FAQ |
Calendar |
SEARCH |
Today's Posts |
#1
|
||||
|
||||
Mempertimbangkan F1 Sebagai Olahraga Paling Kejam
Musim lalu, Daniel Ricciardo didiskualifikasi setelah ia melanggar ketentuan penggunaan bahan bakar. (REUTERS/Edgar Su)
Melbourne, Tulisan ini disadur dari tulisan yang terbit di situs CNN Internasional yang berjudul Daniel Ricciardo: Formula One Is A Crueler Sport. Ketika manusia mengandalkan mesin, maka kemungkinan besar akan terjadi sesuatu yang salah. Dan tak ada lingkungan yang paling kejam ketimbang Formula 1, yaitu dunia dengan nilai pertaruhan paling tinggi namun memiliki faktor ketidakpastian yang tinggi pula. "Balapan adalah salah satu....mungkin olahraga paling kejam, dalam artian memiliki banyak sekali faktor (yang berpengaruh pada hasil)," kata pembalap nomor satu Red Bull, Daniel Ricciardo. "Sayang sekali balapan tidak seperti tenis, dengan para petenis yang memiliki raket yang hampir sama dan Anda tidak bisa menyalahkan siapapun kecuali diri Anda sendiri." Tahun lalu, Ricciardo merasakan kekejaman F1 di sirkuit Albert Park di Melbourne. Pembalap muda tersebut melewati garis finis di tempat kedua -- dan menjadi pembalap Australia pertama yang naik podium di hadapan pendukungnya sendiri -- namun perayaan tersebut dengan cepat berubah menjadi keputusasaan. Beberapa jam setelah balapan, ia didiskualifikasi karena panitia balapan menyatakan bahwa mobilnya telah melebihi batasan bahan bakar yang telah ditentukan -- peraturan menyatakan bahwa pengunaan bahan bakar setiap mobil dibatasi menjadi 100 kilogram per balapan. "Sangat membuat frustrasi. Saya kira hal ini adalah bagian yang paling membuat frustrasi dalam F1," kata Ricciardo soal balapan debutnya tersebut. "Saya kira bahkan Lewis (Hamilton) dan Nico (Rosberg) sekalipun pernah merasakan frustrasi karena Anda tidak pernah mendapatkan mobil yang sempurna," katanya merujuk dua pemabalap Mercedes yang tampil dominan musim lalu. "Namun inilah yang terjadi. Saya telah mengetahui hal ini dari jauh-jauh dan hari, dan Anda hanya bisa belajar untuk menerimanya." F1 memang olahraga yang kekuatan atletnya terkadang tidak cukup untuk mengatasi kegagalan. Bahkan, juara dunia musim lalu, Hamilton ,pun tak menyelesaikan balapan di Albert Park karena kegagalan mesin. Namun blunder mesin tak selalu berbuah bencana -- Hamilton bisa memenangkan Grand Prix Italia meski ia merasakan kegagalan mekanik di awal balapan. Sementara itu, pembalap Finlandia, Valtteri Bottas, kehilangan satu ban di Albert Park namun akhirnya bisa selesai di urutan kelima. |
|
|