Foto: Janet Yellen (Reuters)
Jakarta -Semalam pasar saham Wall Street di Ameria Serikat (AS) turun. Hingga siang ini, pasar saham Asia termasuk di Indonesia juga berada di zona merah seluruhnya. Benarkah ini akibat komentar Gubernur bank sentral AS,
Janet Yellen?
Memang semalam, Yellen selaku Gubernur Federal Reserve (The Fed), mengatakan harga saham di AS saat ini sudah over value atau ketinggian nilainya. Komentar ini membuat pasar saham langsung jatuh.
Siang ini indeks harga saham gabungan (IHSG) juga turun ke zona merah.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo mengatakan, Yellen sebenarnya tidak berpengaruh langsung ke pasar saham di Indonesia. Soal harga saham yang ketinggian, Satrio Utomo juga mengatakan saat ini nilai saham tidak tinggi. Saat IHSG di 5.500 bisa dibilang ketinggian.
Namun, Satrio mengatakan, komentar Yellen yang mengepalai bank sentral paling berpengaruh di dunia, membuat investor asing di pasar modal dalam negeri bergerak.
"Kalau investor asing itu cenderung memegang saham-saham yang kapitalisasinya besar,
bluechip. Dan mereka pasti itu melihatnya patokannya ke pasar global, kalau pasar global turun, dia jual, termasuk kayak pertumbuhan ekonomi Indonesia jelek, jadi mereka mengikuti isu-isu aktual," kata Satrio kepada
detikFinance, Kamis (7/5/2015).
Satrio mencatat, sejak Januari 2015 hingga saat ini, jumlah saham yang dilepas investor secara netto mencapai Rp 1,63 triliun.
"Sementara kalau investor lokal itu, kalau misalkan IHSG lagi minus mereka cenderung memanfaatkan saham-saham lapis kedua dan ketiga untuk dikoleksi. Makanya saham-saham lapis kedua naik, kayak WIKA, UNTR sudah naik 4 persen," jelas Satrio.