FAQ |
Calendar |
SEARCH |
Today's Posts |
|
Tips kesehatan Membantu sesama dengan berbagi tips-tips kesehatan. Bisa kamu baca dan kamu share disini |
|
Thread Tools |
#1
|
|||
|
|||
Info Seputar Keratosis Dari Dokter Rumah Sakit Fatmawati
Apakah Anda memiliki beberapa benjolan kecil berwarna coklat di kulit tubuh Anda? Benjolan-benjolan kecil tersebut mungkin adalah keratosis seboroik. Menurut dr. Devi Arofah, salah satu dokter ahli kulit dan kelamin Rumah Sakit Fatmawati, keratosis seboroik merupakan jenis tumor jinak yang memiliki warna coklat atau hitam. Keratosis seboroik ini adalah kondisi tumbuhnya jaringan kulit yang tidak berbahaya, tidak menyebabkan kanker, dan biasa terjadi. Biasanya, pertumbuhan benjolan kulit ini biasanya akan muncul pada mereka yang berusia di atas 50 tahun (dalam beberapa kasus dapat dijumpai pada usia 30an). Keratosis seboroik biasanya akan muncul pada punggung, bahu, dada dan wajah (atau daerah-daearah yang sering terpapar sinar matahari). Keratosis seboroik bukanlah kondisi kesehatan kulit yang menural.
Keratosis seboroik mungkin terlihat seperti kutil atau kanker kulit. Tampilannya seperti lilin dan terlihat seperti ditempelkan ke kulit. Beberapa keratosis seboroik bahkan terlihat seperti hasil lelehan lilin berwarna coklat. Ukurannya pun bermacam-macam, mulai dari yang sangat kecil hingga berukuran dengan diameter sebesar 1 inci. Salah satu gejala keratosis seboroik adalah kondisi ini tidak terasa sakit. Namun pada beberapa kasus dapat terasa gatal atau menjadi iritasi. Untuk mengetahui apakah kondisi kulit yang Anda alami merupakan keratosis seboroik atau tidak, ada 4 hal yang perlu diperhatikan. • Lokasi. Pertumbuhan keratosis seboroik paling umum terjadi di kulit kepala, pundak, dada, perut, dan punggung. Keratosis jarang ditemukan (atau bahkan tidak pernah ditemukan sama sekali) di bagian tumit kaki dan telapak tangan. • Tekstur. Benjolan biasanya berbentuk kecil kasar yang akan berubah menebal dengan perlahan dan membentuk permukaan yang terasa seperti kutil. Tampilannya juga terkadang tampak seperti lilin yang menempel di kulit. • Bentuk. Keratosis seboroik berbentuk bulat atau oval. • Warna. Keratosis seboroik paling umum berwarna coklat. Namun kondisi ini juga bisa berwarna kuning, hitam, ataupun putih. Meskipun benjokan keratosis seboroik tidak terasa sakit, keberadaannya bisa terasa sangat mengganggu tergantung posisi atau letak benjolan tersebut. Sangat penting bagi Anda untuk tidak memencet atau menggaruk benjolan tersebut karena dapat menyebabkan pembengkakan, kulit berdarah, dan berpotensi menyebabkan infeksi. Menurut dr Devi dari Rumah Sakit Fatmawati, ada beberapa pilihan terapi yang bisa Anda dapatkan untuk mengilangkan keratosis seboroik tersebut. Seperti: • Elektrokauter Bedah listrik menggunakan alat yang disebut dengan elektrokauter. Bintil keratosis seboroik akan dihancurkan menggunakan panas yang berasal dari listrik. Untuk melakukan metode ini, dokter akan mengoleskan anestesi dalam bentuk krim selama kurang lebih 30 hingga 60 menit sebelum tindakan bedah listrik dilakukan. Anestesi ini penting dilakukan untuk dapat mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan akibat prosedur elektrokauter. • Cryotherapy Dikenal dengan sebutan bedah beku, prosedur terapi ini menggunakan cairan nitrogen. Cairan nitrogen akan membekukan keratosis. Saat lesi beku, lepuhan yang terbentuk akan mongering. Keratosis seboroik yang telah kering akan lepas dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu saja. • Laser Terapi lain yang umum dilakukan untuk menghilangkan keratosis seboroik adalah terapi laser. Sinar laser akan dengan langsung menghancurkan lesi keratosis seboroik. Di Rumah Sakit Fatmawati, terdapat laser mode ablatif untuk menghilangkan keratosis seboroik. Menurut dr. Devi dari Rumah Sakit Fatmawati, bedah minor juga dapat dilakukan untuk menghilangkan keratosis seboroik. Caranya adalah menggunakan pisau bedah dengan sebelumnya menyuntikkan cairan anestesi loka pada keratosis seboroikd dengan tujuan untuk dapat mengurangi rasa nyeri. |
Thread Tools | |
|
|