Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Health

Health Mencegah lebih baik dari mengobati. Cari tahu dan tanya jawab tentang kesehatan, medis, dan info dokter disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 1st January 2020
sehatq sehatq is offline
Member Aktif
 
Join Date: May 2019
Posts: 128
Rep Power: 0
sehatq mempunyai hidup yang Normal
Default Ini Tipe dan Karakteristik Kusta pada Tubuh

Penyakit kulit di dunia ini cukup banyak jenisnya. Salah satu yang berbahaya ialah kusta. Kusta yang dikenal juga dengan nama lepra atau penyakit Hansen ini merupakan penyakit yang menyerang kulit, sistem saraf perifer, selaput lendir pada saluran pernapasan atas, serta mata.

Kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang menyebabkan luka pada kulit, kerusakan saraf, melemahnya otot, dan mati rasa. Bakteri ini memerlukan waktu 6 bulan hingga 40 tahun untuk berkembang di dalam tubuh. Tanda dan gejala kusta bisa saja muncul 1 hingga 20 tahun setelah bakteri menginfeksi tubuh penderita.

Penemuan kasus baru untuk penyakit kusta di Indonesia tergolong tinggi. Indonesia menempati uratan ketiga, setelah India dan Brasil, untuk penemuan kasus baru penyakit kusta pada tahun 2015. Sebenarnya kusta adalah penyakit yang dapat diobati, namun adanya stigma negatif di masyarakat seringkali menyebabkan munculnya diskriminasi terhadap penderitanya. Stigma negatif dan diskriminasi ini berakibat kepada penemuan kasus baru dan pengobatan yang tertunda.

Adapun World Health Organization ( WHO) mengklasifikasikan kusta atau lepra menjadi dua tipe yaitu pausibasiler (PB) dan multibasiler (MB). Tipe PB disebut juga dengan kusta kering karena membuat kulit penderita yang menunjukkan gejala kusta kering dan bersisik, akibat tidak berkeringat. Pada jenis kusta ini, jumlah bakteri Mycobacterium leprae pada kulit juga sangat sedikit atau bahkan tidak ditemukan sehingga dianggap tidak menular.
Sebaliknya, tipe MB merupakan kusta basah, karena bentuk kelainan kulit tampak merah mengkilat seperti basah. Pada jenis ini, terdapat banyak bakteri Mycobacterium leprae pada kulit sehingga sangat mudah menular.
Selain pembagian dua tipe kusta tersebut, masih ada 3 jenis kusta yang perlu diketahui lagi. Berikut penjelasannya.
1. Kusta tipe tuberkoloid (PB)
Biasanya ditandai dengan bercak hipopigmentasi pada kulit dan kelainan tersebut mati rasa (anestesi). Pada tipe yang ini, bakteri yang ada hanya sedikit bahkan tidak terdeteksi karena sudah kalah dengan daya tahan tubuh yang bagus. Kelainan kulit pada kusta tipe tuberkuloid ini hampir mirip atau menyerupai gejala penyakit lain, seperti panu, biduran, eksim ataupun vitiligo, yang bahkan tidak terasa gatal maupun sakit.
Pada tipe tuberkuloid, bakteri menyerang saraf tepi sehingga akan terjadi kelainan seperti mati rasa pada kulit. Waktu pengobatan untuk tipe ini biasanya berlangsung sekitar enam bulan.
2. Kusta tipe lepromatosa (MB)
Kusta tipe lepromatosa ini adalah yang paling berat karena mengandung banyak bakteri. Pada tipe ini, kelainan kulit lebih luas. Kelainan kulit simetris bentuk berupa bercak menebal atau benjolan hampir di seluruh tubuh.
Kadang didapatkan pembengkakan selaput lender hidung yang menyebabkan penyumbatan, dapat disertai mimisan (epistaksis). Pada tipe ini seringkali gangguan saraf terlambat terdeteksi. Bakteri pada kusta lepromatosa ini berjumlah banyak dan jumlah kelainan kulit lebih banyak.
Lalu, butuh waktu lama, sekitar 12 bulan bahkan lebih, untuk mengobatinya. Pengobatan yang lama tersebut karena bakteri yang menyebabkan kusta atau Mycobacterium leprae butuh waktu lama untuk membelah dirinya yaitu antara 2-3 minggu.
3. Kusta Campuran (PB dan MB)
Di antara tipe tuberkuloid dengan lepromatosa, terdapat campuran keduanya yaitu borderline tuberkuloid, mid-borderline, dan borderline lepromatosa. Namun, tipe ini hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Untuk kepentingan pengobatan, WHO menganjurkan penggunaan pembagian tipe PB dan MB. Kusta tipe ini tidak stabil dan dapat menjadi seperti kusta lepromatosa atau kusta tuberkuloid. Penyembuhannya bisa berlangsung selama 9-12 bulan. Selama wawancara, dr. Dini pun menegaskan bahwa kusta bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat namun pasien mungkin tidak bisa pulih seutuhnya karena ada cacat yang terjadi akibat kerusakan saraf.
Itulah beberapa jenus dan karakteristik kusta yang perlu diketahui. Semoga membantu.

Reply With Quote
Reply

Thread Tools

Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 09:01 PM.