FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Jakarta - 50,000 pohon ditanam di Taman Nasional Gunung Halimun Salak sebagai wujud komitmen Danone Aqua dalam program perlindungan sumber daya air dan konservasi lingkungan yang bersifat �sustainable� (Lestari) Program Gunung Salak Lestari 2010 dengan menerapkan model pesantren konservasi yang membawa manfaat ekonomi dan ekologi 27 Desember 2010 � Sukabumi: Pesantren Al-Amin, Danone Aqua, pemerintah daerah Sukabumi dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) hari ini kembali menanam 50,000 [lima puluh ribu] pohon di Desa Cidahu, Sukabumi, sebagai komitmen Danone AQUA dalam melindungi sumber daya air dan konservasi lingkungan. dibawah naungan Program Konservasi Terpadu �Gunung Salak Lestari�. Program konservasi ini menggunakan model pesantren konservasi dan kampung yang dikembangkan dengan kemitraan strategis antara pesantren Al Amin,Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dan Danone AQUA sejak tahun 2008 yang membawa manfaat ekonomi dan ekologi. Acara penanaman 50,000 pohon ini disaksikan oleh Menteri Kehutanan, Bapak Zulkifli Hasan, Bupati Sukabumi, Bapak Sukmawijaya, Pesantren Al-Amin, TNGHS, perwakilan Danone AQUA serta masyarakat. Dari masyarakat sekitar hadir para relawan dari pesantren Al-Amin, kelompok tani Hejo-Daun, para ibu dari lembaga kewanitaan Jakarta, dan institusi terkait lainnya. Yann Brault Sustainable Development Director Danone AQUA mengatakan: kami secara konsisten dan terus menerus melakukan perlindungan sumber daya air dan konservasi lingkungan tidak hanya di wilayah Sukabumi tapi di daerah-daerah dimana perusahaan beroperasi. Penanaman 50.000 pohon merupakan bagian dari program 100.000 pohon yang sudah dicanangkan bersama-sama melalui kemitraan strategis jangka panjang di tahun 2010 ini. �Program Gunung Salak Lestari dikembangkan untuk memberikan manfaat bagi komunitas setempat dan mendorong mereka untuk aktif berpartisipasi. Program konservasi ini mencakup berbagai kegiatan meliputi menjalin kemitraan dengan universitas atau LSM untuk memberi pelatihan cara membuat pupuk kompos, penyuluhan peternakan, pembibitan benih, dan nantinya membantu pemasaran hasil pertanian organik,� Yann menambahkan. Pimpinan Pesantren Al-Amin, KHR Abdul Basith, penggagas model pesantren konservasi ini, menyatakan, �Model pesantren konservasi ini akan memberi manfaat positif baik dari sisi ekonomi maupun ekologi bagi pesantren maupun petani dan warga desa sekitarnya. Model pesantren konservasi merupakan konsep yang unik karena menggabungkan tugas mulia manusia dalam menjaga keseimbangan alam dengan pemberdayaan pesantren serta masyarakat desa.� KHR Abdul Basith, menambahkan, �Kami senang kemitraan kami dengan TNGHS dan Danone Aqua terusdilanjutkan kembali tahun ini. Keberhasilan program yang dikembangkan bersama merupakan bukti bahwa melalui kerja sama lintas sektoral, upaya pelestarian lingkungan dapat memberi hasil yang maksimal karena sekaligus memberdayakan dan mensejahterakan para petani.� Untuk meningkatkan nilai ekonomis bagi masyarakat, penanaman 50.000 pohon tersebut dilakukan dengan metode tumpang sari, dengan menanam terung dan padi gogo pada lahan TNGHS sementara tumpang sari di lahan masyarakat dilakukan dengan menanam jagung. Metode ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk dapat merawat dan menambah penghasilan dari budidaya tanaman tumpang sari tersebut. Penanaman 50.000 pohon dilakukan di lahan seluas 32 Ha, yaitu 30.000 pohon puspa yang akan ditanam di lahan TNGHS seluas 24 Ha dan 20.000 pohon jabon di di lahan masyarakat, Desa Babakan Pari, seluas 8 Ha. Dengan demikian, sejak digulirkannya program penghijauan Aqua Lestari ini telah tertanam 203.500 pohon di lahan seluas 106 Ha; dengan perincian 93.500 pohon puspa di kawasan TNGHS di lahan seluas 62 Ha dan 110.000 pohon sengon, suren, dan jabon di Desa Grijaya, Desa Tangkil, Desa Babakan Pari, dan Desa Cidahu dengan total lahan seluas 44 Ha. Penanaman pohon Jabon juga akan memberi kontribusi jangka panjang kepada warga setempat karena dalam waktu 4- 5 tahun bisa dipanen kayunya. Hasil penjualan akan dibagi yakni: 25% untuk pesantren Al-Amin, 10% pesantren lokal, 35% pemilik tanah, 10% koordinator wilayah, 10% petani penggarap dan 10% Danone AQUA dalam bentuk bibit. Untuk mengetahui perkembangan program ini, AQUA bekerja sama dengan beberapa LSM dan konsultan kehutanan dalam mengaudit setiap zona. Mereka akan melakukan survei lapangan, pendokumentasian serta kegiatan publikasi. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa AQUA terus mendampingi pihak kelompok tani agar mereka bisa terus berkembang dan mandiri. Sejak tahun 2006, Danone AQUA meluncurkan sebuah program besar yang disebut Aqua Lestari, sebuah upaya untuk melestarikan lingkungan dengan fokus pada sumber daya air sekaligus pemberdayaan masyarakat. Melalui Aqua Lestari, Danone Aqua melakukan perubahan pada program-program sosial dengan lebih berfokus pada program yang bersifat �sustainable� (lestari). Melalui pendekatan berbasis masyarakat, bersinergi dengan para pemangku kepentingan dan berorientasi pada kebutuhan, Danone AQUA membidik 4 kegiatan utama, yakni: Akses air bersih dan penyehatan lingkungan, konservasi dan pendidikan lingkungan, pertanian organik yang juga terkait langsung dengan pengelolaan sumber daya air terpadu serta monitoring dan pengurangan emisi kar bon sumber: http://www.detiknews.com/read/2011/0...asi-lingkungan |
![]() |
|
|