Peristiwa ini diceritakan Agnes pada 7 Januari 2020. Saat itu, ia memesan minuman dari sebuah gerai lewat GoFood. Awalnya, driver yang mengambil pesanan Agnes tidak terlihat mencurigakan.
"Beliau komunikasi lewat chat bahwa beliau telah sampai kios, tetapi sistem Gopay kios tersebut rusak dan beliau tidak punya uang cash cukup," kata Agnes dikutip dari
detikcom.
Tak lama setelah itu, Agnes mendapat telepon dari seseorang yang mengaku petugas kios minuman itu. Ia menyuruh Agnes mentransfer uang ke virtual account toko, dengan kode pembayarannya. Agnes tidak curiga dengan permintaan orang ini karena nama yang terdaftar memang nama kios yang ia tuju.
Agnes memberi tahu petugas kios melalui chat, bahwa ia sudah mentransfer uangnya. Petugas kios menelepon Agnes dan mengatakan bahwa uangnya tidak sampai. Ia menyuruh Agnes untuk transfer lagi.
"Saya menjelaskan saya sudah transfer dan akan mengirim screenshot bukti transfer lewat m-banking. Ketika saya masuk ke mutasi rekening lewat m-banking, saya lihat account saya sudah terkuras Rp 5,5 juta," jelas Agnes.
Agnes yang sedang panik segera menelepon orang itu. Dia meminta maaf dan beralasan terjadi kesalahan. Orang itu juga berjanji akan mengembalikan uang Agnes. Tapi, uangnya hanya kembali Rp1,5 juta.
"Dia pun menjelaskan uang di account tersebut tidak cukup dan menyuruh saya melakukan transfer lagi ke account virtual account berbeda dan memberi kode pembayaran 4 digit yang baru," kata Agnes.
Karena sudah panik, Agnes malah melakukan transfer lagi sebelum mengecek jumlah uang di rekeningnya. Setelah dicek, uangnya sudah terkuras lebih dari Rp9 juta.
Agnes pun langsung menelepon driver yang mengambil pesananannya itu. Tapi, ternyata driver tersebut mengatakan bahwa akun miliknya dihack dan sudah melapor ke perusahaan.
Terkait kejadian ini, pihak Gojek mengaku telah menghubungi Agnes. Mereka sedang mengecek untuk tindakan lebih lanjut.
"Atas kejadian ini, Gojek telah menghubungi korban dan membantu untuk menyediakan bukti-bukti yang dibutuhkan dalam proses pembuatan laporan kepada pihak kepolisian," kata pihak Gojek.
VP Corporate Communications Gojek, Kristy Nelwan mengatakan bahwa pengguna dihimbau untuk tidak memberitahu kode OTP kepada siapa pun. Termasuk pihak yang mengaku dari Gojek.
"Dengan ini Gojek mengimbau pengguna untuk tidak memberitahukan kode OTP yang diterima lewat SMS dan kode PIN kepada siapa pun, termasuk pada pihak yang mengaku dari Gojek," kata Kristy kepada
CNN Indonesia ketika menanggapi kasus penipuan terdahulu.