| FAQ |
| Calendar |
| SEARCH |
| Today's Posts |
|
|
#1
18th November 2010
|
|||
|
|||
Renungan : Kesukaan Manusia Atau Kesukaan Tuhan ?
Suatu hari seorang raja bermimpi, ia melihat sebuah pohon yang berbuah emas. Pohon itu kemudian berkembang biak dengan cepat sehingga seluruh taman di istana raja penuh dengan pohon yang berbuah emas. Raja sangat senang akan hal ini. Tetapi kemudian, datang seekor serangga yang memakan daun pohon itu sehingga layu dan mati. Serangga itu berkembang biak dengan cepat dan memakan semua pohon-pohon emas yang ada di istana sehingga habis tiada tersisa.
Raja terbangun dari tidurnya, dan hatinya sangat resah, ingin tahu apa arti mimpinya. Lalu raja meminta para ahli mimpi untuk mengartikan mimpinya itu, dan datanglah seorang ahli mimpi yang hebat dan mengartikan mimpi raja. Ia berkata bahwa raja akan semakin kaya dengan cepat, tetapi kemudian kekayaannya akan hilang pula dengan cepat. Mendengar itu raja sedih dan memarahi ahli mimpi itu dan menghukumnya. Raja menganggap ahli mimpi itu berbohong. Kemudian raja memanggil seorang ahli mimpi yang lain. Ahli mimpi ini mengetahui bahwa raja menginginkan arti yang baik. Lalu ia pun berkata, “Raja akan terus berkuasa dan berumur panjang, baik hartanya banyak maupun sedikit. Harta tidak akan mempengaruhi kekuasaan raja”. Mendengar itu raja menjadi senang sekali, lalu memberi ahli mimpi itu banyak hadiah. Kalau ditelusuri, sebenarnya kedua ahli mimpi raja menceritakan hal yang sama, tetapi penyampaiannya saja yang berbeda. Ahli mimpi yang satu lebih pintar mengambil hati raja. Ia menyampaikan arti dari sisi yang positif, bahwa walau pun hartanya hilang, tetapi raja tetap selamat. Tetapi hal ini akan membuat raja tidak berjaga-jaga, dan hanya memikirkan kekuasaan saja. Raja menjadi tidak memperhatikan kesejahteraan rakyat. Sedangkan ahli mimpi yang lain menyampaikan dari sisi yang negatif, bahwa harta raja akhirnya akan hilang. Dan kalau raja mau mendengarkan dengan baik, maka ia akan menjadi waspada dan sadar bahwa kekayaan tidak selamanya abadi. Oleh sebab itu harus lebih banyak memperhatikan kesejahteraan rakyat. Seringkali manusia ingin mendengar hal-hal yang baik saja tentang dirinya. Ia tidak mau menerima suatu fakta yang buruk. Walau pun seringkali fakta yang buruk dapat mengajar manusia lebih baik dari pada fakta yang baik. Dalam kesulitan manusia sadar akan pencipta-Nya. Dalam kesulitan, manusia akan menjadi lebih mawas diri dan rendah hati. Manusia menjadi lebih banyak memohon kepada Tuhan dibandingkan saat ia tiada mengalami kesulitan apa pun. Rasul paulus dan para nabi sering kali mengalami hal yang sama. Mereka banyak dicemooh dan dianiaya, oleh karena firman Tuhan yang disampaikannya adalah hal-hal yang buruk tentang orang Israel. Dan banyak juga nabi yang dibenci para raja, karena tidak pernah menyampaikan suatu hal yang baik kepada raja. Raja lebih senang mendengarkan nabi-nabi palsu dengan nubuat-nubuat palsunya. ** "Galatia 1 : 10" = "Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus". "Bahan renungan" : 1.) Pernahkah kita mengalami kesulitan bila ingin menyampaikan sebuah nasihat yang baik kepada seseorang ? 2.) Pernahkah kita dimarahi karena nasihat baik ? 3.) Apakah kita mau menerima resiko dalam memberikan nasihat ? "NB" : "Mohon Pendapat Dari Member Indo Forum Sekalian"...  Sekian Dulu, Thx... 
|
 |
|
|
