FAQ |
Calendar |
SEARCH |
Today's Posts |
#1
|
||||
|
||||
Saat Dongeng & Realita Berpadu di Panggung Fesyen
Rancangan Hengki Kawilarang LAYAR imajinasi yang selalu bertabur keindahan tersaji sangat apik nan menawan lewat pagelaran tunggal yang dipersembahkan Hengki Kawilarang. Mengangkat tema My FairyTale panggung Jakarta Fashion Food Festival (JFFF) 2011 malam itu tampak penuh warna. Kotak imajinasi memang selalu berhasil memunculkan ide. Maklumlah, ketika otak disetel untuk berimajinasi, semua hal apapun berhak untuk digambarkan. Alhasil, keliaran ide pun mengalir deras tanpa batasan atau pengkotak-kotakan. Hal itu pun kental dirasakan oleh desainer penuh talenta, Hengki Kawilarang. Desainer yang mengawali karier pada tahun 2002 tersebut membiarkan idenya membuncah dan berkelana tentang negeri dongeng di mana imajinasi dan realita berusaha dikolaborasikan dalam potongan busana yang disajikan di atas panggung runway. Hengki berimajinasi tentang wanita seksi yang kerap menjadi klien potensialnya. Kemudian, dia pun mengolaborasikannya dengan inspirasi tentang kekayaan kain adat Tanah Air. "Dongeng ini menceritakan sejak saya lahir, hidup, berkarier dan hingga saat ini. Dongeng pun berkisah ketika saya tinggal di Indonesia, saat berkesempatan mengunjungi berbagai daerah dan menemukan kain-kain cantik seperti batik, songket, dan jumputan. Atau ketika saya mengunjungi toko India, kampung Pecinan dan sebagainya. Saya menemukan keragaman dalam Indonesia dimana negeri ini mengcover berbagai etnis bercampur jadi satu baik lokal ataupun luar," kata Hengki dalam sesi konferensi pers di Hotel Harris sebelum pagelaran dimulai di Hotel Harris, Kelapa Gading, Jakarta Rabu (18/5/2011). Hengki yang sehari-hari bertemu klien yang umumnya wanita seksi tersebut pun menuangkan idenya lewat padanan busana yang romantis, glamor dan sophisticated pada pagelaran tunggalnya malam itu. "Gaya rancangan saya mengedepankan keindahan, romantisme dan kemewahan. Keindahan diwujudkan dalam gaya yang penuh dengan kualitas tinggi. Romantisme digambarkan melalui warna-warna indah yang menciptakan detail unik dan feminin. Sementara sentuhan kemewahan terwujud dengan aplikasi kristal, payet, bebatuan dan logam," tuturnya. Dalam pagelaran tunggal yang ditujukan untuk memperkuat eksistensinya sebagai desainer mode yang begitu antusias mengekplorasi kain tradisional Indonesia tersebut, Hengki menghadirkan busana dengan napas beragam. Di sekuel pertama yang bertema Oriental, Hengki mengeksplorasi kain etnik dengan warna-warna lembut dan modern. Potongan mini dress yang menawan banyak ditonjolkan dengan sentuhan perpaduan gaya Cheongsam dan busana Eropa yang begitu mewah berpadu indah dengan kain batik pesisir dan tenun garut. "Saya ingin mengajak klien chinese saya untuk how to wear batik with a modern style," ungkapnya. Lanjut ke sekuel kedua bertema The Indonesian Culture, Hengki yang terinspirasi dari Kebaya Kurung dan Baju Bodo mempersembahkan keindahan kain adati seperti songket Palembang, songket Bali dan sutra Makasar dengan permainan warna yang cerah. "Sebagai anak bangsa saya miris ketika melihat songket dicabik-cabik. Jadi, saya pun berusaha mengeksplore tanpa menghilangkan nilai sakral kain tradisional tersebut meski model busananya sangat modern. Selama ini songket hanya untuk kain sarung, kali ini saya buat coat dan trench coat. Sementara model baju bodo saya buat menjadi potongan simple dress sehingga terkesan ringan untuk dipakai," imbuhnya. Pada sekuel akhir bertema Le Couture, inspirasi Hengki hadir dari kemewahan gaun pengantin dan kebaya yang kerap didesain untuk pelanggannya. Koleksinya tersebut mengeksplorasi keindahan batik "white on white" dan songket emas Palembang, kain tenun Garut dan jumputan Palembang dalam konsep busana pengantin yang internasional. "Saya ingin mengakomodir klien dari manapun. Tidak menutup kemungkinan masyarakat perpaduan etnis seperti Cina-Jawa atau Sumatera Barat memesan busana pengantin. Saya ingin mengakomodir mereka dengan rancangan etnik dan kontemporer," tutupnya. Terkait:
|
#2
|
||||
|
||||
Ceritanya menjadi dongeng yang nyata...........gaun di dongeng juga bagus bagus kok......pasti sangat indah kalau direalisasikan dalam dunia nyata.
|
|
|