FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Jakarta - Usai lebaran, biasanya Jakarta dipenuhi pendatang baru yang mencoba mengadu nasib di ibukota. Padahal, terkadang mereka tidak memiliki kemampuan di bidang apa pun.
Agar jumlah penduduk di Jakarta tidak terus mengalami peningkatan, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo meminta masyarakat di luar Jakarta agar mencintai dan menata kampung halamannya. "Di Jakarta sulit mencari pekerjaan dan biaya hidup tinggi. Sampaikan kepada keluarga dan teman, lebih baik tinggal di kampung halaman membangun desa dari pada terlantar di Jakarta," imbau Fauzi Bowo saat Apel Siaga dalam rangka Pengendalian Arus mudik dan Arus Balik Idul Fitri 1432 H/2011 DKI Jakarta, di lapangan IRTI Monas, Jakarta Pusat, Selasa (23/8/2011). Apel Siaga ini diikuti oleh 12 Dinas. Dengan peserta apel lebih kurang mencapaian 2.870an PNS dari seluruh dinas dan jajaran Pemprov DKI Jakarta. Lebih lanjut Fauzi mengatakan, imbauan ini sangat penting dia sampaikan. Mengingat, kondisi penduduk di Jakarta sudah sangat padat. "Maka itu saya minta kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) yang ada di Jakarta, untuk memonitoring dan melakukan pendataan penduduk, 7 hari sebelum mudik dan 7 hari setelah kembali. Pantau jangan sampai membawa sanak keluarga," tegasnya. Agar pendataan warga pendatang baru lebih efektif, dia juga mengimbau dinas Dukcapil menggelar Operasi Yustisi Kependudukan (OYK). Foke pun berharap, pengawasan dan pengamanan dalam penerbitan KTP di DKI Jakarta khususnya untuk pendatang baru lebih diperketat. "Saya harap ini dilakukan dengan terpadu setelah arus balik. Kalau perlu pasang spanduk di lokasi strategis tentang himbauan pengendalian urbanisasi," katanya. Sikap tegas pemerintah ini, diperuntukkan bagi semua pendatang baru baik warga Indonesia maupun warga asing. Tempat yang didata juga tidak hanya di kawasan pemukiman penduduk, namun juga di daerah elit termasuk apartemen. "Karena itu saya minta semua bekerjasama dan berkoordinasi dengan SKPD terkait untuk menegakkan peraturan," tandasnya. Selain Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, masalah pendatang baru ini juga menjadi tugas untuk Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk aktif mensosialiasikan Peraturan Daerah kepada para pencari kerja. Dia berharap kepada pendatang baru yang tidak memiliki skill atau kemampun lebih baik tidak mengadu nasib. "Karena itu akan mempersulit diri dan keluarga. Masih banyak saudara kita di Jakarta yang belum bekerja," tandasnya. Berdasarkan hasil data arus mudik dan balik, terjadi penurunan jumlah pendatang baru di Jakarta dari tahun ke tahunnya. Jika tahun 2009 mencapai 18.919 jiwa, maka tahun 2010 sekitar 10.339 jiwa atau berkurang (14,86 %). Sumber |
#2
|
||||
|
||||
![]()
kayanya itu g akan menyelesaikan masalah
![]() |
#3
|
||||
|
||||
![]()
tidak akan pernah ada penyelesaian selama lapapangan kerja tidak merata ke seluruh wilayah dan hanya berpusat dijakarta. Emang orang kampung di desa hidup berkecukupan apa? mereka lebih baik mengadu nasib, siapa tau dapet rejeki kyk tukul
|
#4
|
||||
|
||||
![]()
iya ndan..
pasti banyak banget thu yang hijrah.. |
![]() |
|
|