Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Forex

Forex Diskusi apapun tentang Forex disini.

Reply
 
Thread Tools
  #231  
Old 18th June 2019
whiteking's Avatar
whiteking whiteking is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Jun 2017
Posts: 774
Rep Power: 8
whiteking mempunyai hidup yang Normal
Default

Pada pergerakan harga GBPJPY masih menunjukkan kecenderungan bearish, pada pekan ini nampak trend ini cukup kuat dan dengan sedikit retracement masih melanjutkan trend bearish dalam jangka panjang , pada kerangka waktu weekly menunjukkan kecenderungan bearish ini dalam jangka panjang

Untuk belajar trading bisa dengan akun mikro Firewoodfx, mereka menawarkan fixed rate 1$ sama dengan Rp 10.000 untuk klien Indonesia
Reply With Quote
  #232  
Old 20th June 2019
djamirun_aje's Avatar
djamirun_aje djamirun_aje is offline
Ceriwis Addicted
 
Join Date: Jun 2017
Posts: 3,095
Rep Power: 11
djamirun_aje mempunyai hidup yang Normal
Default

Soal Kebijakan Longgar, Draghi Akan Selalu Mendahului The Fed

Saat menghadiri forum perbankan di Portugal pada Selasa lalu (18/Juni), Ketua ECB Mario Draghi mengumumkan hal yang sudah diekspektasikan oleh sebagian besar analis pasar pasca pertemuan kebijakan ECB dua minggu lalu: bank sentral siap meluncurkan stimulus dalam bentuk QE dan menurunkan suku bunga, jika pertumbuhan ekonomi dan inflasi Uni Eropa (UE) tidak meningkat dalam waktu dekat.


Walaupun pernyataan tersebut tidak terlalu mengejutkan pasar, konfirmasi Draghi yang diumumkan sehari sebelum rapat penting FOMC memberikan pengaruh yang signifikan di pasar. EUR/USD merosot di bawah 1.1200 untuk pertama kalinya dalam sebulan pasca berita tersebut, sebelum menemukan support di area 1.1180. Sementara itu, bunga obligasi pemerintah Jerman bertenor 10-tahunan jatuh ke level terendah sepanjang masa, dan menduduki area -31 basis poin. Titik rendah baru ini hanya berselisih 9 basis poin dari suku bunga deposit ECB yang berada di -40 basis poin.

Penting dicatat bahwa rendahnya bunga di atas membuat total negatively yielding debt di Uni Eropa menjadi 12 triliun Euro; situasi yang tak bisa dianggap sebagai penunjang sentimen bullish bagi EUR.

Dari perspektif ACY yang lebih luas, langkah ECB yang kembali pada mode pelonggaran setelah 6 bulan mengakhiri operasi QE-nya, berkaitan dengan keputusan The Fed untuk mempertahankan Fed Funds Rate di 2.50%.

Tidak seperti data-data Zona Euro yang berdampak tinggi, rilis laporan ekonomi AS akhir-akhir ini memang tidak memberikan sinyal yang cukup jelas bagi The Fed untuk melakukan penyesuaian suku bunga.

Faktanya, sejak FOMC Meeting 1 Mei lalu, harga-harga saham di Wall Street cenderung naik, tingkat pengangguran jatuh ke level terendah 45 tahun, konsensus untuk pertumbuhan ekonomi relatif tidak berubah, dan rencana tarif dagang untuk Meksiko yang sebelumnya memicu spekulasi Rate Cut, telah ditunda. Menurut tool GDP Tracker dari Atlanta Fed, ekonomi AS di kuartal kedua tahun ini diproyeksi mencapai 2.1%, dengan angka-angka final untuk tingkat pemintaan dan konsumsi di kisaran 3.0%.

Bisa dikatakan, sekalipun The Fed benar-benar memotong suku bunga seperti yang digadang-gadang selama ini untuk mengantisipasi efek perang dagang dengan China, AS akan tetap mempertahankan jarak divergensi suku bunga dengan Zona Euro.

Maka dari itu, meski EUR/USD berpeluang terkoreksi ke area 1.1290/1.1310, ACY memperkirakan jika pair ini secara garis besar masih bergerak dalam Downtrend jangka panjang, yang menargetkan level di bawah 1.1000.

Notulen dari pertemuan RBA 4 Juni lalu mengandung pernyataan yang menggarisbawahi potensi penurunan suku bunga lebih lanjut. Akibatnya, AUD/USD pun kembali selip ke bawah 0.6850 sebelum menemukan pijakan di area 0.6830.

Dalam dinamika pergerakan serupa EUR/USD, cukup logis untuk memandang bahwa RBA akan selalu beberapa langkah di depan The Fed dalam hal penurunan suku bunga; terlepas dari bias pelonggaran macam apa yang akan diadopsi The Fed di sisa tahun 2019. Secara teknikal, chart AUD/USD kini menunjukkan support kunci di sekitar 0.6780, dengan resistance di area 0.6975.

Rapat BoJ hari ini tidak terlalu berpengaruh karena minimnya ekspektasi perubahan kebijakan. USD/JPY sendiri sudah membentuk pola rounding top di chart Daily, dengan support di 107.70 dan resistance pada area 108.60/70. Pola harga seperti ini biasanya mengarah pada pergerakan downside. Untuk itu, ACY menilai jika ekstensi range USD/JPY dalam jangka pendek akan menyentuh 107.00 atau bahkan lebih rendah lagi.

Seiring dengan menyusutnya pilihan kandidat PM Inggris, peluang Boris Johnson untuk "berkantor" di Downing Street No. 10 semakin terlihat nyata. Selama ini, Johnson merupakan figur yang giat mendukung rencana "No-Deal Brexit", dan dikenal bisa "mangkir" dari kebijakan-kebijakan penting.

Akan tetapi, peluang terpilihnya Boris Johnson sebagai PM Inggris tak mampu menahan rebound GBP/USD dari level rendah 1.2510 yang tercapai di hari Selasa kemarin. Jika harga menembus resistance 1.2680 ke arah atas, maka Pound kemungkinan akan melemah dalam jangka menengah.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-...ffiliate=12229
Reply With Quote
  #233  
Old 24th June 2019
djamirun_aje's Avatar
djamirun_aje djamirun_aje is offline
Ceriwis Addicted
 
Join Date: Jun 2017
Posts: 3,095
Rep Power: 11
djamirun_aje mempunyai hidup yang Normal
Default

Mungkinkah Mini-BOT Italia Memicu Krisis Baru Bagi Euro?

Sejak mencatatkan level terendah intraday pada hari Selasa lalu (18/Juni) di area 1.1180, EUR/USD reli hingga lebih dari 180 poin ke 1.1365, dan mengakhiri pekan kemarin dengan posisi di atas garis MA 200 untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun.

Dengan interpretasi pasar yang dovish terhadap FOMC dan tumbuhnya harapan terhadap pembicaraan dagang AS-China dalam pertemuan G-20 minggu ini, maka cukup beralasan untuk memandang bahwa reli counter-trend EUR/USD lebih disebabkan oleh berita-berita fundamental dari luar Zona Euro.

Sekalipun outlook teknikal menunjukkan peluang pergerakan EUR/USD kembali ke batas 1.1400 dalam pekan ini, perlu diperhatikan juga bahwa potensi ancaman yang masih mengintai di Italia bisa merusak seluruh struktur EMU (European Monetary Union).





Dalam update forex yang telah lalu, ACY pernah menyebutkan peliknya negosiasi anggaran yang tengah berlangsung antara Brussel dan Pemerintah Italia. Para pemangku kepentingan di negeri tersebut ingin menstimulus perekonomian dengan meluncurkan program fiskal baru, sementara Dewan Eropa meresponnya dengan ancaman denda yang fatal bila Italia membiarkan rasio utangnya terhadap PDB naik di atas 2.4%.

Didorong oleh dukungan kuat terhadap partai 5-Star Movement di pemilu parlemen Eropa baru-baru ini, Wakil PM Matteo Salvini dengan yakin memperkenalkan Undang-Undang yang memungkinkan Departemen Keuangan Italia untuk menerbitkan dan membelanjakan "Mini-BOT". Peluncuran Mini-BOT dimaksudkan agar pemerintah dapat membayar tagihan-tagihan infrastruktur yang sudah jatuh tempo, sembari menghindar dari parameter utang EMU.

Mini-BOT sendiri merupakan singkatan dari "Bills of Treasury" (Buoni Ordinari del Tesoro dalam Bahasa Italia), yang didasarkan pada Euro dan didenominasikan dalam nilai antara €10 and €500.... Pada dasarnya, Italia sama saja dengan sekonyong-konyong membuat uang baru dan membelajakannya sendiri.

Meskipun pekan lalu perdagangan Euro tampak disibukkan dengan negosiasi dagang dan pengambilan sikap bank sentral negara-negara G-7, masalah Mini-BOT dapat menjadi langkah pertama bagi Italia untuk menciptakan mata uang domestik yang bisa digunakan secara paralel dengan Euro, sebagai persiapan sebelum keluar secara formal dari Zona Euro dan EMU.

Italia merupakan negara dengan perekonomian terbesar keempat di Uni Eropa. Maka dari itu, ACY memandang jika eskalasi masalah Mini-BOT dapat memperluas kekhawatiran terhadap ketidakstabilan EMU secara sistematis, dan menjadi ancaman krisis baru bagi bank-bank Uni Eropa.

Barangkali, masih terlalu awal untuk mengantisipasi dampak Mini-BOT terhadap Euro di minggu ini. Dengan proses Brexit yang belum terselesaikan, cukup sulit untuk menemukan katalis yang dapat mempengaruhi reli EUR/USD atau EUR/GBP saat ini.



Outlook Pair Mayor Lainnya
Didukung oleh Treasury Yield domestik yang melandai, peluang pemotongan suku bunga RBA lebih lanjut pada 2 Juli mendatang telah meningkat dari 60% ke 80% di pekan lalu. Pergerakan harga AUD/USD pada chart Daily mengindikasikan zona resistance kuat di area 0.6040 dan 0.6960, sementara sinyal indikator momentum cenderung netral.

USD/JPY menemukan support di sekitar 107.00 pada Jumat lalu (21/Juni), tapi gambaran teknikalnya tidak mengindikasikan Low jangka pendek. Dengan Daily RSI yang beradai di 26.25, pair tersebut bisa terangkat kembali ke area 108.00 di awal pekan ini. ACY sendiri lebih memilih Long untuk posisi perdagangan yang taktis, begitu kondisi Oversold terkonfirmasi.

Di sisi lain, GBP/USD menguat hingga lebih dari 1.0% sepanjang pekan lalu, dan mencatatkan posisi penutupan harga di atas MA 30 untuk pertama kalinya sejak 6 Mei. Area resistance berikutnya diprediksi berada di 1.2810, dengan support terdekat terletak sedikit di bawah 1.2650. ACY memilih untuk memperdagangkan Sterling versus Euro dari pola Rounding Top yang terbentuk di kisaran 0.8935, dengan target downside di dekat 0.8730.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-...ffiliate=12229
Reply With Quote
  #234  
Old 27th June 2019
djamirun_aje's Avatar
djamirun_aje djamirun_aje is offline
Ceriwis Addicted
 
Join Date: Jun 2017
Posts: 3,095
Rep Power: 11
djamirun_aje mempunyai hidup yang Normal
Default

Investor Bersiap Menghadapi KTT G20

Mengingat pembicaraan dagang antara Xi Jin-ping dan Donald Trump diiproyeksikan bakal mendominasi nuansa pasar akhir pekan ini, barangkali akan lebih akurat untuk mendeskripsikan pertemuan yang akan digelar di Osaka itu sebagai G20 Summit.

Ini akan menjadi tatap muka pertama antara Xi dan Trump semenjak negosiasi AS-China terputus di bulan Mei. Sejak saat itu pula, kedua belah pihak saling berkontribusi terhadap memburuknya hubungan dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia.

Kebuntuan dalam pembicaraan Washington dan Beijing telah mengguncang pasar finansial global, serta memicu keresahan mengenai potensi gangguan pada jalur-jalur perdagangan internasional yang dapat menimbulkan implikasi krusial bagi pertumbuhan ekonomi dunia.

Di tengah antisipasi pasar terhadap pertemuan G20, Trump justru mengeluarkan jurus ancamannya untuk menerapkan tarif tambahan terhadap barang-barang China senilai 300 miliar Dolar AS, mendaftarhitamkan beberapa perusahaan teknologi yang membantu pengembangan industri Supercomputer China, juga menyetujui penjualan 60 jet tempur F-16 ke Taiwan.

Di lain pihak, Xi tak tinggal diam. Sejauh ini, ia telah membangkitkan semangat nasionalisme di dalam negerinya, dan menegaskan bahwa China telah siap menghadapi konflik jangka panjang jika hal ini pada akhirnya bisa berujung pada lebih banyak kebebasan (secara ekonomi) bagi masyarakat China.

Singkat kata, pada titik ini tidak ada pihak yang menunjukkan sinyal kompromi ataupun kesediaan mengalah dari tuntutan-tuntutan sebelumnya, yang bisa mengarah pada resolusi jangka pendek dari perselisihan dagang kedua negara.



ACY pun mengekspektasikan jika pertemuan AS-China pada Sabtu (20/Juni) mendatang hanya akan berakhir dengan penundaan tarif impor dari AS, dan kesepakatan untuk mengadakan negosiasi-negosiasi resmi lebih lanjut di masa mendatang. Melihat tingginya level konflik dan luasnya spektrum isu yang dipermasalahkan, cukup wajar untuk tak mengharapkan apapun dari KTT G20 Osaka.

Outlook Teknikal Pair Mayor
Sesuai dugaan, pair-pair mayor diperdagangkan dalam range harga yang relatif sempit, dengan volatilitas Intraday yang cenderung kalem.

EUR/USD mencapai level tertinggi 3 minggu di 1.1410 pada sesi perdagangan Asia kemarin (26/Juni). Namun, pasangan mata uang ini kemudian melemah ke 1.1350. Indikator-indikator momentum masih menunjukkan sinyal yang cukup kuat untuk mendukung harga menguji kisaran 1.1400. Sekalipun begitu, apabila EUR/USD mematahkan 1.1335, maka hal ini akan menandakan tercapainya High jangka menengah.

RBNZ memutuskan untuk mempertahankan suku bunga, yang berefek positif pada pergerakan AUD dan NZD terhadap USD. Akan tetapi, pergerakan AUD/USD melambat tepat di dekat area 0.7000 pada sesi perdagangan New York yang kemarin cenderung sepi. Dengan proyesi market yang sudah sebesar 80% untuk pemotongan suku bunga RBA pada pertemuan di Selasa (2/Juli) mendatang, Aussie kemungkinan akan sulit memperpanjang kenaikannya di atas area 0.7020.

Menurut pengamatan ACY, titik balik momentum jangka pendek di time frame H4 terletak pada 0.6969. Karenanya, break dari level tersebut dapat mendorong AUD/USD untuk kembali turun ke 0.6915.

Setelah melemah ke level terendah 6 bulan di 106.75 pada hari Selasa lalu, USD/JPY kini sudah pulih ke level 107.70. Pemulihan ini terlihat menjanjikan, dengan potensi perbaikan outlook teknikal di chart Daily jika harga berhasil menembus 108.10. Namun karena pair ini sangatlah sensitif terhadap perkembangan konflik dagang, maka hasil yang mengecewakan dari KTT G20 bisa mendorong harga kembali merosot hingga ke bawah 106.00.

Sementara itu, Sterling sempat menyentuh level tinggi 1.2785 pada sesi perdagangan London kemarin. Namun, harga kembali terpukul oleh masalah baru dalam isu Brexit. Secara teknikal, GBP/USD sudah melakukan "key reversal" dan kini mengarah ke level support 1.2660, yang juga bertepatan dengan level MA 30.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-...ffiliate=12229
Reply With Quote
  #235  
Old 1st July 2019
djamirun_aje's Avatar
djamirun_aje djamirun_aje is offline
Ceriwis Addicted
 
Join Date: Jun 2017
Posts: 3,095
Rep Power: 11
djamirun_aje mempunyai hidup yang Normal
Default

Trump-Xi Berdamai Di G20, Bagaimana Selanjutnya?

Pada 6 Mei, Presiden Trump mengumumkan berakhirnya gencatan senjata dengan China yang diumumkan Desember lalu, dan menginstruksikan Departemen Keuangan AS untuk mulai merumuskan tarif tambahan bagi barang-barang impor dari China senilai 300 miliar Dolar AS, yang belum ter-cover pada penetapan tarif sebelumnya.

Saat itu, pasar finansial mulai memusatkan perhatian pada pertemuan G20, serta menganggapnya sebagai titik penting dalam hubungan dagang bilateral antara Beijing dan Washington. Tujuh hari sebelum KTT antar para pemimpin negara G20 itu dimulai, para investor baru mendapat konfirmasi jika pertemuan sampingan antara Xi dan Trump benar-benar akan terlaksana.

Sayangnya, acara yang digadang-gadang bakal menjadi pertemuan luar biasa antara 2 pemimpin negara dengan ekonomi terbesar dunia itu hanya berlangsung 60 menit, dan hasilnya lumayan bisa ditebak. Meskipun kedua belah pihak telah memperhitungkan hasil meeting tersebut sebagai hal positif, pada dasarnya keadaan tarif impor kembali ke kondisi bulan Mei.

China setuju membeli lebih banyak kedelai dari petani AS, sementara Trump mengizinkan perusahaan-perusahaan teknologi AS untuk melanjutkan penjualan komponen-komponen ke raksasa telekomunikasi Huawei. Namun setelah euforia mereda dan para pemimpin pulang ke negara masing-masing, peluang eskalasi konflik dagang sebenarnya tidak banyak mengalami perubahan.

Dari perspektif trading, negosiasi dagang AS-China tampaknya telah menjadi pola rutin yang akan terus berputar pada pasang surut kerjasama dan ketidakpastian. Dari pandangan ini, ACY pun mengestimasikan level-level teknikal yang kemungkinan bakal tampak pada beragam pair forex mayor minggu ini.


Outlook Teknikal Pair Forex Mayor
Setelah menyentuh 1.1415 pada hari Senin (24/Juni), EUR/USD gagal menguat kembali ke area 1.1400 di sepanjang pekan lalu. Daily RSI menunjukkan angka 63.00, yang belum mengindikasikan Overbought dan bisa mendukung harga untuk naik kembali ke area 1.1425/30 awal pekan ini. Support jangka pendek ada di 1.1330 yang juga bersinggungan dengan MA 200. Dilihat secara garis besar, trend jangka panjang EUR/USD masih cenderung ke bawah, dengan probabilitas tinggi untuk turun kembali ke 1.1100 sebelum bisa menyentuh 1.1500.

Sementara itu, USD/JPY sempat menyentuh level terendah 5 bulan di 106.70 pada hari Selasa lalu (25/Juni), sebelum berbalik menguat dan menutup pergerakan mingguan di dekat 108.00. Dengan Daily RSI dan MACD yang sama-sama mengarah ke atas, ACY memprediksikan jika USD/JPY berpeluang menanjak ke area 108.80/90 di minggu ini. Namun dalam pandangan yang lebih luas, setup harga masih cenderung bearish, dengan peluang besar untuk menembus level 107.00 dalam waktu dekat.

Meskipun proyeksi pemangkasan suku bunga RBA pada Selasa esok (2/Juli) tetap di kisaran 70%, AUD/USD konsisten menguat dalam 5 dari 6 minggu terakhir. Bahkan, gain pekan lalu yang sebesar 1.2% merupakan performa terkuat sejat Januari, dengan harga yang kini mendekati resistance kunci di sekitar 0.7040. Mengingat indikator-indikator momentum telah memberikan sinyal Overbought, tampaknya tidak banyak ruang kenaikan yang tersisa bagi AUD/USD.

GBP/USD telah bergerak di kedua sisi MA 30 dalam 7 sesi perdagangan terakhir. Kondisi ini biasanya menandakan pola Bottom dan dimulainya pergerakan upside. Level resistance kunci selanjutnya ada di 1.2750. Penembusan dari level itu dapat memicu pergerakan cepat menuju 1.2875, dengan support terdekat di area 1.2630.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-...ffiliate=12229
Reply With Quote
  #236  
Old 4th July 2019
djamirun_aje's Avatar
djamirun_aje djamirun_aje is offline
Ceriwis Addicted
 
Join Date: Jun 2017
Posts: 3,095
Rep Power: 11
djamirun_aje mempunyai hidup yang Normal
Default

Mampukah Rilis NFP Pekan Ini Mengubah Outlook Suku Bunga AS?
Sejalan dengan melambatnya pergerakan harga karena hari libur di pasar AS, tampak jelas bahwa hasil pertemuan G20 akhir pekan lalu tidak menghasilkan kebijakan berdampak ataupun menjadi katalis yang bisa mengubah trend perekonomian global.

Situasi itu kemungkinan tak akan terulang pada rilis data NFP AS periode Juni 2019, yang dijadwalkan meluncur Jumat besok (05/Juli). Merunut hasil NFP sebelumnya yang diluncurkan pada 7 Juni silam, pertumbuhan tipis di angka 75,000 telah membuat USD bergerak defensif, begitu pula dengan saham-saham AS. Sementara itu, proyeksi pemotongan suku bunga The Fed di paruh kedua 2019 terus meningkat.

Mengingat banyak trader forex biasanya mencari peluang profit dari rilis data NFP, maka pertanyaannya sekarang adalah: seberapa kuat hasil rilis yang dibutuhkan untuk mengubah outlook suku bunga secara signifikan?

Berdasarkan data dari Biro Statistik AS, pertumbuhan NFP perlu mencatatkan rerata 120,000 per bulan untuk mempertahankan tingkat pengangguran di bawah 4.0%. Sementara itu, tingkat pendapatan mingguan perlu bertahan di laju 0.3% agar bisa menjaga inflasi di level 2.0% yang merupakan target Fed.


Forecast untuk laporan NFP yang dirilis Jumat mendatang berada di level 163,000, dengan Weekly Earnings yang diekspektasikan mencapai 0.3%, dan tingkat pengangguran tak berubah di 3.6%. Terlepas dari proyeksi tersebut, perlu diperhatikan pula bahwa pasar AS libur hari ini untuk memperingati hari kemerdekaan. Karena itu, aktivitas pasar di hari Jumat kemungkinan besar tidak akan sesibuk rilis NFP biasanya.

Memperhitungkan kondisi-kondisi di atas, ACY melihat bahwa "puncak" pandangan bearish untuk USD telah berlalu dalam sebulan terakhir, sementara outlook NFP besok lebih cenderung pada rilis data yang lebih kuat dari ekspektasi, ditambah dengan revisi naik pada angka bulan sebelumnya.

Karenanya, hasil data NFP yang mendekati konsensus pasar, berapapun itu, dapat memberikan alasan bagi para pejabat Fed untuk mempertahankan bias netral terhadap kebijakan suku bunga di pertemuan FOMC 31 Juli mendatang. Di samping itu, ACY juga memandang jika hal ini dapat menekan ekspektasi pasar terhadap suku bunga Fed.


Outlook Teknikal Pair Forex Mayor
EUR/USD sejauh ini cenderung diperdagangkan dalam range sempit, sekitar 40 poin di kisaran 1.1260 hingga 1.1300 selama beberapa sesi perdagangan terakhir. Banyaknya posisi Option dengan strike price di antara 1.1240 dan 1.1320 yang akan kedaluwarsa pada pembukaan sesi London besok, berpotensi memperpanjang kondisi perdagangan yang cenderung sepi hingga akhir pekan.

Sementara itu, Sterling tak mampu bertahan di atas garis MA30 yang berlokasi di area 1.2660. Mata uang ini justru menguji support 1.2550 pada sesi perdagangan London kemarin. Dengan kedua kandidat Perdana Menteri dari Partai Konservatif yang sama-sama mengekspresikan keinginan untuk meninggalkan Uni Eropa tanpa Withdraw Agreement, GBP/USD bisa kembali menyambangi level 1.2500.

Dolar Australia tetap bertahan versus mata uang mayor lain, sekalipun pemotongan suku bunga RBA lebih lanjut telah diproyeksikan untuk akhir tahun ini. Walaupun reversal AUD/USD Senin lalu (01/Juli) tidak berlanjut membentuk pergerakan downside, pair ini diproyeksi hanya akan menguat terbatas di area 0.7035/40.

Setelah naik ke 108.50 pada awal sesi perdagangan Senin, USD/JPY justru melemah lagi hingga menyentuh 107.50 pada sesi Asia kemarin. Dengan pasar AS yang masih libur, pair ini berpotensi diperdagangkan di area 107.70 dan 108.25 sampai rilis laporan NFP.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-...ffiliate=12229
Reply With Quote
  #237  
Old 8th July 2019
djamirun_aje's Avatar
djamirun_aje djamirun_aje is offline
Ceriwis Addicted
 
Join Date: Jun 2017
Posts: 3,095
Rep Power: 11
djamirun_aje mempunyai hidup yang Normal
Default

Kokohnya Data NFP Mengangkat Greenback
Membuktikan sekali lagi bahwa mayoritas analis pasar salah prediksi, jumlah pekerjaan baru (NFP) di AS melesat sebanyak 224,000 pada Jumat lalu, mengungguli konsensus pasar yang hanya memperkirakan penambahan 160,000.

Ini merupakan angka pertumbuhan terkuat sejak Januari, dan menjadi yang kesembilan kalinya secara berturut-turut bagi data aktual NFP untuk mencatatkan selisih lebih dari 50,000 dibanding forecast. Menurut ACY, hal ini menunjukkan bahwa sudah waktunya bagi Biro Statistik AS untuk mengupayakan cara penyampaian informasi yang lebih efektif, agar analis lebih mudah memprediksi dan mencegah proyeksi NFP menjadi semacam tebak-tebakan bagi investor setiap bulannya.

Terlepas dari data NFP, laporan ketenagekerjaan AS lainnya cenderung berada dalam area ekspektasi. Average Hourly Earnings di level 0.2% secara bulanan dan mengukir pertumbuhan 3.1% dalam basis tahunan, sementara Unemployment Rate menguat ke 3.7%, diiringi dengan naiknya Participation Rate.

Dolar AS bergerak meninggi terhadap mata uang mayor lainnya, karena data-data ketenagakerjaan di atas mengindikasikan bahwa meskipun ekonomi melambat di Q2, belum ada urgensi bagi FOMC untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan akhir Juli mendatang. Faktanya, prospek pemangkasan suku bunga tersebut anjlok dari 25% ke 2% di akhir sesi perdagangan Jumat (05/Juli) pekan lalu.

Minggu ini, Ketua Fed Jerome Powell akan berkunjung ke Capitol Hill untuk menghadiri acara testimoni Humphrey-Hawkins yang digelar rutin dua kali setahun, dimana ia akan menghadap pada Senate Banking Committee. Jika angka-angka ketenagakerjaan pekan lalu dianggap cukup baik bagi The Fed untuk memupus ekspektasi Rate Cut pasar saat ini, maka testimoni Powell akan menjadi ajang yang tepat untuk "membujuk" pasar keluar dari sentimen dovish.


Outlook Teknikal Pair Forex Mayor
Reli Greenback pada akhir minggu sebelumnya telah menembus beberapa level teknikal penting. ACY menilai jika harga masih berpotensi untuk memperpanjang range pergerakan tersebut di sepanjang pekan ini.

Setelah berupaya mendekati resistance 1.1400 pada Senin lalu (01/Juli), EUR/USD menguji area 1.1200 di sesi perdagangan New York Jumat kemarin. Indikator-indikator momentum seperti MACD dan RSI tengah menunjukkan pelemahan, dengan daerah key support terlihat berada di 1.1160/70.

Sementara itu, pergerakan AUD/USD minggu lalu tertahan di bawah 0.7050. Ini merupakan kegagalan yang ketiga kalinya bagi Dolar Australia untuk mencapai level tersebut sejak pertengahan April. Support terdekat AUD/USD saat ini berada di 0.6960. Dengan titik key inflection yang terpatok di 0.6940, ACY memperkirakan jika Aussie bisa melemah ke level rendah 20 Juni (0.6880) apabila harga mematahkan area tersebut.

Setelah mengawali minggu lalu dengan gap naik ke 108.40, USD/JPY justru melorot ke 107.50 dalam beberapa hari setelahnya. Namun, laporan ketenagakerjaan yang kokoh mendorong pair ini menyentuh level tertinggi 3 minggu di area 108.65 pada penutupan sesi New York akhir pekan. Walaupun gambaran teknikal pair ini masih terlihat bullish, risiko aksi jual dari nuansa "risk off" bisa mengancam kenaikan USD/JPY untuk tertahan di area 109.20/30.

Walaupun sempat menunjukkan pola bullish reversal di awal pekan lalu, GBP/USD anjlok hingga 1.3 persen saat memasuki akhir pekan, dan mencatatkan level penutupan terendah di lebih dari dua tahun pada kisaran 1.2520. Chart Daily pair ini tidak menunjukkan sinyal bullish divergence, dan penembusan di bawah 1.2500 dapat memperpanjang penurunan lebih lanjut ke 1.2370.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-...ffiliate=12229
Reply With Quote
  #238  
Old 11th July 2019
djamirun_aje's Avatar
djamirun_aje djamirun_aje is offline
Ceriwis Addicted
 
Join Date: Jun 2017
Posts: 3,095
Rep Power: 11
djamirun_aje mempunyai hidup yang Normal
Default

Siapkah ECB Meluncurkan QE Lanjutan?
ECB Sudah Mensinyalkan Stimulus Baru
Setelah serangkaian laporan ekonomi yang lebih rendah dari ekspektasi, beberapa pejabat ECB mulai merencanakan stimulus moneter tambahan untuk menarik Zona Euro keluar dari jalur penurunan saat ini. Beberapa rencana tersebut, seperti menurunkan suku bunga deposit, meluncurkan TLTRO, serta membeli obligasi secara langsung (QE), sudah pernah dicoba sebelumnya dan memicu kritikan dari anggota ECB lain yang lebih konservatif secara fiskal.

Dengan suku bunga deposit yang saat ini sudah mencapai -40 basis poin, langkah penurunan lebih lanjut kemungkinan tidak akan membuat banyak perbedaan. Apalagi, bank-bank Eropa memiliki kewajiban untuk mendepositkan sejumlah Tier 1 Capital mereka di ECB. Jika dikondisikan dengan suku bunga yang -40 basis poin, maka return negatif dari deposit bank-bank tersebut diperkirakan mencapai 8 miliar Euro per tahun.

Eks Ketua IMF Akan Gantikan Mario Draghi
Meski mengetahui risiko-risiko yang dihadapi sektor perbankan Uni Eropa saat ini, baik Mario Draghi dan penggantinya, Christine Lagarde, cenderung mendukung rencana kebijakan longgar lebih lanjut, yang paling cepat dimumkan pada pertemuan ECB 25 Juli mendatang.


Penting untuk dicermati juga bahwa Lagarde merupakan sosok yang mendorong bank-bank sentral dunia untuk menggunakan kebijakan suku bunga negatif selama menjabat sebagai Ketua IMF. Melihat situasi ini, ACY memprediksi jika ECB dapat menerapkan QE lanjutan secepat bulan September mendatang, tanpa mengkhawatirkan dampaknya terhadap kontinuitas kebijakan.

EUR/USD Bergeser Ke Bawah 1.1200
EUR/USD menunjukkan respon beragam terhadap prospek pengumuman stimulus moneter tambahan. Untuk pertama kalinya sejak 20 Juni, pasangan mata uang ini turun hingga mematahkan level 1.1200, sebelum akhirnya pulih ke area 1.1250 pada sesi perdagangan New York kemarin (10/Juli). Secara teknikal, indikator-indikator momentum menunjukkan bahwa level MA 30 yang saat ini berada di 1.1270 akan menjadi resistance terdekat. Break di atas 1.1180 akan berpotensi memperpanjang kenaikan harga ke kisaran 1.1120/30, hingga menjelang ECB meeting 25 Juli mendatang.

GBP/USD Merosot Ke Level Terendah Baru
Sterling telah membentuk beberapa pola reversal bullish dalam 6 pekan terakhir, tapi tidak ada satupun yang mengumpulkan cukup kekuatan untuk mendorong harga lebih lanjut dan menampilkan sinyal buy profitable. Level terendah kemarin yang berada di 1.2430 merupakan rekor baru dalam tahun ini, dan telah menekan Daily RSI ke area Oversold, tepatnya di titik 30.25. Kecuali harga dapat pulih hingga ke atas resistance 1.2540, GBP/USD berisiko merosot ke area terendah baru pada kisaran 1.2400.

AUD/USD Bearish, Target Jangka Menengah Di 0.6840
Setelah jatuh dalam 5 sesi perdagangan terakhir, AUD/USD berhasil menemukan support di dekat level 0.6900. Meskipun rebound dari 0.6950 dapat meringankan kondisi Oversold Dolar Australia di chart H4, trend mayor di chart Daily masih cenderung lemah, dengan target jangka menengah yang terlihat di area 0.6840/50.

Pasca Sentuh Titik Tertinggi 5 Minggu, Kenaikan USD/JPY Akan Tertahan
Pasangan mata uang USD/JPY mencatatkan level tertinggi 5 minggu di dekat 109.00 pada sesi perdagangan Asia kemarin. Walaupun Daily MACD dan RSI masih terlihat menanjak, risiko fundamental dari ekspor Jepang berpeluang membatasi penguatan pair ini di area 109.30/40.

Menurut ACY, sell USD/JPY dari reli jangka pendek telah menjadi strategi yang cukup menjanjikan dalam 6 bulan terakhir, dan tampaknya, tidak ada perubahan fundamental yang cukup besar untuk mengubah pola tersebut. Target medium USD/JPY kini berada di area 107.10/20.

Info selanjutnya klik link ini. Sumber : https://www.acy.com/category/market-...ffiliate=12229
Reply With Quote
  #239  
Old 15th July 2019
djamirun_aje's Avatar
djamirun_aje djamirun_aje is offline
Ceriwis Addicted
 
Join Date: Jun 2017
Posts: 3,095
Rep Power: 11
djamirun_aje mempunyai hidup yang Normal
Default

AUD/USD Kembali Ke Zona Sell
RBA Potong Suku Bunga Menjadi 1%

Philip Lowe menjabat sebagai Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) sejak 18 September 2016. Sebagian besar masa jabatannya dalam 2 tahun pertama ia gunakan untuk mempertahankan pandangan bahwa kebijakan selanjutnya adalah pengetatan dari level suku bunga 1.5% yang sudah rendah secara historis.

Sayangnya, seiring dengan meningkatnya eskalasi konflik dagang AS-China dan kontraksi belanja konsumen domestik, Statement publik Lowe bergeser menjadi netral, yang kemudian berubah lagi menjadi dovish. Hal ini terbukti dari pemangkasan suku bunga RBA sebesar 25 bps pada bulan Juni dan Juli 2019. Kini, dengan benchmark rate di 1%, Lowe justru menetapkan target yang ambisius untuk tingkat pengangguran pada level 4.5%. Menurut konsensus RBA, angka 4.5% mencerminkan kondisi "full employment" yang akan menyerap segala "ekses" di pasar tenaga kerja, mengangkat upah di "tingkat yang signifikan", dan mendorong inflasi kembali ke target bank sentral pada kisaran 2% hingga 3%.

Terakhir kalinya tingkat pengangguran berada di level 4.5% adalah ketika investasi asing dan penambangan melesat di tahun 2008. Dengan latar perlambatan global di sektor manufaktur dan pertumbuhan GDP dalam negeri yang saat ini kurang dari 2.0%, maka akan sulit untuk mengupayakan peningkatan sektor tenaga kerja yang memenuhi target RBA. Laporan ketenagakerjaan bulan Juni dijadwalkan meluncur pada hari Kamis (18/Juli), dengan forecast awal yang memperkirakan penambahan 9,000 pekerjaan, dan tingkat pengangguran tetap di 5.2%.

Perlambatan Di Pasar Tenaga Kerja Australia

Menurut ACY, berkurangnya pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan Pemiihan Umum berpeluang menurunkan data Employment Change Australia. Sebelumnya, ketenagakerjaan pada periode Mei memang meningkat berkat Pemilihan Umum, dan hal ini sudah rutin terjadi dalam dua event Pemilu terakhir. Di samping itu, laporan terbaru dari Biro Statistik Australia menunjukkan bahwa lowongan dan iklan kerja sama-sama turun dalam 3 bulan terakhir.

Reli Dolar Australia Masih Rentan

AUD/USD merupakan salah satu pair yang paling diuntungkan dari pelemahan USD pekan lalu. Pasangan mata uang ini menguat 120 poin, ditunjang oleh proyeksi penurunan suku bunga The Fed dan keyakinan pasar jika RBA akan mempertahankan suku bunganya, setidaknya hingga Q4 tahun ini. Meskipun Aussie saat ini terlihat siap menguji area 0.7050, laporan ketenagakerjaan yang lemah di hari Kamis esok dapat menekan harga turun kembali ke area 0.6920/30.



EUR/USD Sideways Dalam Dua Pekan Terakhir

Dengan ECB yang dijadwalkan menggelar rapat kebijakannya pada 25 Juli mendatang, EUR/USD terlihat masih nyaman berkisar di area 1.1200 dan 1.1300. Range ini telah membatasi pergerakan Euro terhadap Dolar AS selama dua minggu terakhir. Tak pelak, gambaran teknikal EUR/USD relatif netral, dengan Daily RSI yang berada sedikit di bawah 50.00. ACY memperkirakan bila MA 200 yang terlihat di sekitar 1.1330 bisa menjadi pembatas reli kenaikan, sementara support terdekat terpantau berada di area 1.1225.

Sterling Kembali Ke Area 1.2570

Setelah mencatatkan level terendah baru di area 1.2440 pada hari Selasa lalu (09/Juli), GBP/USD pulih ke kisaran 1.2570 pada akhir pekan. Meski demikian, indikator-indikator momentum menunjukkan bahwa sinyal kenaikan masih cukup terbebani. Area resistance berikutnya tampak di 1.2630/40. Jika harga break ke bawah 1.2490, maka akan mengkonfirmasi usainya bounce korektif pada pergerakan GBP/USD.

Pasca Mundur Ke 108.00, USD/JPY Berpotensi Melemah Lagi

USD/JPY menguat hingga ke 109.00 pada Rabu lalu (10/Juli), tapi kemudian merosot ke bawah batas 108.00 menjelang akhir pekan. Dengan sedikitnya data ekonomi berdampak tinggi dari Jepang minggu ini, indikator momentum jangka pendek USD/JPY mengindikasikan target pelemahan ke 107.00, dengan ekstensi lanjutan ke area 106.60/70.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-...ffiliate=12229
Reply With Quote
  #240  
Old 22nd July 2019
djamirun_aje's Avatar
djamirun_aje djamirun_aje is offline
Ceriwis Addicted
 
Join Date: Jun 2017
Posts: 3,095
Rep Power: 11
djamirun_aje mempunyai hidup yang Normal
Default

USD Rebound Setelah The Fed Perjelas Proyeksi Suku Bunga

Proyeksi suku bunga bank sentral akhir-akhir ini semakin memiliki pengaruh besar terhadap pergerakan mata uang mayor. Dalam waktu 2 minggu terakhir, bank-bank sentral dari Zona Euro, Jepang, dan AS akan menggelar rapat kebijakan masing-masing. Volatilitas 3-bulanan yang terimpilikasi pada pair-pair mayor berakhir di level tertinggi 5 pekan pada akhir minggu lalu. Hal ini tidaklah mengejutkan, terutama jika melihat swing harga Intraday dalam beberapa sesi trading terakhir.

Katalis utama yang menyebabkan lonjakan aktivitas trading berasal dari komentar para pejabat The Fed yang kontradiktif dan membingungkan. Kamis lalu (18/Juli), Presiden Fed New York John Williams dan Wakil Ketua Fed Richard Clarida sama-sama menyampaikan pernyataan yang menekankan pentingnya penurunan suku bunga sebagai tindak pencegahan, sekalipun tanda-tanda resesi belum tampak pada data ekonomi terbaru.

Williams bahkan menegaskan bahwa The Fed dapat menerapkan kebijakan moneter domestik dengan menurunkan suku bunga ke kisaran nol, untuk mencapai target Full Employment sekaligus stabilitas harga.

Tak butuh waktu lama bagi pelaku pasar forex untuk mencerna komentar tersebut dengan penurunan sentimen. Akibatnya, proyeksi Rate Cut 50 basis poin pada pertemuan FOMC 31 Juli mendatang pun terangkat naik, sebagaimana tercermin pada kontrak Fed Fund Futures yang secara Intraday menguat dari 20% menjadi 70% dalam sehari.

Hanya dua minggu sebelum pertemuan FOMC terlaksana, Dolar AS dilanda aksi jual berdasarkan prospek pemotongan suku bunga The Fed yang agresif tersebut. Akan tetapi, Fed secara mengejutkan merilis serangkaian Statement pada sesi perdagangan Jumat kemarin (19/Juli), untuk "menanggulangi" komentar-komentar mengenai suku bunga nol dan mengklarifikasi sikap Fed saat ini; bahwa penyesuaian apapun yang akan dilakukan terhadap suku bunga hanya berupa perubahan sebesar 25 basis poin.

Oleh karenanya, Greenback mengakhiri pekan lalu dengan penguatan terhadap mata uang mayor lain. Event mayor pekan ini adalah pertemuan ECB di hari Kamis (25/Juli). Sampai saat itu tiba, ACY meyakini jika USD akan diperdagangkan menguat dalam range harga saat ini.



Euro Gagal Mengamankan Posisi Di Atas MA 30

Meskipun komentar super dovish dari pejabat Fed pekan lalu menekan Dolar AS, EUR/USD nyatanya tak mampu memastikan kenaikan di atas MA 30 (1.1275). Sekalipun volatilitas Intraday telah meningkat, pair ini belum juga keluar dari area 1.1200 yang telah dihuni selama lebih dari 3 minggu terakhir.

Pasca kemerosotan hingga 60 poin pada Jumat lalu, sinyal MACD dan Daily RSI EUR/USD sama-sama terlihat menurun. Key Support berikutnya terpantau di 1.1170, dengan peluang pelemahan lebih lanjut ke area 1.1110 jelang ECB Meeting.

USD/JPY Berpotensi Retest 108.50

Di pekan lalu, pasangan mata uang ini seolah-olah siap break di bawah level support 107.00. Untungnya, klarifikasi The Fed pada hari Jumat berhasil menunjang pergerakan harga kembali ke 107.80. Namun, ketakutan fundamental dari pasar ekuitas global terhadap potensi "risk off" kemungkinan bakal membatasi pergerakan USD/JPY di bawah area 108.60/70.

Hanya penembusan di atas 109.00 yang mampu mengubah struktur bearish harga saat ini, dan mengindikasikan batas Low yang kuat serta berkelanjutan.

AUD/USD Tertahan Di Bawah 0.7100

Pair AUD/USD jatuh hampir 0.5% di akhir minggu lalu. Sekalipun demikian, harga pasangan mata uang ini masih terhitung 0.3% lebih tinggi dibanding level penutupan pekan sebelumnya. Penolakan harga di sekitar 0.7080 secara alamiah menggarisbawahi proyeksi Downtrend yang terbentuk sejak awal tahun ini. Meskipun support terdekat harga sekarang terlihat di dekat 0.7000, indikator momentum ACY mensinyalkan kisaran 0.6960/70 sebagai target jangka pendek berikutnya.

Kekhawatiran Hard Brexit Terus Membebani Sterling

Minggu lalu, parlemen Inggris meloloskan Undang-Undang yang secara efektif dapat menghalau pemerintah saat ini untuk memberlakukan Hard Brexit. Kabar ini sayangnya gagal mengangkat GBP/USD dari bawah MA 30. Pair ini hanya rebound terbatas ke kisaran 1.2450 setelah terpuruk di level rendah baru pada area 1.2370.

Daily Chart Sterling menunjukkan level resistance dari pola Triple Top yang belum terkonfirmasi di level 1.2570. Akan tetapi, resistance yang lebih kuat di 1.2600 perlu "diamankan" terlebih dulu untuk mematok proyeksi penurunan berikutnya. Di sisi lain, EUR/GBP mencatatkan reversal tajam dari level tinggi 7 bulan di area 0.9040, dan menutup pekan lalu di 0.8960.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-...ffiliate=12229
Reply With Quote
Reply

Thread Tools

Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 03:53 PM.