FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
|||
|
|||
![]()
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Segala puji milik Allah s.w.t Shalawat serta Salam bagi Rasulullah Muhammad s.a.w. Nabi terakhir. Islam tidak pernah memaksa seorang pun untuk memeluk agama Islam karena sudah jelas mana yang benar dan mana yang bathil. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut* dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah:256) *thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t. Lalu kenapa ada perang? Kita sebaiknya tahu dulu kenyataan dan fakta dari peperangan itu. Dan kenapa Muslimin berperang. Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir. (QS. Al Baqarah:191) Mengapakah kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah (janjinya), padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama mulai memerangi kamu? Mengapakah kamu takut kepada mereka padahal Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman. (QS. At Taubah:13) Yang saya underline adalah fakta bahwa tidak ada kekuatan yang perlu ditakuti selain Kekuatan Allah s.w.t Yang Tidak Serupa dengan makhluk-Nya. Tidak ada yang perlu ditakuti selain Allah s.w.t, bahkan tipu daya sihir setan terkutuk sekalipun! (Sebenarnya setan itu lemah kalau Allah s.w.t sudah melindungi kita) Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al Baqarah:190) Yang saya underline: Allah s.w.t memerintahkan kita untuk melakukan mana yang perlu dilakukan. Konsisten pada tujuan, bukan perang yang merusak sesuatu yang tidak harus dirusak. Kalau itu masih bisa diambil manfaatnya. Sesungguhnya jika tidak berhenti orang-orang munafik, orang- orang yang berpenyakit dalam hatinya dan orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah (dari menyakitimu), niscaya Kami perintahkan kamu (untuk memerangi) mereka, kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu (di Madinah) melainkan dalam waktu yang sebentar (QS. Al Ahzab:60) ...dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. (QS. At Taubah:36) Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya. (QS. Al Anfaal:30) Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti. (QS. Al Hasyr:14) Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim. (QS. Al Baqarah:193) Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. (QS. Al Anfaal:39) Jika mereka merusak sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang (yang tidak dapat dipegang) janjinya, agar supaya mereka berhenti. (QS. At Taubah:12) Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS. At Taubah:122) Jelas sekali disini! Islam bukanlah agama peperangan. Peperangan dilakukan karena ada ancaman. Sedangkan bila keadaan damai, maka ilmu adalah yang utama. Ilmu disini sudah berarti agama dan pengetahuan. Ilmu agama adalah ilmu syari'at atau yang berkaitan dgn ibadah, sedangkan ilmu pengetahuan meningkatkan keimanan yang bisa meningkatkan ibadah/ketaqwaan itu sendiri. Wallahu a'lam. Disini Allah juga memerintahkan mukminin yang merasa diri mereka dianggap lebih layak untuk mengkaji dan memperdalam agama dan ilmu yang bermanfaat demi kemakmuran dan kejayaan umat muslim, maka hendaknya mereka berangkat untuk itu. Dalam perang pun Allah masih memerintahkan sebagian dari kita (yang lebih layak) untuk menuntut ilmu, apalagi disaat tidak ada perang. Bukankah perang juga ilmu? (tidak asal tawuran, butuh strategi, taktik, kecanggihan senjata) Rasulullah bersabda dalam haditsnya (bagi muslimin yg tahu tolong disertakan) bahwa kita disuruh untuk mendalami ilmu memanah, mungkin di zaman ini bisa ditafsirkan pada senjata api atau sejenisnya. Ayat-ayat sebelum diatas ini, kita bahas sebagai berikut. Jika kita menemui seorang perampok di jalan yang tega untuk membunuh demi harta yang dia peroleh, lalu perampok itu tanpa panjang lebar langsung mengarahkan senjata kepada anda untuk membunuh, apa yang anda lakukan? Anda pasti akan membela diri atau melawan walaupun anda bisa saja takut dan tak melawan sama sekali yang itu dapat menyebabkan kematian anda. Disitu ada dua pilihan: A. Melawan dan membela diri semaksimal mungkin. B. Takut dan tidak melawan, yang bisa berakibat kematian sia-sia (karena menyia-nyiakan jiwa yang diberikan Allah s.w.t) Point A adalah bentuk rasa syukur dan bukan putus asa karena putus asa adalah sikap tidak cinta kepada diri sendiri (tentunya cinta yang tidak berlebihan), sedangkan cinta/sayang kepada diri sendiri adalah rasa syukur dan optimisme bahwa Allah s.w.t Mengasihi dan Menyayangi kita yang telah menghendaki kita hidup. Point B hanyalah bentuk pesimisme. Kalau memang keadaan kita memungkinkan untuk melawan dengan fisik dan jiwa, kenapa tidak dilakukan. Menyerahkan jiwa kepada sesuatu selain Allah adalah kemusyrikan. Anda membela jiwa anda berarti anda tidak menyia-nyiakan nikmat Allah s.w.t, dan itu merupakan wujud rasa syukur. Jadi Islam bukan agama kekerasan. Wallahu a'lamu bish showaab. Silahkan bagi ikhwanul muslimin yang mau menambahkan atau membenarkan pendapat saya. |
![]() |
|
|