Vitamin C adalah jenis vitamin yang penting bagi kesehatan tubuh. Beberapa hewan dapat memproduksi vitamin C mereka sendiri. Sayangnya, manusia tidak memiliki kemampuan tersebut, dan perlu mendapatkan vitamin penting ini dari makanan atau sumber lain. Beberapa makanan sumber vitamin C yang baik seperti buah-buahan dan sayur-sayuran yang segar. Selain itu, asupan vitamin C juga dapat berupa pil suplemen dan
suntik vitamin C. Banyak ahli merekomendasikan asupan vitamin C hanya dalam bentuk makanan. Namun hal ini tidak menghentikan orang-orang untuk mendapatkan suntik vitamin C, terutama bagi mereka yang memiliki masalah gangguan penyerapan tertentu. Meskipun suntik vitamin C dianggap memiliki banyak manfaat kesehatan, apakah tindakan medis tersebut aman untuk dilakukan? Artikel ini akan membahas efek samping sekaligus risiko yang bisa Anda dapatkan dari suntik vitamin C.
Ketika digunakan untuk alasan yang telah disetujui oleh FDA dan dalam dosis yang benar, suntik vitamin C tergolong aman. Efek samping yang paling sering dijumpai setelah seseorang mendapatkan tindakan medis ini adalah munculnya bengkak ataupun timbulnya rasa sakit pada daerah yang mendapatkan suntikan. Apabila diberikan pada dosis yang tinggi, suntik vitamin C dapat menimbulkan mual. Hal ini dikarenakan mendapatkan vitamin C dalam jumlah yang tinggi bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Perlu diingat bahwa efek samping tersebut tidak akan Anda alami apabila asupan vitamin C berasal dari makanan seperti buah dan sayur, namun lebih dikarenakan oleh vitamin C dalam bentuk suplemen. Gejala gangguan pencernaan tersebut bisa Anda rasakan apabila Anda mendapatkan lebih dari 2000 mg dalam satu kali asupan. Gejala gangguan pencernaan yang paling umum dijumpai adalah diare dan mual.
Selain menyebabkan gangguan pencernaan, kelebihan vitamin C juga dapat meningkatkan risiko batu ginjal. Kelebihan vitamin C akan dikeluarkan dari dalam tubuh dalam bentuk oxalate, sebuah produk limbah tubuh. Oxalate ini biasanya akan dikeluarkan bersamaan atau melalui urin. Namun, dalam kasus tertentu, oxalate dapat mengikat mineral dan membentuk kristal yang dapat menyebabkan terbentuknya batu ginjal. Mendapatkan asupan dari suntik vitamin C dalam dosis yang besar memiliki potensi untuk meningkatkan jumlah oxalate di dalam urin, sehingga meningkatkan risiko seseorang untuk memiliki gangguan penyakit batu ginjal. Selain itu, orang-orang yang pernah memiliki batu ginjal sebelumnya memiliki risiko yang lebih besar.
Apabila Anda tertarik untuk mendapatkan suntik vitamin C dalam jumlah yang besar, konsultasi terlebih dahulu dengan dokter Anda untuk mendapatkan informasi dan saran tentang potensi risiko bagi kesehatan yang dapat ditimbulkan. Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan yang Anda konsumsi. Apabila Anda mendapatkan suntik vitamin C dalam dosis yang tinggi, tubuh mungkin akan menyerap banyak zat besi dalam jumlah yang berlebih. Hal ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan apabila tubuh sudah memiliki kadar zat besi dalam jumlah yang tinggi. Selain itu, ada pula risiko infeksi untuk suntikan dalam bentuk apapun.
Suntik vitamin C biasanya dilakukan untuk mengatasi defisiensi vitamin C apabila suplemen dalam bentuk pil tidak dapat dikonsumsi. Suntik vitamin C juga umumnya dilakukan untuk kondisi “off-labelâ€, terutama kanker. Beberapa peneliti percaya bahwa suntik vitamin C dapat membuat kemoterapi bekerja dengan lebih baik sekaligus dapat mencegah efek samping dari kemoterapi. Namun, penelitian lebih lanjut mengenai manfaat suntik vitamin C diperlukan.
23rd March 2020
Efek Samping Suntik Vitamin C
