Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Religion > Kristen

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 18th November 2010
Pendeta Pendeta is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Nov 2010
Posts: 976
Rep Power: 16
Pendeta mempunyai hidup yang Normal
Default Disturbing Behavior - 22/53 - Media

MEDIA



Media adalah salah satu dari beberapa pengaruh yang paling besar dalam masyarakat kita. Media mempengaruhi caraberpikir, bertindak, dankeyakinan masyarakat. Dictionary.com memberi banyak definisi untuk media. Dua diantaranya yaitu "suatu alat bagi komukasi massa, seperti surat kabar, majalah, radio atau televisi," dan "kumpulan wartawan dna pihak lainnya yang membentuk atau melembagakan industri dan profesi komunikasi." Kaum muda cenderung lebih mudah dipengaruhi oleh media dibandingkan oleh orang dewasa karena mereka sedang mencari jawaban.

Media dapat dikenali dengan mudah di berbagai tempat. Ketika orang memperoleh informasi melalui cara apapun, mereka menenrimanya dari media. Musik yang disiarkan atau dijual di tempat umum, surat kabar, produk-produk setakan, hingga permainan video game semuanya adalah wujud dari media. Reklame dan iklan banyak ditemukan di hampir setiap tempat dalam media. Hal ini susah untuk dihindari, terutama dengan adanya papan reklame dan etalase yang lebar yang mengepung kota dan jalanan. Di setiap rumah, seorang anak remaja puteri menonton televisi selagi ayahnya sibuk dengan Internet sang ibu membaca surat kabar, dan asik laki-lakinya mendengarkan CD musik . Dalambudaya Amerika, media merupakan bagian dari hidup kami sehari-hari dan tidak mudah untuk diabaikan.

Media pasti mempunyai berbagai cabang sosial dalam masyarakat. Orang belajar melalui pengamatan, dankita mengamati hal-hal yang mengerikan di pesawat televisidan layar komputer kita. Para remaja cenderung langsung menerima isi pesan media tanpa mempertimbangkan nilai-nilainya. Ketika tiba saatnnya untuk memilih isinya, kaum muda hanya bertindak meniru tingkah laku anak-anak umur dua tahun, memasukkan segala sesuatu ke dalam mulut mereka. Sebagian besar isi pesan tersebut termasuk adalah seksualitas, kekerasan, kata-kata tak senonoh, dan bentuk-bentuk pelecehan.

Parar remaja mencari-cari di media untuk mengetahui bagaimana caranya berbuat sesuatu, ke manan hendak pergi, dan dengan siapa bergaul. Mereka juga dipengaruhi berbagai prinsip-prinsip berkaitan dengan apa yang harus dipakai, dimakan , didengarkan, dibeli, dikatakan, dipikirkan, dan diamati. Ini seringkali menjadi problematis sebab prinsip-prinsip tersebut disipkan oleh orang-orang yang mungkin tidak mempunyai perhatian atau kepentingan dengan anak belasan tahun. Kaum muda kita mengkomsumsi apapun yang dihasilkan oleh oran dewas. Banyak anak remaja yang cemas akan pakaian mereka sebab pakaian itu dapat menampilkan citra mereka. Mereka seringkali mengacu pada selebriti favorit maupun para pahlawan budaya mereka untuk melihat bagaimanan caranya berpakaian. Bebrbagai bentuk pilihan dalam penampian seringkali tidak akan mereka pilih jika bukan karena pengaruh dari media.

Orang membuta berbagai keputusan berdasarkan pada apa yang mereka ketahui dan amati melalui media. Ketika seorang anak kecil berkata, "Bu, mengapa ibu tidak membeli selai kacang Jiff? Di televisi dikatakan kalau 'ibu-ibu yang pandai pasti memilih Jiff!'" anak itu telah dipengaruhi oleh media. Jika seorang presiden memenangkan Pemilihan Umum oleh karena penampilannya dalam suatu acara siaran radio, itu berarti media radio tersebut telah berhasil memberi dampak dalam pemungutan suara. Media membujuk orang untuk melihat bioskop terbaru karena film itu ditampilkan di iklan majalah, iklan film di televisi, atau muncul di Internet. Ketika penjualan CD dari suatu kelompok band musik yang tadinya tidak dikenal tiba-tiba melejit setelah ditampilkan di suatu situs Internet yang populer, maka media sekali lagi berhasil mempengaruhi penjualan-penjualan ini. Media Amerika berpedoman pada satu faktor tunggal yakni uang. Media akanbersedia merendahkan diri danbersikap murahan demi menjual berbagai produk atau program acara, dimana para remaja tengah dibidik sebagai target pemasaran mereka.

Media seringkali menampilkan tiga pergumulan paling besar bagi anak remaja: kekerasan, seksualitas, dan bujukan. MediaFamily. org memberikan data statistik yang menyatakan bahwa di dalam video-video musik, yang menceritakan suatu kejadian atau kisah, 75 persen video musik itu berisi gambaran seksual dan 50 persen berisi kekerasan. Mereka juga melaporkan bahwa 25 persen dari semua video MTV menampilkan pengkomsumsian alkohol atau tembakau. Materi-materi seperti itu dapat mempengaruhi para penonton untuk berperilaku serupa. Mendengarkan dan menyaksikan gambar atau tampilan material seperti itu akan menurunkan kepekaan para remaja. Tidak diragukan lagi bahwa tingginya tayangan kekerasan di televisi berhubungan dengan mneingkatnya sikap setuju terhadap perilaku agresif dan perbuatan kejam. Dewasa ini, dosa secara aktif ditampilkan di seluruh negara kit mulai dari papan reklame bir dan klub dewasa yang cabul hingga sikap kurang hormat kepada orangtua dan pemerintahan melalui jaringan televisi pada jam tayang utama. Pesan-pesan yang dilihat dan ditiru oleh anak remaja seringkali memang dikemas untuk para penonton muda ini. Jika bukan karena hal ini, sepeserpun untuk membiayai periklanan yang meyarankan seks, mengkomsumsi alkohol, dan perilaku memilih-milih pemakaian produk, aktivitasnya dan layanan yang dibeli oleh remaja. Dengan melihat reputasi kita yang mengejar kepuasan diri dan keuntungan semata, orang dewasa tampaknya akan terus membuat apapun yang akan dibeli oeh kaum muda.

Cara terbaik untuk melawan pengaruh media yang negatif adalah dengan menunjukkan alternatif-alternatif Kristiani pada media yang sekuler. Jika semakin banyak remaja yang memahami bahwa mereka tidak perlu turut mendengarkan jenis musik kotor yang didengarkan oelh para panutan mereka, maka makin besar jumlah remaja yang tertarik untuk mendengarkan musik yang jauh lebih sehat. Jika remaja diberitahu bahwa mereka tidak perlu turut serta dalam seksualitas, yang digambarkan di televisi, tanggapan mereka mungkin akan mengejutkan kita. ebagian oran Kristen, kita harus menampilkan gaya hidup kudus yang menjadi panggilan hidup kita seperti yang tertulis 1 Tesalonika 4:7, "Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melaikan apa yang kudus." Banyak anak belasan berbeda dari yang tidak pernah mempertimbangkan untuk memilih gaya hidup yang berbeda dari yang mereka tiru di televisi, dari musik, film, siaran radio, dan surat kabar atau majalah. Para remaja yang tidak gerejawi ini harus diinjili dan ditunjukkan suatu cara dan gaya hidup yan lebih baik. Demikian juga remaja Kristen harus ditantang dan mendapat pengajaran bahwa mereka harus bertanggung jawab untuk hidup dalam cara dan gaya hidup yang berbeda dari apa yang biasanya digambarkan di media. Sementara tugas kita adalah untuk melatih para remaja dalam membuat berbagai pilihan yang rumit berkaitan dengan isi atau pesan media, para remaja sendiri harus mengebangkan ketrampilan berupa kepekaan terhadap media. Beberapa ketrampilan it adalah:

- jangan melihat suatu hiburan hanya dari berbagai bentuk gambaran yang memukau ataupun kebirahian yang ditonjolkan di sana;
- mencoba untuk mempelajai isi atau pesan tersebut dengan pikiran yang dikembangkan pada keberatan
- perlu adanya saringan-saringan yang dirajutkan erat-erat dalam benak mereka;
- menanyakan apa dan mengapa hakl itu berhubungan dengan diri mereka;
- berusaha untuk melihat pesan yang sedang ditampilkan baik yang tampak langsung maupun yang tersembunyi di bawah sadar;
- mengembangkan kemampuan untuk berkata dan bertindak "matikan saja"
- mengembangkan kemampuan untuk memilah-milah sesuatu pada saat menyeleksi budaya media populer

Media itu sendiri bukanlah suatu hal yang brurk. Masalahnya adalah karena sebagian besar media adalah sekuler dan amoral. Isi atau pesannyalah yang membuatnya berbeda.

Sebagia orang Kristen, kita tidak boleh ikut serta dalam berbagai hal yang ditawarkan oleh dunia dan kita mengkomunikasikan hal ini kepada para remaja, yangs edang mencari-cari apa yang harus mereka perbuat dab kepada siapa seharusnya hal itu ditunjukan. Namun demikian, menutup diri sepenuhnya dari semua bentuk media bukanlah pilihan yang masuk akal. Bahkan selagi berbelanja berbagai keperluan, orang akan menenrima pengaruh negatif dari media melalui siaran radio selama dalam perjalanan ke toko ata melalui bentuk-bentuk media lainnya. Kita harus menyadari akan hal-hal yang salah dan menghindarinya. Kita harus menyalurkan pemikiran ini kepada kaum muda kita, sebab pada saat yang sama media sedang memaksakan berbagai pemikiran mereka sendiri.

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 10:07 PM.


no new posts