Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Religion > Kristen

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 5th January 2012
Copetuitter's Avatar
Copetuitter Copetuitter is offline
Moderator
 
Join Date: Oct 2011
Location: לח&
Posts: 2,291
Rep Power: 39
Copetuitter is Ceriwis GuruCopetuitter is Ceriwis GuruCopetuitter is Ceriwis GuruCopetuitter is Ceriwis GuruCopetuitter is Ceriwis GuruCopetuitter is Ceriwis GuruCopetuitter is Ceriwis GuruCopetuitter is Ceriwis GuruCopetuitter is Ceriwis GuruCopetuitter is Ceriwis GuruCopetuitter is Ceriwis Guru
Default Mujizat di balik pencobaan



Semakin mendekati kedatangan Yesus yang kedua kali, setan semakin gencar menyerang umat-umat Tuhan, dia tahu waktunya sudah semakin singkat. Firman Tuhan dalam 1 Petrus 5:8 menyatakan, “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya”. Setan sangat tahu kelemahan masing-masing umat Tuhan, dan ketika kita lengah dan lalai dia masuk memasang jeratnya dan ketika kita sudah terjerat kita menjadi tidak berdaya menghadapinya.
Saat ini saya percaya banyak di antara umat-umat Tuhan yang merasakan hebatnya pencobaan yang harus dialami. Sebenarnya darimana pencoban itu datang? Ada yang menyatakan bahwa setiap pencobaan memiliki manfaat dalam hidup kita jadi wajar bilamana Tuhan memberikan pencobaan. Tetapi benarkah pencobaan itu datang dari Tuhan? Yakobus 1:13 - Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.
Seringkali kita terjebak dalam pemikiran di atas bahwa hanya karena ada manfaat dari setiap pencobaan lalu kita mengaminkan ketika orang katakan itu dari Tuhan. Namun Firman Tuhan dengan tegas menyatakan bahwa Ia tidak mencobai siapapun! Tetapi seringkali setan mencoba mempengaruhi pemikiran kita sebagaimana halnya saat dia mempengaruhi Hawa di Taman Eden, sehingga yang seharusnya tampak jelas bahwa setan sedang mencoba menipu Hawa, namun Hawa terpengaruh dan mengikuti rayuan setan dan secara tidak langsung diapun berpikir sepertinya benar Allah sedang memberikan cobaan baginya. Menurutnya Allah bisa saja mencobai, bisa saja membelokkan, dan membuat tipuan buat manusia karena itu hak prerogatif Allah sebagai Sang Pencipta. Berjaga-jaga dan waspadalah supaya jangan kita terkena jerat yang sama. Mari kita terima dan letakkan Firman Tuhan di atas pemikiran kita, sehingga sekalipun setan berusaha mempengaruhi pemikiran kita, kita tetap akan katakan “ya” dan “amin” akan setiap Firman Tuhan.
Lalu apa sebab umat Tuhan bisa mengalami pencobaan? Setidaknya ada 2 hal yang membuat umat Tuhan jatuh dalam pencobaan, yaitu:
1. Pencobaan yang terjadi atas ulah dari si jahat.
2. Pencobaan yang terjadi atas kelalaian/ulah manusia sendiri.
Kisah pencobaan yang dialami oleh Ayub memberikan gambaran yang sangat jelas akan contoh yang pertama yaitu, pencobaan yang terjadi atas ulah dari si jahat yang adalah setan itu sendiri. Ayub umat yang setia, baik dan benar di mata Tuhan tetapi mengalami pencobaan yang sangat dahsyat.
Sedangkan kisah Daud, bisa memberikan gambaran bagi kita akan pencobaan yang dialami atas kelalaian dan ulah manusia sendiri. Umat yang sangat dikasihi Tuhan dan oleh karena kelalaiannya sendiri akhirnya mengalami cobaan yang berat. Bukan Tuhan yang mengarahkan Daud berada di atas sotoh rumah, dan sebenarnya apa yang dilakukan Daud berjalan dia atas sotoh rumah tidaklah salah. Tetapi yang membuat salah adalah ketika dia melihat sesuatu yang tidak berkenan bagi Tuhan dia tidak segera sadar dan menghindar/pergi. Baginya ini merupakan satu pemandangan yang terlalu sayang untuk dilewatkan. Saya percaya saat itu Daud sangat bergumul. Dia seorang yang dekat dengan Tuhan, dan ketika melakukan sesuatu yang tidak berkenan bagi Tuhan sudah barang tentu Roh Kudus akan mengusik hatinya. Tetapi sayangnya dia tidak segera bangkit, dia justru terus memikirkan, menimbang-nimbang dan akhirnya dia terpikat oleh pemikiran dan keinginannya, dan tanpa sadar saat itu pemikiran yang keliru itu terpelihara dan ketika matang, lahirlah dosa.
Daud tidak merencanakan kejahatan itu. Saya juga percaya Daud tidak dengan sengaja memunculkan “hasrat”nya terhadap Batsyeba. Tapi jangan lupa, ada kuasa kejahatan yang selalu mengintai umat-umat Tuhan. Daud lengah, Daud lalai, dan saat itu setan masuk memperdaya Daud, meletakkan perasaan-perasaan aneh ketika melihat Batsyeba yang akhirnya membuat Daud semakin terpikat dan terjerat. Dan akhirnya dia tidak berdaya dan tidak kuasa untuk menghilangkan hal yang tidak berkenan bagi Tuhan itu dari dalam dirinya. Bukan Tuhan yang meletakkan pemikiran dan perasaan-perasaan yang salah itu, karena sesungguhnya Tuhanpun rindu umatnya tidak jatuh ke dalam pencobaan.
Ayub dan Daud sekalipun cerita awalnya berbeda, namun mereka sama-sama tidak berdaya ketika cobaan itu datang menimpa mereka. Tidak kuasa menolak, dan tidak kuasa untuk melawannya. Mereka membutuhkan kuasa Tuhan … mujizat dari yang Maha Tinggi untuk menghadapi pergumulan mereka.
Bagaimana caranya untuk mengalami kuasa atau mujizat Tuhan dalam kehidupan kita? Apakah cukup hanya dengan berdoa lalu berdiam diri menunggu mujizat dari-Nya?

1. Datang Kepada Orang Yang Tepat
Pada zaman Nabi Elisa, ada banyak janda-janda yang hidup dalam kemiskinan salah satunya janda dalam kisah di atas. Janda ini punya 2 anak laki-laki yang dalam masa itu bisa menjadi kebanggaan keluarga dan seharusnya bisa membantu kesulitan ekonomi rumah tangga karena tentulah mereka bekerja. Tetapi mungkin karena sudah terlalu dalam terlilit hutang sehingga hasil kerja anaknya tidak cukup untuk melunasinya meski hanya untuk bunga dan makan sehari-hari. Sehingga akhirnya datanglah penagih hutang mengancam Janda ini, akan menjadi anak-anaknya sebagai budak untuk melunasi hutangnya. Janda ini mengalami satu cobaan yang sangat berat baginya. Sepertinya sudah tidak ada lagi jalan keluar kecuali menerima saja ancaman dari si penagih hutang.
Mungkin saat ini kitapun sedang mengalami satu pergumulam atau cobaan yang bagi kita sangat berat sebagaimana Janda ini. Tidak tahu lagi harus kemana, dan bagaimana. Tidak punya daya dan kuasa untuk mengatasinya.
Ketika Janda ini merasa sepertinya tidak ada harapan, dia datang kepada Nabi Elisa. Hal pertama inilah yang dibuat oleh Janda ini yaitu “Datang kepada orang yang tepat”.
2 Raja-raja 4:1 - Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil berseru: "Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya."
Tuhan bisa menggunakan orang lain untuk menyampaikan pesan/pertolongan/nasehat/ penghiburan kepada kita. Tetapi bukan berarti semua orang dan sembarang orang bisa Tuhan gunakan. Mengapa?
Tidak semua orang bisa memahami persoalan kita.
Tidak semua orang bisa mengerti apa yang kita rasakan.
Tidak semua orang bisa mengikuti alur pemikiran kita.
Tidak sembarang orang bisa memberikan nasehat yang benar dan penghiburan bagi kita.
Ingat kisah Ayub? Sahabat dan istrinya sekalipun ternyata tidak bisa mengerti persoalan/ pencobaan yang sedang dia hadapi. Dan justru sikap menghakimi yang dia dapatkan. Dalam kisah Ayub, istrinya yang bersikap menghakimi. Saat itu Ayub boleh dibilang berada dalam pinggir jurang krisis iman. Dia tinggal pilih, mau tetap percaya Tuhan atau menyerah meninggalkan Tuhan. Seringkali itu yang kita alami terhadap pasangan atau orang yang kita kasihi, tanpa sadar ternyata kita seperti teman2 dan istri Ayub yang habis-habisan menghakimi Ayub berdasarkan hikmat dan pemikiran manusia sekalipun ayat2 yang digunakan adakan berasal dari Firman Tuhan. Itulah yang seringkali tanpa sadar kita lakukan
Jadi memang perlu kita mencari orang yang tepat di mana kita dapat datang kepadanya untuk menyampaikan pergumulan kita. Orang2 muda, seringkali lebih percaya teman “se-gank” dibanding orang tua atau tua2 gereja.Yang sudah berumah tangga, lebih percaya atau lebih nyaman bicara dengan orang lain dibanding istri atau suami sendiri. Seharusnya orang tua bisa menjadi teman curhat bagi anak-anaknya. Demikian juga suami/istri adalah teman curhat bagi pasangan masing-masing asalkan jangan seperti istri Ayub.
Tetapi dewasa ini semua itu sepertinya jarang ditemukan. Masing-masing pergi mencari tempat curhat bukan untuk mengatasi persoalan tetapi hanya ingin menyenangkan hati dan hasilnya masalah dan pergumulan terus dirasakan. Orang muda lebih sreg ke sesama orang muda, yang sudah berumah tangga lebih sreg kepada teman-temannya juga daripada dengan pasangannya.
Ini menjadi satu hal yang berbahaya. Lebih-lebih yang diajak bicara adalah lawan jenis. Saat awal mula bisa jadi motif masih murni hanya sebagai “sahabat” ataupun teman sharing … tetapi setan lebih lihai dan lebih pintar membelokkan kemurnian motif kita. Yang awalnya sharing, lama-lama menjadi sering dan akhirnya menjadi serong, dan ketika itu terjadi kita akan menjadi tak berdaya tak kuasa melawannya karena sudah terjerat. Hanya kuasa Tuhan saja yang akan menyanggupkan kita lepas dari jerat iblis.
Jadi saudara yang dikasihi Tuhan, segeralah bangkit jika saat ini Anda merasa sudah mulai masuk ke dalam jerat setan. Jangan mau lama-lama berada di sana. Jangan biarkan keinginan jahat dalam diri kita menjadi matang dan akhirnya tanpa sadar kita menjadi hamba iblis melahirkan dosa dan kejahatan baru berikutnya dalam diri kita.
Datanglah kepada orang yang tepat yang bisa memberikan kekuatan, dan berani menyatakan kesalahan kita. Kebanyakan orang muda ketika curhat kesahabatnya selalu mendapat penghiburan semu. Tanpa berani menunjukkan bahwa dalam pergumulan yang kita hadapi memang kita punya kesalahan. Daud sadar ketika Nabi Natan menunjukkan kesalahannya. Sekalipun sakit, tetapi ujungnya kelepasan dan kelegaan merasakan besarnya kasih karunia Tuhan dalam kehidupannya.
Datanglah kepada seseorang yang Anda pandang dewasa dalam hal rohani dan bijaksana. Doakan dia ketika Anda memutuskan akan datang kepadaNya. Memohon kepada Tuhan supaya menggunakan dia menjadi alatnya menjadi berkat bagi pergumulan yang Anda hadapi. Janda itu datang kepada Nabi Elisa.

2. Apa Yang Kau Punya?
Mujizat Tuhan selalu melibatkan kita. Mujizat Tuhan bukanlah seperti sulap ataupun ilmu sihir yang hanya dengan sim sala bim, abra kada bra, lalu terjadilah. Tuhan bukanlah seperti “Jin” dalam iklan televisi yang tiba-tiba datang dan berkata “Kuberi satu permintaan…” bukan itu! Tetapi Tuhan selalu melibatkan umatNya dalam setiap mujizat yang dia buat untuk menjadi berkat bagi manusia itu sendiri.
Ketika terjadi mujizat di Kana à ada air yang disiapkan oleh manusia. Ketika ada 5000 orang kelaparan à ada 5 roti & 2 ikan yang diserahkan kpd Tuhan mjd mujizat. Tuhan menggunakan Musa dan tongkatnya untuk membuat mujizat di Mesir.
Seringkali ketika dalam keadaan tak berdaya kita menjadi lemah dan pemisis sehingga muncul kata-kata semacam ini: “Tidak ada lagi yang bisa kubuat”; “Tidak ada lagi yang kupunya”; “Tidak ada lagi yang peduli denganku”; “Semua orang menyalahkanku”; dan lama-lama, “Tuhan sudah tidak peduli denganku…..”; Kita perlu memiliki pikiran yang positif dan optimis ….
Janda ini hampir-hampir memiliki pemikiran negatif ketika berkata dalam ayat 2 “Hambamu tidak punya sesuatu apapun dirumah….” Kalau Janda ini hanya berhenti sampai di sini, saya merasa mujizat tidak akan terjadi dirumahnya. Tetapi Puji Tuhan selanjutnya dia katakan “kecuali buli-buli berisi minyak”.
Selalu ada sesuatu yang masih ada dalam diri kita untuk kita bawa kepada Tuhan. Tuhan saya tidak punya ijzah gimana saya bisa melamar bekerja, tapi saya punya keahlian “ini”…. Tuhan sekarang saya gak punya apa-apa lagi, padahal masih punya istri anak dan juga rumah tapi ketika mungkin kena cobaan PHK merasa tidak punya apa-apa lagi….
Mari kita berpikir positif … apa yang kita punya untuk kita serahkan pada Tuhan menjadi mujizat … mungkin kita gak berdaya sudah berada dalam jerat setan… tapi tentunya kita masih punya kemauan untuk lepas dari jerat setan … serahkan itu kepada Tuhan ….untuk dijadikan mujizat sehingga kita benar2 dapat lepas dari perangkap setan yang sudah menjerat kita. Mungkin kita sudah hampir menyerah dan yang kita punya hanya sedikit kesempatan, bawa dan serahkan itu kepada Tuhan supaya dia ubah kesempatan yang ada untuk menjadi berkat dan mujizat … Jadi …. apa yang Anda punya?

3. Menyangkal Diri
Ada 3 hal yang harus kita miliki dan kita lakukan ketika kita menjadi pengikut Kristus: “Menyangkal diri”, “Pikul salib”, “Mengikut Yesus”. (Mat 16:24)
Janda ini ketika mendapat perintah untuk meminjam tempayan sebanyak mungkin kira2 apa yang ada di benaknya. Pastilah dia bertanya-tanya, buat apa tempayan sebanyak mungkin. Bisa jadi dia juga malu ketika harus pinjam tempayan. Mungkin saja saat itu dia hanya pinjam kepada tetangga yang dekat saja supaya tidak bingung nanti mau jawab apa kalau ditanya “Kamu pinjam banyak tempayan buat apa?” Tetapi Nabi Elisa bilang pinjam yang banyak jangan terlalu sedikit, apakah kamu sudah pinjam ke segala tetanggamu? Dalam hati berat … tapi Janda ini menyangkal dirinya untuk tetap mengikuti arahan dari Nabi Elisa. Hingga akhirnya dia sudah datang ke semua tetangganya dan itulah yang berhasil dia dapatkan untuk dipinjam. Apakah penyangkalan diri berhenti sampai di sini? Kita akan lihat nanti …..

Selanjutnya nabi Elisa memberikan perintah masuklah, tuang ke segala bejana mana yang penuh angkatlah. Di sinilah diperlukan langkah selanjutnya yaitu:

4. IMAN (Percaya & Lakukan)
Tentunya Janda bertanya-tanya … apa mungkin… hanya punya minyak dalam 1 tempayan disuruh memenuhi semua tempayan yang dia pinjam yang jumlahnya tidak sedikit. Janda ini perlu memiliki IMAN … dia harus percaya apa yang dikatakan Nabi Elisa dan bukti dari imannya adalah melakukan apa yang diperintahkan.
Yak 2:20 - Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?
Yak 2:26 - Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
Janda itu membuktikan imannya dengan melakukan apa yang diperintahkan Nabi Elisa. Dan untuk melakukannya lagi-lagi … dia tetap terus menyangkal dirinya, kali ini dari rasa ketidakpercayaannya. Seringkali Mujizat Tuhan tidak terjadi oleh karena ketidakpercayaan kita sebagaimana dikatakan dalam Mat 13:58 - Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ.

5. Tutuplah “PINTU”
Selain menuang minyak, memenuhi segala bejana yang ada hal pertama yang diperintahkan Nabi Elisa adalah menutup pintu. Saya bertanya-tanya apa maksudnya dengan menutup pintu ini? Kenapa Nabi Elisa menyuruh Janda ini menutup pintu rumahnya. Apa mungkin supaya tidak ada orang tahu, atau mungkin supaya tidak malu kalau sampai mujizat itu terjadi sehingga pintu ditutup saja sehingga tidak ada orang lain melihat. Apakah hanya itu?
Pintu di sini adalah pintu keragu-raguan. Ketika kita percaya, dan melakukan apa yang Tuhan perintahkan, lakukan dengan mantab, sepenuh hati, tanpa ragu-ragu. Bentuknya gimana sih? Dalam cerita Janda ini, mujizat itu langsung terjadi saat itu juga, sepertinya janda ini tidak ragu-ragu. Namun sebenarnya janda ini sempat mengalami keraguan karena Nabi Elisa tidak ikut masuk kerumah. Nabi Elisa menunggu diluar, dan menyuruh janda ini menutup pintu rumahnya. Dari cerita-cerita yang lain di Alkitab kita bisa melihat contoh yang lebih jelas tentang “menutup pintu keraguan”.
Apa yang dialami Hana adalah salah satu bentuk nyata dalam menutup pintu keragu-raguan. 1Samuel 1:18 - Sesudah itu berkatalah perempuan itu: "Biarlah hambamu ini mendapat belas kasihan dari padamu." Lalu keluarlah perempuan itu, ia mau makan dan mukanya tidak muram lagi.
Sepertinya sepele tetapi ternyata susah. Ngakunya sudah pasrah sama Tuhan, sudah berserah apapun yang terjadi, terjadilah … tapi tetap saja tiap hari masih dilanda ketakukan, kuatir dan masih selalu berusaha bertindak dengan kekuatan sendiri sehingga menghalangi langkah Tuhan untuk bertindak bagi kita dalam mengatasi pencobaan kita. Itu juga yang saya rasakan dan saya alami. Sulit berlaku seperti yang dilakukan oleh Hana, meskipun mujizat belum terjadi tapi Hana percaya… dan dia menutup pintu keragu-raguan dalam hatinya. Hidupnya berubah … orang tidak lagi melihat dia sebagai sosok wanita yang murung dan punya masalah. Tetapi berubah kembali menjadi ceria menjadi Hana yang sesungguhnya.
Seringkali kita katakan berserah sepenuhnya kepada Tuhan, kehendak Tuhan yang jadi, tapi kita sepertinya hanya sambil lalu mengatakan hal itu dan tidak nampak dari sesuatu bukti dari diri kita yang menunjukkan hal itu.
Kepasrahan Ayub kepada Tuhan atas cobaan yang dia alami, biarlah kehendak Tuhan yang jadi tidak serta merta dia bebas melakukan apa saja. Namun justru ketika dia katakan pasrah, biarlah kehendak Tuhan yang jadi, di saat yang sama dia tetap melakukan apa yang berkenan bagi Tuhan. Demikian juga ketika Yesus berdoa di Taman Getsemani:
Matius 26:39 - "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
Yesus tetap melakukan yang berkenan bagi Bapa yaitu melakukan kehendaknya, meski dalam dirinya ada keinginan untuk tidak melakukan.
Demikian juga sebaliknya bagi kita yang saat ini mungkin mengalami seperti Daud, berada dalam jerat setan, sulit untuk melepaskan diri, mari datang berserah pada Tuhan, biarlah kehendak Tuhan yang jadi, dan saat itu pilihlah untuk melakukan hal yang berkenan bagi Tuhan.
Yesaya 59:1-2 - 1Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; 2tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.
Mujizat Tuhan tidak akan terjadi ketika kita juga masih tenggelam di dalam kejahatan kita. Mari kita dengan penuh keyakinan menutup pintu keraguan untuk memilih melakukan yang benar yang berkenan bagi Tuhan meski hati ingin melakukan sebaliknya sebagaimana yang sudah Yesus lakukan. Bagi kita yang merasa sangat sulit meninggalkan kejahatan ataupun dosa kesayangan, beberapa kutipan berikut mudah-mudahan bisa membantu kita.
Kita tidak akan meninggalkan dosa itu kecuali kita melihat betapa jahatnya dosa-dosa itu; sebelum kita mengenyahkannya dari dalam hati kita, tidak akan ada perubahan yang sesungguhnya di dalam kehidupan kita. (Kebahagiaan Sejati – Hal 25)
Tetapi apabila hati meyerahkan kepada pengaruh Roh Tuhan, maka hati nurani akan dihidupkan, dan orang yang berdosa akan melihat hal-hal yang dalam dan kekudusan hukum Tuhan yang suci, dasar pemerintahan Tuhan di surga dan dunia. (Kebahagiaan Sejati – Hal 26)
Bila mereka mengadakan satu usaha untuk memperbaharui, dari satu kerinduan untuk melakukan yang benar, kuasa Kristus itulah yang menarik mereka. Satu pengaruh yang tidak mereka sadari bekerja di dalam jiwa mereka, sehingga hati nurani dibangunkan, dan kehidupan tabiat pun diperbaiki. (Kebahagiaan Sejati – Hal 29)
Pilihlah hari ini, mana yang akan kita ambil. Mau terus tenggelam dalam pergumulan kita? Atau kita mau datang kepada Tuhan, berserah sepenuhnya, mengikuti kehendakNya dan menutup pintu keragu-raguan dalam diri kita?
Saat ini, bagi masing-masing kita yang sedang bergumul, yang sedang mengalami problema yang berat. Mungkin merasakan seperti Ayub, atau bahkan mungkin seperti Daud. Kita semua butuh Mujizat dan Kuasa dari Tuhan untuk melewati pergumulan ini.
Mari kita mengikuti teladan yang ditunjukkan oleh Janda yang mengalami mujizat. Sekiranya kita perlu datang kepada seseorang, datanglah kepada orang yang tepat, doakan dia untuk menjadi sarana berkat Tuhan bagi hidup saudara.
Bawa dan serahkan apa yang ada pada diri kita yang bisa Tuhan ubah menjadi mujizat dalam diri kita. Dan tentunya Tuhan butuh kerjasama dari kita, kita perlu berani menyangkal diri, bukan untuk waktu yang sementara, tetapi terus kita lakukan sampai mujizat itu terjadi. Bahkan Yesus menyangkal dirinya sampai dia mati.
Di saat yang sama, pegang trus IMAN kita, gunakan IMAN untuk mempercayai janji Tuhan dan melakukan apa yang Tuhan kehendaki dengan menutup pintu keragu-raguan dalam diri kita, sehingga kita berani dengan tegas memilih untuk melakukan apa yang berkenan bagi Tuhan. Dan dengan demikian membuka pintu hati kita untuk mengijinkan Kuasa Tuhan bekerja dalam diri kita, mengubah kita, membersihkan kita dari kejahatan kita sehingga tidak ada lagi yang memisahkan kita dengan Allah dan membuat akan mujizat itu terjadi dalam kehidupan kita.
Dibalik awan gelap selalu ada pelangi, di balik setiap pencobaan ada Mujizat Tuhan menanti. Kiranya mujizat Tuhan boleh nyata dalam setiap kita para pembaca renungan ini. Tuhan memberkati.

Sumber

Reply With Quote
  #2  
Old 14th January 2012
meinStern's Avatar
meinStern meinStern is offline
Member Aktif
 
Join Date: Jan 2012
Location: Kingdom
Posts: 110
Rep Power: 0
meinStern mempunyai hidup yang Normal
Send a message via Yahoo to meinStern
Default

my Lord is great
puji Tuhan semesta alam...




Reply With Quote
  #3  
Old 25th May 2012
_banned_'s Avatar
_banned_ _banned_ is offline
Member Aktif
 
Join Date: Nov 2011
Location: |HOME#16|
Posts: 201
Rep Power: 0
_banned_ ceriwis banget_banned_ ceriwis banget_banned_ ceriwis banget_banned_ ceriwis banget_banned_ ceriwis banget_banned_ ceriwis banget
Default

Renungannya bagus ndan, ijin copas ya..
Reply With Quote
  #4  
Old 12th September 2013
LAE's Avatar
LAE LAE is offline
Newbie
 
Join Date: Dec 2011
Location: dubai
Posts: 18
Rep Power: 0
LAE mempunyai hidup yang Normal
Send a message via Yahoo to LAE
Default

sya setuju dannnn
Reply With Quote
Reply

Thread Tools

Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 06:58 AM.