FAQ |
Calendar |
SEARCH |
Today's Posts |
#1
|
||||
|
||||
Asal Mula Ikrar Vegetarian
Asal Mula Ikrar Vegetarian Suatu saat, ketika Pertapa Sadar Cemerlang berada di tengah hutan terjadi bencana banjir yang menyebabkan gagal panen. Sang Manusia Dewa tidak mendapatkan sedekah selama 7 hari berturut-turut. Di atas gunung tinggallah 500 ekor kelinci. Ketika melihat keadaan Pertapa yang memprihatinkan, induk kelinci bertekad mengorbankan dirinya untuk menjadi santapan bagi si pertapa, dengan harapan agar Dharma Agung tetap tersebar lestari. Induk kelinci menyampaikan pesan terakhir kepada anak-anaknya bahwa ia akan mengorbankan diri dan pergi untuk selamanya. Ia berpesan agar semua kelinci menempuh kehidupan masing-masing dan menjaga diri dengan baik. Dewa Gunung dan Dewa Hutan turut membantu induk kelinci dengan menyalakan api. Salah seekor anak kelinci tergugah atas perilaku bundanya, sehingga terpanggil untuk ikut melakukan pengorbanan diri. Setelah api menyala, anak kelinci langsung melompat ke dalam kobaran api, diikuti oleh induknya. Saat daging kelinci tersaji dihidangkan, Dewa Gunung memberitahukan hal tersebut kepada Sang Pertapa. Begitu mendengar ucapan Dewa Gunung, Sang Pertapa tergugah dan menjadi sedih, lalu berkata, “Lebih baik aku membunuh diriku dan mengorbankan mataku, aku rela menerima berbagai penderitaan, daripada harus menyantap daging sesama makhluk hidup!” Bersamaan itu pula Beliau menegakkan Ikrar Agungnya, “Aku berjanji, di setiap kelahiranku yang berikutnya, sedikitpun tak akan berniat membunuh dan melukai sesama makhluk hidup, apalagi memakan daging mereka. Dengan semangat cinta kasih aku membina dan mencapai kesucian…” Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, Sang Pertapa juga melompat ke dalam kobaran api! Buddha Sakyamuni bersabda, “Induk kelinci pada saat itu adalah diri-Ku, dan anak kelinci adalah anak-Ku Rahula, sedangkan Sang Pertapa adalah Bodhisatva Maitreya. Sutra ini menyampaikan kepada kita bahwa sejak awal pembinaan-Nya, Buddha Maitreya telah berpantang makan daging. Kita sebagai siswa Maitreya, sepantasnya mengikuti langkah pembinaan Beliau. Tegakkan ikrar untuk menghindari pembunuhan dan berpantang makan daging. Hingga zaman sekarang pola vegetaris telah menjadi pola hidup yang mendunia. Semua ini berkat semangat kasih Buddha Maitreya. Inilah bukti nyata kehadiran era Maitreya pada masa sekarang ini. Terkait:
|
#2
|
||||
|
||||
Mod, izinkan sy nambahin yg senada dengan vegetarian dr berbagai sumber ya?
Dalam buku The Science of Self-Realization Wartawan: Bagaimana anda mengetahui bahwa hewan memiliki roh? Srila Prabhupada: Anda tentu bisa mengetahui. Berikut ini adalah bukti ilmiah. Hewan sedang mencari makan, anda juga sedang mencari makan, hewan sedang tidur, anda pun sedang tidur, hewan sedang melindungi dirinya, anda juga sedang melindungi diri, hewan melakukan aktifitas seksual, anda pun melakukan aktifitas seksual, hewan mempunyai anak, anda pun memiliki anak, anda punya tempat tinggal, mereka juga punya. Jika tubuh hewan tersayat, akan keluar darah. Ketika tubuh anda tersayat, juga akan mengeluarkan darah. Jadi, semua kesamaan ini benar-benar terpampang nyata di hadapan kita. Kalau begitu, mengapa anda hendak menyangkal kebenaran ini? Bahwa hewan dan kita sama-sama memiliki roh! Apakah anda pernah belajar logika? Dalam ilmu logika, terdapat prinsip perbandingan, yaitu melalui pencarian hal-hal yang sama antara dua objek, lalu dibuat kesimpulan. Jika manusia dan hewan memiliki begitu banyak kesamaan, sama-sama memiliki roh, mengapa anda menolak kenyataan ini? Kebenaran logika dan ilmiah tidak bisa dibantah. |
#3
|
||||
|
||||
Srimad Bhagavatam 12.3.52:
“krte yad dhyayato visnum tretayam yajhato makhaih dvapare paricaryayam kalav tad hari-kirtanat” (Hasil manapun yang diperoleh pada zaman Krta (Satya) dengan cara semadi kepada Visnu, pada zaman Treta dengan cara menghaturkan korban-korban suci, dan pada zaman Dvapara dengan melayani kaki padma Tuhan (pemujaan kepada Arca), dapat juga diperoleh pada Kali-Yuga ini dengan cara mengucapkan nama suci Tuhan Sri hari) Manawa Dharmasastra 5.48: “na krtva praninam himsam mamsamtpadyate kwacit, na ca pranivadhah svargyas tasman mamsam vivarjayet” (Daging tidak akan bisa didapat tanpa menyakiti mahluk-mahluk hidup, dan penganiayaan terhadap mahluk hidup adalah suatu halangan/pantangan dalam mencapai kebahagiaan suci, oleh karena itu hendaklah seseorang menghindari memakan daging) Manawa Dharmasastra 5.51: “anumanta vicasita nihanta krayavikrayi, samskarta copaharta ca khadakacceti ghatakah” (Ia yang mengijinkan penyembelihan seekor hewan, ia yang memotongnya, ia yang membunuhnya, ia yang membeli dan menjualnya, ia yang memasaknya, ia yang menyuguhkannya, dan ia yang memakannya semuanya itu patut dianggap sebagai pembunuh-pembunuh binatang) |
#4
|
||||
|
||||
Thanks bro..
Semoga info ini bisa mendorong orang untuk bervegetarian... Save Our World with Vegetarian.. |
#5
|
|||
|
|||
gan, ane punya pertanyaan yang cukup menggelitik ane mengenai fenomena vegetarian ini..
kita tau kalo tumbuhan juga makhluk hidup, sama kek hewan (di mana manusia termasuk juga kedalam kelompok hewan, sesuai dengan ilmu biologi). tapi kenapa hewan itu mendapat perlakuan yang lebih istimewa dibanding tumbuhan? kalo orang ogah makan daging (hewan) tapi memakan tumbuhan, berarti dia juga udah menyakiti makhluk hidup kan? apa alasannya karna kita ga bisa lihat/dengar tumbuhan nangis waktu dia kita makan/lukai jadinya kita mengabaikan fakta kalo dia itu sebenarnya makhluk hidup yang memiliki kedudukan yang sama dengan hewan? berarti ga adil dong, tumbuhan yang notabene adalah makhluk hidup (dimana sesama makhluk hidup tidak seharusnya saling menyakiti) mendapat perlakuan diskriminatif dibanding hewan... sori gan. ane bukan penganut paham Budha, dan bener2 ga ada niat untuk provokasi. ini murni ane pengen tau gan.. |
#6
|
|||
|
|||
ndan.. menurut ane vegetarian atau engga, itu balik lg ke pilihan idup masing2.. toh engga semua org buddhist vegetarian..
makan daging atau makan sayur, entah itu mkhluk idup atau engga, semua itu tergantung dari cetana (niat/kehendak) dari individu org tsb.. yah menurut ane, engga makan daging bisa ngelatih niat ntu supaya ada niat positif (minimal mikirin engga nyakitin hewan).. klo vegetarian tapi malah jadi kecanduan (malah melekat) dgn makanan vegetarian, niat yg dihasilkan pun not good.. |
#7
|
||||
|
||||
Quote:
bener bgt .... da banyak bgt sekarang orang vegetarian yang gak bisa terlepas dari ( ham , terasi vege , bebek , ikan asin , etc ) yah pokoknya dalam dunia nyatanya ada .. cuman di bikin yang vege so what the point bcome vege , but still eat all those things? ... hahahhaha bukan SARA .. coz aku sendiri buddhist tapi gak vege .. but tante ku vege and my own mother .. but yeah .. itu lah .. semua nya ada versi palsu nya ( kemelekatan ) sadhu -sadhu - sadhu.. sabbe satta bhavantu sukhitata |
#8
|
||||
|
||||
veget or not g ambil jalan tengah,,
makan daging klo ad daging,,, makan sayur waktu ad sayur( kebetulan hobi mkn sayur) buat ap veget,, tapi masih bikin ayam"an(kembang tahu di buat kyk daging) masih bikin ikan"an, steak"an,, sama aj u msh pgn mkn daging,, yg hayalin lagi makan daging,,pembodohan krn sama aj dgn kemelekatan. tapi klo emang dh niat jadi veget itu lebih baik,,,, |
#9
|
||||
|
||||
Quote:
|
#10
|
||||
|
||||
Benar sekali, dalam pencarian spiritual, seorang vege tapi bikin makanan ayam-ayaman dan ikan-ikanan sama saja dengan bohong. Tetapi setidaknya itu bisa menjadi langkah awal.
Tentang tumbuhan, dia adalah makhluk yang paling berbeda dari yang lainnya. Dia adalah makhluk yang paling penyabar. Dalam biologi pun menyebutkan bahwa tumbuhan adalah salah satunya makhluk yang bisa menyediakan makanan untuk diri sendiri dan untuk makhluk lain. Sastra suci juga menyatakan itu. Sastra suci juga menghimbau agar kita menjadi orang yang sesabar pohon. Dihina, dipuji, dimaki, dihormati, tetaplah netral. |
|
|