Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Religion > Katolik

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 12th March 2012
vals's Avatar
valsVIP vals is offline
Super Moderator
 
Join Date: Apr 2011
Posts: 3,914
Rep Power: 48
vals has disabled reputation
Default Keluarga Mahasiswa Katolik Indonesia: Satu Keluarga dari Eropa

Keluarga Mahasiswa Katolik Indonesia: Satu Keluarga dari Eropa





Waktu menunjukkan pukul enam sore, suasana ramai di Gedung Yustinus Lt 14, Unika Atma Jaya Jakarta. Reuni kecil dan pertemuan hangat anggota Keluarga Mahasiswa Katolik Indonesia (KMKI) berlangsung sederhana, Sabtu, 14/1.

Reuni ini sekaligus memperingati ulang tahun emas KMKI. Lima puluh tahun silam, tepatnya 1 Januari 1962, lima puluh mahasiswa Katolik Indonesia yang sedang belajar di Eropa merangkai tekad dalam sebuah pertemuan di Chiemsee, Jerman Barat. Mereka ingin merajut rasa kekeluargaan antarmahasiswa Katolik Indonesia di Eropa.

Mahasiswa-mahasiswi tersebut datang dari Roma, Belgia, Belanda, Jerman, dan Austria, kemudian menamakan diri KMKI. Mereka berprinsip: ”Dari dan untuk mahasiswa-mahasiswi Indonesia di Eropa yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan dan kekatolikan”. Awal terbentuknya kelompok ini bukan berdasarkan alasan politis atau Gereja (hirarki). Melainkan, inisiatif para mahasiswa Indonesia yang terpencar di Eropa.

Menurut Koordinator Alumni KMKI, Bobby Budiarto, tujuan dibentuk KMKI yaitu agar mahasiswa Katolik Indonesia yang sedang belajar di Eropa bisa memiliki sebuah keluarga dan ikatan yang menjaga nilai kekatolikan. ”Ikatan itu diharapkan bisa berfungsi sebagai sarana saling membina diri dan berkontribusi untuk perkembangan masyarakat di Indonesia,” ujar Bobby.

Menurut Bobby, KMKI memiliki tanggung jawab besar terhadap Indonesia. ”Di KMKI para mahasiswa akan dilatih kepemimpinan. Mereka dibekali pengetahuan di bidang sosial, agama, dan budaya,” tandas Bobby.

KMKI memiliki logo dengan gambar kapal yang sedang berlayar dan ditumpangi tiga orang, dua laki-laki dan satu perempuan. Kapal yang sedang berlayar melambangkan Gereja. Sedangkan bagi KMKI, ilustrasi itu merupakan lambang perantauan. Unsur kekeluargaan tampak dari tiga awak kapal yang bekerjasama memandu kapal. KMKI pun diharapkan dapat berperan sebagai penengah jika ada pihak yang bertikai.

Usia 50 tahun

Memasuki hari jadinya yang ke-50, para alumni KMKI yang sekarang sudah kembali ke Indonesia merayakan Misa syukur sekaligus reuni kecil. Perayaan Ekaristi yang dihadiri lebih dari 170 alumni itu dipimpin oleh Pastor Johannes Hariyanto SJ, Pastor Hadrian Handy Lenggawa SJ, dan Pastor Simon Lili Tjahjadi Pr.

Dalam homilinya, Pastor Johannes Hariyanto SJ mengatakan, 50 tahun usia KMKI dinilai memiliki kebersamaan dan makna yang kuat. ”Proses pengalaman serta kebersamaan yang terus hidup dalam diri tiap anggotanya,” tandas Pastor Hariyanto.

Bagi Pastor Hariyanto, menginjak usia 50 tahun tidak hanya berbicara soal masa lalu tetapi juga masa depan. Ia berharap, semoga perjalanan 50 tahun ini menjadi modal KMKI untuk menanggapi situasi yang ada di depan. Hal ini menjadi refleksi dan usaha mereka bersama agar tetap setia kepada iman dan kepercayaan yang telah mereka miliki.

Selain Misa, acara 50 tahun KMKI ini sekaligus dijadikan sebagai sarana untuk membuat strategic management yang utuh, membuat visi/misi dan action plan, untuk terus meningkatkan kontribusi kepada masyarakat serta melakukan sinergi dengan para mahasiswa di Eropa.

Saksi sejarah berdirinya KMKI, Pastor F.X. Danuwinata SJ menuturkan, cita-cita KMKI adalah mengabdikan diri untuk Indonesia. ”Banyak mahasiswa Indonesia yang belajar di Eropa. Ada kemungkinan mahasiswa itu akan bekerja di Eropa, tetapi kami sadar bahwa Indonesia juga membutuhkan tenaga-tenaga ahli. Jika kami sudah selesai di sini bisa segera pulang dan mengabdikan diri bagi Indonesia,” ucap Pastor Danu.

Memasuki usia 50 tahun, Pastor Danu mengharapkan agar KMKI terus mengumandangkan gaung Indonesia di Eropa. ”KMKI harus terus menyuarakan kepentingan Indonesia di Eropa,” tutur Pastor Danu.

Harapan lain, semoga KMKI terus melebarkan sayapnya ke belahan Eropa lainnya. Misalkan, KMKI dapat merangkul mahasiswa-mahasiswi Indonesia yang sedang menuntut ilmu di negara yang sampai saat ini belum tersapa. ”Cobalah merangkul mahasiswa di negara lain seperti Ceko. Jangan sampai KMKI kehilangan rohnya. KMKI harus berguna bagi Tuhan, bangsa, dan negara,” pesan Romo Danu untuk generasi KMKI sekarang.

Alumni KMKI lainnya, Stephanus Hamidi Soetopo, yang bergabung dengan KMKI pada 1990 berujar, ”Saat itu saya kuliah di Berlin dan mendengar KMKI dari teman-teman di sana. Alasan saya masuk KMKI sederhana, karena agama saya Katolik. Jadi, tidak ada salahnya bergabung.”

Di era 1990-an, lanjut Hamidi, setiap Minggu KMKI mengadakan Misa bersama dengan menggunakan bahasa Indonesia. ”Acara ini rutin berlangsung hingga sekarang. Usai Misa biasanya kami mengadakan seminar dan diskusi bersama,” kenang Hamidi.

Usia 50 tahun KMKI dirasakan Hamidi sebagai pencapaian yang luar biasa. ”Bagi setiap anggota, KMKI sudah seperti keluarga. Kami sudah dekat karena sama-sama merasakan hidup merantau. Jadi, diharapkan antara pengurus dan anggota setiap generasi tidak putus begitu saja,” tegas Hamidi.

Di Indonesia

Seiring berjalannya waktu, banyak mahasiswa yang kembali ke Indonesia seusai masa studi. Agar ikatan kekeluargaan di antara anggota KMKI tidak hilang, maka pada 9 Juli 1983 terbentuklah KONTAK. ”Agar tidak tercerai-berai saat di Indonesia, maka kami membentuk KONTAK. Jadi, para anggota KONTAK adalah alumni KMKI,” ucap Bobby.

Para alumni KMKI ini ingin terus melanggengkan kekeluargaan yang pernah mereka rangkai bersama dalam KONTAK. Selebihnya, mereka ingin saling membantu dalam dunia kerja. ”KMKI hingga sekarang masih ada, tetapi untuk di Indonesia diberi nama KONTAK. Kami ingin kembali berkumpul karena anggota alumni KMKI sudah memiliki kesibukan masing-masing,” tandas Bobby.

Alasan lain terbentuknya KONTAK adalah karena anggota-anggotanya sudah bukan mahasiswa lagi. ”Selain itu, kami sudah memiliki karya sendiri-sendiri dalam hal bisnis dan sosial,” ujar Bobby.

Saat ini, anggota aktif KONTAK kurang lebih 100 orang. ”Anggotanya berasal dari Jakarta, Semarang, Yogyakarta yang tercerai-berai di paroki masing-masing,” imbuh Bobby.

KONTAK hanya memiliki kegiatan yang bersifat sementara. ”Tidak ada kegiatan rutin, selain Misa bersama, seminar, dan saling membantu dari sisi bisnis,” lanjut Bobby.

Bobby mengharapkan agar KONTAK bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat. ”KONTAK bisa menjadi satu kesatuan yang lebih sinergi sebagai sebuah keluarga, baik untuk anggota maupun masyarakat,” tandas Bobby.

Ke depan juga diharapkan agar KONTAK memiliki struktur organisasi, visi, dan misi yang lebih baik. Mereka ingin agar ada seorang pastor yang bersedia menjadi moderator, dan organisasi mereka bisa resmi terdaftar di Keuskupan Agung Jakarta.



sumber: hidupkatolik.com

__________________
ï·² ☯ ✡ ☨ ✞ ✝ ☮ ☥ ☦ ☧ ☩ ☪ ☫ ☬ â˜* ✌

Reply With Quote
  #2  
Old 7th September 2017
indah75's Avatar
indah75 indah75 is offline
Senior Ceriwiser
 
Join Date: Apr 2016
Location: Klaten
Posts: 5,189
Rep Power: 15
indah75 mempunyai hidup yang Normal
Default

Ide yang bagus banget apalagi mengumpulkan orang katolik diberbagai negara juga gak gampang. Semangatnya dapat dirasakan.
Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 04:15 PM.