FAQ |
Calendar |
SEARCH |
Today's Posts |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
Uniknya Desa Bengkala yang penduduknya tidak bicara
Sebagai pulau yang banyak dikunjungi wisatawan dari mancanegara, tentu sangat wajar jika kemudian banyak penduduk Bali yang telah menguasai bahasa asing selain bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Tapi jika anda berkunjung Desa Bengkala di Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali anda akan disambut dengan bahasa yang justru sulit untuk difahami, yang oleh masyarakat Bali di sebut sebagai "Kata Kolok" yang artinya bahasa yang tidak pernah diucapkan. Secara umum, kata kolok dikenal sebagai 'pembicaraan orang tuli' yang kemudian menjadi sebuah bahasa yang cukup unik yaitu bahasa isyarat khas pedesaan yang bahkan berbeda dengan bahasa isyarat yang banyak digunakan di Indonesia maupun internasional. Di Bali sendiri, banyak penduduk lokal yang memberi sebutan Desa Bengkala sebagai Desa Kolok atau Desa Tuli. Pemberian nama tersebut disebabkan oleh jumlah penduduk difabel bisu dan tuli lebih tinggi daripada orang yang terlahir normal selama lebih dari tujuh generasi. Ada sekitar 3000 penduduk desa ini yang telah mengalami tuli sejak lahir. Di desa tersebut ada sekitar 3000 penduduk yang mengalami tuli sejak lahir, jumlah tersebut terbilang cukup tinggi. Sebagai perbandingan saja, dari 1000 kelahiran bayi di Amerika Serikat, terdapat dua hingga tiga anak yang terlahir tuli. Tingginya persentasi tuli tersebut dikarenakan oleh gen resesif geografis-centric atau DFNB3 yang telah muncul di desa ini selama lebih dari tujuh generasi. Bengkala sendiri berarti tempat bagi orang bersembunyi, dan selama bertahun-tahun para penduduk di desa ini lebih mempercayai kalau tuli mereka itu disebabkan oleh kutukan hantu kolok. Salah satu cerita mitos yang terkenal di kalangan penduduk adalah tentang adanya perkelahian dua orang yang sama-sama mempunyai kekuatan sihir lalu saling mengutuk satu sama lain untuk menjadi tuli. Di Desa Bengkala, seluruh penduduknya sudah terbiasa dengan gaya hidup orang tuli. Para warganya akan berkomunikasi tidak dengan kata-kata tetapi dengan tangan mereka. Selama bertahun-tahun para orangtua di Desa Bengkala akan mengajari anak-anak mereka dengan kata-kata kolok (bahasa isyarat), sehingga bisa menanamkan benih kesetaraan yang akan tumbuh saat mereka beranjak dewasa. Bahasa yang cukup unik itu pun cukup dikuasai oleh para penduduk maupun anak-anak baik yang terlahir normal maupun yang bisu tuli, semua bersama-sama dalam kesetaraan. Guru mengajari muridnya dengan "bahasa kolok" Bahkan para penari di desa ini pun rata-rata tidak bisa mendengar dan berbicara, sehingga ketika melakukan tarian janger kolok mereka sebenarnya tidak dapat mendengarkan alunan musik yang mengiringi tarian tersebut, namun mereka tetap bisa melakukan tariannya sampai selesai. Untuk mata pencahariannya, sebagian besar penduduk Desa Bengkala adalah para petani yang hanya menanam pisang, mangga, jambu, mencari rumput sampai peternak ayam, babi dan sapi. Di pasar-pasar lokal pun mereka hanya menggunakan timbangan dan gerakan tangan untuk bisa menjual hasil panen mereka. Meski sering terjadi kesulitan komunikasi karena tidak semua orang bisa mengerti bahasa isyarat yang cukup unik tersebut , namun mereka mampu menyelesaikannya dengan cara yang sederhana. Kini generasi muda kolok di Bengkala ini mulai mahir menggunakan perangkat smartphone atau ponsel pintar untuk berkomunikasi, eksis di media sosial atau untuk mempelajari bahasa isyarat internasional. |
#2
|
|||
|
|||
semangat belajar tuh anak anak nya
toko wallpaper dinding decorindoperkasa.com |
Thread Tools | |
|
|