sebulan sekali. Deborah juga mengadakan penyuluhan mengenai balita dan pelatihan memasak bagi para ibu. Selain itu, dia berkomitmen tidak memasang tarif bagi keluarga miskin yang menjadi pasiennya.

Perjuangan serupa dilakukan oleh Siti Fatonah yang bertugas di Poliklinik Desa Kedungboto, Kendal, Jawa Tengah. Di daerah tersebut, kebanyakan warga bekerja sebagai buruh kebun karet dan berpenghasilan minim. Karena itu, mereka sulit memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Menu makanan untuk seluruh keluarga, termasuk balita, disamakan. Karena itu, tak sedikit balita yang kekurangan gizi.

Bidan 46 tahun tersebut kemudian menggalang dana secara independen dan sebulan sekali mengadakan acara makan bersama dengan menu bergizi di poliklinik. "Siapa saja yang punya balita boleh datang dan makan bersama setiap Senin minggu ketiga. Gratis," ujar perempuan kelahiran 12 April 1965 itu.

Siti Fatonah kemudian melengkapi misi tersebut dengan menyosialisasikan asupan gizi yang benar untuk anak-anak agar tumbuh normal ke rumah-rumah. Sosialisasi keliling bukan tugas mudah. Sebab, akses transportasi di lokasi tersebut tidak memadai. Dia harus menempuh perjalanan belasan kilometer untuk sampai di tempat sosialisasi. Tak jarang, dia harus berjalan kaki untuk tugas mulia itu.

Selama sosialisasi, Siti Fatonah mencatat, dua di antara 254 balita di desanya menderita gizi buruk. Sementara itu, kondisi 16 anak berada di garis merah dan 22 bocah lagi terhitung mendapatkan asupan gizi yang kurang. Untuk terus memantau perkembangan status gizi para balita, dia menimbang badan seluruh balita setiap Minggu.

Siti Fatonah memberikan makanan tambahan bagi balita Desa Kedungboto secara masal di puskesmas desa maupun di rumahnya. Sedikitnya, 38 balita secara intensif ditangani Siti Fatonah. Setelah enam bulan program itu dijalankan, berat badan dan status gizi seluruh anak naik.

"Bagi saya, itu kepuasan batin. Selama saya diberi kesehatan dan rezeki, kegiatan tersebut terus saya lakukan tanpa pamrih. Ada atau tidak ada award," ujar bidan berprestasi nasional pada 1994 tersebut.

Lain Siti Fatonah, lain pula perjuangan Siti Rahima, bidan yang bertugas di Kepulauan Tidore. Dia adalah tokoh sentral yang menurunkan tingkat kematian bayi secara signifikan di wilayah tersebut. Program itu dia lakukan sejak 1993. Bidan yang bertugas sejak 1990 di daerah terpencil itu mengubah kepercayaan masyarakat kepada dukun bayi ke petugas medis.

Bersama tim di Puskesmas Soasio, Pulau Tidore, bidan Siti Rahima merangkul dukun-dukun bayi dan mengajak mereka bermitra. Awalnya, dukun-dukun itu menolak dan menganggap bidan sebagai pesaing. "Tapi, saya tidak putus asa. Satu per satu saya datangi secara berkala agar bisa lebih akrab dengan mereka," kata istri almarhum Hasyim Salampessy itu.

Setelah kenal dekat dengan para dukun tersebut, Siti Rahima mengajak mereka ikut arisan setiap bulan. Dalam arisan itu, para dukun dipertemukan dengan dokter dan bidan lain untuk mendapatkan pendidikan kesehatan yang lebih baik.

Hingga saat ini, Siti Rahima berhasil merangkul 43 dukun bayi di daerah Soasio. Para dukun itu kini menjadi kepanjangan tangan bidan-bidan dalam menjaga kesehatan masyarakat. Setiap kali hendak ada persalinan, dukun memanggil bidan. Mereka akan membantu proses persalinan itu. Hal tersebut sangat membantu untuk menekan angka kematian bayi dan ibu dalam proses kelahiran.

Tak berlebihan bila jasa-jasa besar Siti Rahima mendapatkan apresiasi dalam Srikandi Award 2010. "Penghargaan itu adalah anugerah bagi 20 tahun pengabdian saya. Saya sangat bersyukur," ucap dia. (*/c11/ari)


SUMBER



Reply With Quote
  #2  
Old 24th December 2010
antituhan's Avatar
antituhan antituhan is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Nov 2010
Location: KPK|Venue|GGS
Posts: 1,617
Rep Power: 369
antituhan is Ceriwis Prophetantituhan is Ceriwis Prophetantituhan is Ceriwis Prophetantituhan is Ceriwis Prophetantituhan is Ceriwis Prophetantituhan is Ceriwis Prophetantituhan is Ceriwis Prophetantituhan is Ceriwis Prophetantituhan is Ceriwis Prophetantituhan is Ceriwis Prophetantituhan is Ceriwis Prophet
Default

Pesan TS
Spoiler for pesan:

klo repost mohon maaf n silahkan diclosed
klo salah kamar silahkan di moderasi
klo suka silahkan :baca: dan dicoment ndan
klo berkenan ditunggu kiriman melonnya

Reply With Quote
  #3  
Old 25th December 2010
dillaho's Avatar
dillaho dillaho is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Dec 2010
Location: city of passion
Posts: 483
Rep Power: 15
dillaho memiliki reputasi yang sangat baikdillaho memiliki reputasi yang sangat baikdillaho memiliki reputasi yang sangat baikdillaho memiliki reputasi yang sangat baikdillaho memiliki reputasi yang sangat baik
Default

ini baru namanya pengabdian ............orang2 spt inilah yang dibutuhkan bangsa ini
Reply With Quote
  #4  
Old 25th December 2010
dikzzz's Avatar
dikzzz dikzzz is offline
Moderator
 
Join Date: Jul 2010
Posts: 4,960
Rep Power: 57
dikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophet
Default

wah kasian jg ndan..masi ada kalangan bawah yg ngalamin gizi buruk,untung ada orang2 yg berjiwa besar gn yg ngabdi buat orang bnyak
Reply With Quote
  #5  
Old 25th December 2010
KinJeNk's Avatar
KinJeNk KinJeNk is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Dec 2010
Location: PIC#32™ Reg.DKI™ TM™ CFC™
Posts: 320
Rep Power: 16
KinJeNk mempunyai banyak pengalamanKinJeNk mempunyai banyak pengalamanKinJeNk mempunyai banyak pengalamanKinJeNk mempunyai banyak pengalamanKinJeNk mempunyai banyak pengalamanKinJeNk mempunyai banyak pengalamanKinJeNk mempunyai banyak pengalaman
Send a message via Yahoo to KinJeNk
Default

bener gara2 tempe bisa memperpanjang umur mereka ....

untung masih ada orang2 dermawan seperti dia ..
Reply With Quote
  #6  
Old 20th October 2014
gowesduludro gowesduludro is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Oct 2014
Posts: 338
Rep Power: 10
gowesduludro mempunyai hidup yang Normal
Default

Quote:
Originally Posted by KinJeNk View Post
bener gara2 tempe bisa memperpanjang umur mereka ....

untung masih ada orang2 dermawan seperti dia ..
iya gan betul banget tu

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Gizi Balita
Reply With Quote
Reply

Thread Tools

Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 07:08 PM.