Beberapa Keuntungan Lakukan Sleep Study di Rumah

info.sehat

Seseorang mungkin sekali mengalami sleep apnea atau masalah dan gangguan pada tidur. Dalam dunia medis, kondisi tersebut hanya dapat diatasi setelah dokter mendapatkan diagnosis yang tepat. Prosedur untuk mendapatkan diagnosis itu disebut polisomnografi atau sleep study.

Sleep study dilakukan untuk merekam seluruh data yang diperlukan. Data itu direkam ketika pasien tertidur. Data yang direkam sepanjang sleep study di antaranya adalah gelombang otak, kadar oksigen dalam darah, detak jantung, sistem pernapasan, hingga gerakan mata pasien.

Jika dahulu sleep study hanya bisa dilakukan di laboratorium atau fasilitas khusus yang tersedia di rumah sakit, kini, seiring dengan perkembangan zaman sleep study juga dapat dilakukan di rumah masing-masing.

Sebenarnya tak ada perbedaan berarti baik itu dilakukan di rumah maupun di rumah sakit. Seluruh alat dan fasilitas penunjang pemeriksaan lain hanya dipindahkan ke kamar pribadi pasien. Namun, ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan pasien andai sleep study dilaksanakan di rumah, antara lain:

1. Pasien dapat mengatur sendiri waktu pelaksanaannya;
2. Dilakukan di kamar atau lingkungan yang sudah akrab dengan pasien sehingga meminimalisir beberapa kemungkinan efek samping;
3. Sleep study di rumah amat bermanfaat bagi mereka yang sudah kesulitan meninggalkan rumah, seperti lansia atau mereka yang menderita penyakit kronis yang memerlukan perawatan khusus, biaya transportasi yang mahal, dll;
4. Prosedur ini juga bermanfaat bagi mereka yang sibuk dan kesulitan mengatur waktu untuk menghabiskan malam di lab; dan
5. Cenderung lebih murah dibanding sleep study yang dilakukan di laboratorium milik rumah sakit.

Akan tetapi, sleep study di rumah hanya dapat bekerja dengan baik dan efektif untuk mendiagnosis sleep apnea obstruktif pada kelompok orang tertentu. Jika pasien mengalami obesitas atau memiliki riwayat kesehatan yang rumit, kemungkinan besar sleep study akan lebih mungkin jika dilakukan di laboratorium.

Adapun peralatan yang umum digunakan dalam prosedur sleep study ini ada banyak macamnya. Utamanya tubuh pasien akan dipasangi beberapa sensor untuk mendapatkan dan merekam data selama mereka tidur. Sensor itu terhubung ke komputer melalui kabel yang telah disesuaikan dengan kenyamanan pasien. Tujuannya agar pasien tetap dapat tidur dengan leluasa.

Sabuk elastis juga dapat dililitkan di dada dan perut pasien untuk mengukur pernapasan. Sementara klip ditempatkan di jari atau daun telinga pasien untuk memantau kadar oksigen dalam aliran darahnya.

Di dalam prosedur sleep study di rumah, pasien amat mungkin dibekali alat-alat itu, tentunya dengan bentuk yang sederhana sehingga bisa dioperasikan sendiri di rumah. Alat yang dimaksud disebut SleepView. Ia berbentuk seperti gawai atau peranti canggih yang mudah dioperasikan.

Alat itu dilengkapi dengan berbagai macam sensor yang berguna untuk merekam segala data yang diperlukan untuk analisis kondisi pasien. Sebelum beranjak tidur, pasien diharuskan mengaplikasikan alat itu ke tubuhnya, persis seperti beberapa alat yang digunakan di laboratorium, tidak jauh berbeda dengan yang disebutkan di atas.

Setelah semuanya terpasang, pasien hanya tinggal mengaktifkan alat itu dan tidur seperti biasa. Ketika pasien terbangun pada keesokan harinya, pasien perlu mematikan alat itu dan alat dapat dikembalikan ke petugas kesehatan untuk kemudian dianalisis oleh mereka.

Nantinya, selama pasien tertidur elektroensefalografi atau EEG akan mendapatkan data dari tahapan tidur seseorang, mulai dari siklus tidur rapid eye movement atau REM dan non-rapid eye movement atau NREM mereka. Data ini penting dalam proses identifikasi kemungkinan gangguan dalam pola tidur seseorang.

Perkembangan teknologi ini tentunya membuat manusia semakin dimudahkan. Kini, seseorang dengan gangguan tidur punya banyak pilihan untuk melakukan sleep study. Mereka tak lagi perlu memikirkan bagaimana caranya tidur di tempat yang mungkin asing bagi mereka.

Terkait:

Menu