| FAQ |
| Calendar |
| SEARCH |
| Today's Posts |
|
|
|||||||
| Tips kesehatan Membantu sesama dengan berbagi tips-tips kesehatan. Bisa kamu baca dan kamu share disini |
 |
|
|
Thread Tools |
|
#1
9th June 2020
|
|||
|
|||
Mengatasi Myopia, Operasi Refraktif dan Terapi Mata Minus
Anda mungkin sudah kenal dengan istilah rabun jauh atau myopia. Kondisi gangguan penglihatan ini akan membuat benda-benda di kejauhan terlihat kabur atau buram. Rabun jauh dapat didiagnosa dengan pemeriksaan mata dasar, seperti pemeriksaan refraksi dan kesehatan mata. Pemeriksaan refraksi atau pembiasan tersebut dapat menentukan apakah Anda memiliki gangguan penglihatan seperti rabun jauh atau rabun dekat, astigmatisme, dan presbyopia. Dokter akan menggunakan beragam jenis alat dan meminta Anda untuk melihat menggunakan beberapa lensa guna menguji pandangan jauh ataupun dekat Anda. Dokter juga akan meneteskan obat tetes mata untuk memperbesar pupil saat pemeriksaan kesehatan mata. Hal ini akan membuat mata Anda menjadi lebih sensitif terhadap cahaya selama beberapa jam setelah pemeriksaan. Pembesaran pupil tersebut dapat membantu dokter melihat bagian mata dengan lebih jelas untuk melakukan diagnosa. Setelah diagnosa dikonfirmasi, dokter kemudian akan merekomendasikan beberapa jenis perawatan myopia, seperti penggunaan lensa, operasi, hingga terapi mata minus.
Perawatan myopia Tujuan utama perawatan myopia adalah untuk meningkatkan penglihatan dengan cara membantu memfokuskan cahaya ke retina mata melalui penggunaan lensa korektif, operasi refraktif, dan terapi mata minus. Mengatasi rabun jauh juga dapat dilakukan dengan memantau secara teratur adanya komplikasi dari kondisi tersebut, termasuk glaukoma, katarak, dan kerusakan di daerah retina pusat. Lensa resep Memakai lensa korektif dapat mengatasi rabun jauh dengan cara menetralkan pembengkokan kornea yang meningkat dan bola mata yang memanjang. Jenis lensa resep yang bisa Anda pakai yaitu: • Kacamata. Penggunaan kacamata merupakan cara yang paling udah dan aman untuk menajamkan penglihatan pada mereka yang menderita rabun jauh. Lensa kacamata pun beragam, mulai dari bifocal, trifocal, hingga multifocal yang progresif. Pilihlah jenis lensa yang sesuai dengan kondisi mata minus Anda. • Lensa kontak. Lensa jenis ini dipakai langsung di mata Anda. Sama halnya dengan kacamata, lensa kontak hadir dengan banyak bentuk, desain, dan bahan. Bicarakan terlebih dahulu dengan dokter mengenai manfaat dan kekurangan lensa kontak dibandingkan dengan pemakaian kacamata. Operasi refraksi Operasi jenis ini mengurangi kebutuhan penggunaan lensa kontak dan kacamata. Dokter mata Anda akan menggunakan sinar laser untuk membentuk kornea, yang akan menyebabkan menurunnya mata minus Anda. Meskipun demikian, setelah operasi, Anda mungkin masih perlu memakai kacamata selama beberapa waktu. Sebelum Anda mendapatkan proses operasi refraksi, bicarakan terlebih dahulu dengan dokter tentang kemungkinan efek samping yang bisa didapatkan. Ingat, prosedur ini tidak “reversibleâ€, dalam arti tidak dapat dikembalikan ke bentuk semula. Selain itu, operasi refraktif tidak direkomendasikan bagi mereka yang memiliki mata minus belum stabil. Perawatan terapi mata minus Para peneliti dan tenaga medis terus berupaya mencari pendekatan-pendakatan yang lebih efektif dalam mengatasi mata minus agar tidak semakin memburuk seiring berjalannya waktu. Beberapa terapi mata minus yang dapat Anda lakukan di antaranya adalah: • Menghabiskan waktu di luar Bermain di luar saat masa kanak-kanak dan remaja dapat mengurangi risiko rabun jauh. Para peneliti percaya bahwa sinar UV dapat mengubah struktur molekuler sklera dan kornea dan menjaga bentuk normal keduanya. • Obat topikal Obat tetes mata atropine biasa digunakan untuk memperbesar pupil saat pemeriksaan dan operasi mata. Atropine juga dianggap dapat memperlambat progress rabun jauh. Selain dua cara di atas, orthokeratology dan penggunaan lensa kontak dual focus juga dapat menjadi terapi mata minus. Sebagai tindakan pencegahan, Anda dapat mengurangi waktu penggunaan komputer atau handphone. Namun, karena myopia ada hubungannya dengan hubungan genetik, sulit untuk mencegah kondisi ini bagi mereka yang memiliki riwayat medis keluarga. 
|
|
|
|
