Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Members Area > LAPOR!

LAPOR! Ruang untuk melaporkan segala bentuk yg melanggar aturan.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 17th June 2015
Gusnan's Avatar
Gusnan Gusnan is offline
Moderator
 
Join Date: Jun 2013
Posts: 27,623
Rep Power: 47
Gusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyak
Default Dugaan Pengaturan Skor, dari Senopati hingga Soekarno-Hatta

FERNANDO RANDY/BOLA Evan Dimas merayakan keberhasilan mencetak gol ke gawang Filipina, Selasa (9/6/2015).

- Kiprah Indonesia pada SEA Games 2015 tercoreng. Bukan cuma karena kekalahan telak 0-5 dari Thailand (13/6/2015) dan Vietnam (15/7/2015), tapi juga lantaran tuduhan pengaturan skor oleh bandar judi.

Tepatnya Selasa siang, Tim Advokasi #IndonesiaVSMafiaBola mengungkap indikasi rekayasa dalam perebutan medali perunggu melawan Vietnam. Mereka memutar percakapan dengan bandar judi yang dipanggil Das dalam konferensi pers di Senopati, Jakarta.

Dalam percakapan tersebut, seorang berinisial BS bertindak sebagai pengorek informasi. Ia telah berkoordinasi dengan pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) satu hari sebelum pertandingan atau Minggu (14/5/2015).

Berikut transkrip rekaman yang dikirim Kepala Bidang Penanganan Kasus Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Muhammad Isnur.

Percakapan Pertama

BS: Das, siapa yang bikin, siapa yang bikin tadi, Indonesia siapa yang bikin?
Das: Saya pantau kabar jauh orang Malaysia, tapi siapa saya tak tau. orang siapa saya tak kenal.

BS: Menang berapa dia?
Das: Dapat kabar saja. Tadi kalah ... kosong.

BS: Apa?
Das: 5-0.

BS: Itu manajer Indonesia dapet?
Das: Tak tau lah, saya tak kenal. Tapi tadi dapat kabar Indonesia bikin.

BS: Bandar siapa, bandar siapa, bandarnya siapa?
Das: Bandarnya ...

BS: Opal, Opal?
Das: Aaaa...

BS: Ya sama kamu itu. Pal itu saudaramu.

Pihak Kemenpora menyaksikan pertandingan tersebut di sebuah hotel di daerah Melawai, Jakarta. Hasilnya sama persis dengan penuturan BS. Indonesia tertinggal 0-4 pada paruh pertama. Untuk memastikan laga telah diatur, BS pun menghubungi Das pada jeda laga.

Percakapan Kedua

BS: Indonesia kalah berapa bos?
Das: 4-0 babak pertama. Tapi ada lagi dua atau tiga.

BS: Kalah 6-0 atau 7-0?
Das: Lebih tujuh lah saya rasa. Babak pertama sudah empat kosong. Babak kedua tidak valid, dua atau tiga lah. Mungkin tiga.

BS: Ini bandar mana Das yang dipakai?
Das: Saya tidak dapat data, tapi saya dapat kabar.

BS: You kabar dari siapa?
DS: Tidak perlu saya ulang-ulang, kawan saya.

BS: Oke. Ini semua pemain dapat? Semua pemain atau berapa pemain?
Das: Semua pemainlah. Semua pemain di pihak sama.
Kali ini, kata-kata Das tak terbukti. Vietnam hanya menambah satu gol melalui Noc Hai Que pada menit ke-71.

Menurut klaim Tim Advokasi #IndonesiaVSMafiaBola, pengaturan skor tak cuma terjadi pada laga timnas, tapi juga Indonesia Super League (ISL) dari 2010 hingga 2015. Ada pula praktik suap sejak 2000 sampai 2012. Temuan ini sudah diteruskan ke Bareskim Mabes Polri, termasuk rekaman lain berdurasi 13 menit 48 detik tentang dugaan rekayasa pertandingan ISL.

Buktikan, Tangkap, dan Penjarakan!
Rekaman ini jadi tamparan tambahan untuk tim Indonesia. Mereka baru tiba di Bandara Soekarno Hatta pada hari yang sama. Namun, Garuda Muda harus dicecar dan dimintai konfirmasi terkait kabar yang memalukan.

Paulo Sitanggang pun coba menghindar. "Saya tidak tahu soal itu," jawabnya ketika dimintai tanggapan soal dugaan pengaturan skor.

Beda hal dengan Pelatih Aji Santoso yang bersikap tenang. Ia cuma meminta bukti-bukti dilaporkan ke pihak Kepolisian untuk ditindaklanjuti.

"Siapa yang ngomong, siapa pemain, dan pelatih yang ada pengaturan skor. Kalau (terbukti) salah, tangkap dan penjarakan. Kalau pelatih, 1000 persen saya jamin tidak ada," ungkap Aji.

"Tadi saya ditelepon sama teman-teman wartawan. Sudah ada rekamannya antara bandar dan pemain. Ini sudah jelas," tambahnya.

Bagi Aji sendiri, faktor persiapan lebih pas untuk menjelaskan alasan kegagalan Indonesia meraih medali. Pasalnya, persiapan yang terfokus pada 20 pemain terpilih baru dimulai sejak 24 Mei 2015.

Arsitek berusia 45 tahun ini coba membandingkan dengan durasi persiapan kontestan lain. "Myanmar itu persiapannya satu tahun setengah. Vietnam sendiri sembilan bulan. Malaysia yang ikut kompetisi di Australia bersiap enam bulan walaupun tidak lolos di sana," jelasnya.

Tak bisa dimungkiri juga, kisruh sepak bola nasional memberikan pengaruh. Para pemain tak melakoni laga kompetitif sejak 24 April 2015, ketika PT Liga Indonesia menghentikan sementara semua laga Indonesia Super League dan Divisi Utama.

Kevakuman kompetisi berlanjut seiring keputusan PSSI pada 2 Mei 2015. Berdasarkan rapat Komite Eksekutif PSSI, seluruh kompetisi sepak bola Indonesia musim 2015 diakhiri secara prematur.

"Anak-anak sudah maksimal dengan masuk ke semifinal. Saya bisa apa dalam waktu 20 hari. Belum lagi ketika anak-anak masuk pemusatan latihan, kompetisi sudah dihentikan satu minggu jadi tidak ada aktivitas," kata pria asal Malang ini.

Senada dengan Aji, Ahmad Nufiandani melihat persiapan Garuda Muda jauh dari kata maksimal. "Tim kami cukup beruntung masuk semifinal," ucap pemain yang membela Arema pada musim 2015 ini.

Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti ikut mengomentari dugaan ini. Sama seperti Aji, pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Badan Tim Nasional ini menuntut pembuktian.

"Silakan buktikan. Jangan cuma preskon-preskon (konferensi pers) saja mencari popularitas," tulis La Nyalla melalui pesan singkat.

Bila menilik transkrip rekaman antara BS dan Das, tak semua anggota tim terlibat. Tetap saja, masyarakat berpotensi menggeneralisasi sehingga meragukan nasionalisme semua pemain.

Dugaan itu mengoyak emosi para pemain Garuda Muda yang sudah berpeluh dan berjuang demi negaranya. "Siapa sih bikin (isu) kayak gitu? Jahat banget. Tidak tahu apa kami capek," sebut salah seorang pemain timnas U-23.

Dilihat dari statistik pertandingan Vietnam vs Indonesia yang disusun Labbola, pasukan Aji memang telah berupaya keras untuk bisa menguasai pertandingan. Terbukti dari keunggulan penguasaan bola (52%) dan jumlah umpan yang lebih banyak (534 berbanding 496).

Akan tetapi, efektivitas serangan Vietnam jauh lebih baik daripada Indonesia. Meski kalah penguasaan bola, Vietnam bisa melepaskan 7 tembakan berbanding 3 milik Indonesia.

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 12:21 AM.