Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa mencapai US$ 123,2 miliar pada akhir April lalu. Cadangan devisa kian mendekati rekor tertinggi sepanjang masa yakni US$ 124,6 miliar yang dicetak pada Agustus 2011.
Cadangan devisa bertambah US$ 1,4 miliar dari posisi Maret yang sebesar US$ 121,8 miliar. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, kenaikan cadangan devisa terutama ditopang oleh penerimaan pajak dan devisa ekspor minyak dan gas (migas) bagian pemerintah. Selain itu, hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valuta asing (valas).
“Posisi cadangan devisa per akhir April 2017 tersebut cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor,†kata Tirta dalam keterangan persnya, Jakarta, Senin (8/5). Ini artinya, cadangan devisa berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. (Baca juga: Banyak Bantalan Likuiditas, BI Yakin ASEAN Kuat Hadapi Risiko Ekonomi)
Bila memperhitungkan kewajiban utang luar negeri, maka cadangan devisa tercatat cukup untuk membiayai 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. "Penerimaan devisa tersebut melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran Utang Luar Negeri (ULN) pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo," ujarnya.
Baca Selengkapnya ==> Cadangan Devisa