FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() Ini thread pertama ane gan, biasanya cuma manteng di FJB doang ![]() Umpama kalau ![]() Jangan lupa di ![]() [/spoiler] Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
Kita kembali ke seratus tahun yg lalu. Para pakar fisika memahami bahwa energi (seperti halnya cahaya atau magnetisme atau listrik) merupakan gelombang yg terus menerus mengalir dan kita masih menyebutnya �gelombang radio�dan �gelombang cahaya�. Sebenarnya, pengenalan bahwa semua energy bersifat gelombang ini merupakan salah satu prestasi terbesar abad ke-19. Tapi ada satu masalah, ternyata kalau kita menyorotkan cahaya ke plat logam akan timbul aliran listrik, pakar fisika Max Planck mempelajari dan menyimpulkan bahwa energi tampaknya terdiri atas unit2 individual, yg ia sebut kuanta. Penemuan bahwa energi muncul dalam bentuk kuanta ini merupakan titik awal fisika kuantum. Beberapa tahun kemudian, Einstein menunjukan bahwa cahaya terdiri atas partikel2 yg dia sebut sebagai photon. Photon2 ini menghantam plat logam dan melepaskan elektron2 dan menghasilkan listrik. Secara matematis perhitungan ini berjalan baik dan sesuai dengan pandangan bahwa cahaya terdiri atas partikel2. Dan tidak lama kemudian para pakar fisika mulai menyadari bahwa bukan hanya cahaya, tapi semua energi terdiri atas partikel, malahan seluruh materi di alam semesta ini terdiri atas partikel2. Atom2 terdiri atas partikel yg berat dalam nukleusnya, electron yg ringan mendesing2 diluarnya. Jadi menurut pemikiran baru ini segala sesuatu adalah partikel dan tidak bergelombang. Partikel2 ini unit yg sangat kecil atau kuanta, dan teori yg menjabarkan tingkah laku partikel2 ini disebut teori kuantum. Sebuah penemuan besar fisika abad 20. Para pakar fisika terus mempalajari partikel2 ini, dan mulai menyadari bahwa ini merupakan entitas yg sangat aneh. Mereka tidak bisa yakin apa sebenarnya benda ini, kita tidak bisa mengukurnya dengan tepat, dan tidak bisa menebak apa yg akan mereka lakukan. Terkadang dua partikel saling berinteraksi sekalipun terpisah jarak sejuta mil. Teori ini tampak mulai aneh, dan terbukti dalam sejarah ilmiah, Scanner, Laser, Chip-chip komputer dibuat dengan mengandalkan mekanika kuantum. Seorang pakar fisika bernama Hugh Everett menawarkan penjelasan yg berani, bahwa alam semesta kita, alam semesta yg kita lihat ini hanya satu dari alam2 semesta yg tidak terbatas jumlahnya, yg keadannya berdampingan satu sama lain. Jadi ada alam semesta dimana Indonesia juara piala dunia sepak bola, dan alam semesta lain dimana kalah terus di babak kualifikasi. Dan juga sebuah dunia dimana agan2 kaskus gosok gigi tiap pagi, dan dimana tidak gosok gigi, begitu seterusnya, terus-menerus. Everett menyebutnya interpretasi �banyak dunia�. Karena Everett mengklaim bahwa konsep banyak dunia ini benar2 nyata, kenyataan alam semesta yg ada ini sangat banyak dan berdampingan dengan alam kita sendiri. Semua alam semesta ganda ini pada akhirnya disebut sebagai �Multi Semesta�. Percobaan yg sangat sederhana, dirikan dua buah dinding, satu di depan dan satu di belakang. Pada dinding pertama terdapat sebuah celah. ![]() Sekarang sorotkan cahaya ke celah dinding pertama tersebut, dinding di belakang akan terlihat garis putih ( berbentuk balok) sinar, hasilnya akan seperti ini, terlihat balok cahaya yg terkena sinar melewati celah. ![]() Percobaan selanjutnya, sekarang buat lagi celah, berarti ada dua celah. ![]() dinding di belakang akan terlihat serangkaian balok sinar, yg terkena cahaya dan tidak. ![]() Sekarang buat lagi menjadi empat celah, setelah disorotkan kita akan melihat separuh balok dari jumlah sebelumnya, karena satu dari setiap balok berubah gelap. ![]() Lebih banyak celah berarti lebih sedikit balok, kenapa? Menurut pakar fisika abad ke-19, cahaya yg melewati celah bertingkah laku seperti dua buah gelambang yg saling menumpuk, di beberapa tempat cahaya itu saling memperkuat, dan di tempat lain saling memadamkan. Ini adalah pola intervensi. Sangat diterima pada saat semua orang percaya bahwa cahaya merupakan sebuah gelombang. Tapi sejak Einstein, kita tahu bahwa cahaya terdiri atas partikel yg di sebut photon, bagaimana menjelaskan bahwa sejumlah photon menciptakan pola sepeti ini?? Dan ternyata photon2 itu menciptakan pola intervensi, saling memperkuat dan saling memadamkan. Seberkas cahaya itu mengeluarkan milyaran photon2, karena dengan detektor photon kita bisa mengukur seberapa banyak photon yg di keluarkan oleh seberkas cahaya. Percobaan selanjutnya menggunakan detektor photon, dengan mengurus satu photon saja . Membuat seberkas cahaya yg begitu lemah hingga hanya satu photon yg keluar setiap kalinya, dengan meletakkan detektor photon yg sangat peka hingga bisa mengenali satu photon yg mengenainya. Berarti tidak mungkin ada gangguan dari photon2 lain, karena berurusan hanya dengan satu photon saja. Photon2 tersebut menerobos celah satu demi satu, dan setelah beberapa jam kita mendapatkan hasilnya, kurang lebih seperti ini. ![]() Yg kita lihat adalah photon2 individu yg mendarat hanya ditempat2 tertentu, dan tidak pernah ditempat lain. Tingkah laku photon ini sama seperti berkas cahaya biasa dan tidak ada photon lain yg mengintervensi karena memang hanya satu photon. Tapi ada sesuatu yg mengintervensi photon2 ini, karena photon ini tetap membentuk pola intervensi yg biasanya. Jadi apa yg mengintervensi satu photon tunggal ini??? Yg dapat mengintervensi photon adalah photon juga, tapi dimana? Ada detektor tapi tidak bisa mendeteksi kehadiran photon lain satu pun, jadi dimana photon2 yg mengintervensi ini?? Ini membuktikan bahwa realita jauh lebih luas daripada yg kita lihat dalam alam semesta kita. Intervensi memang terjadi, tapi kita tidak bisa melihat penyebabnya dalam alam semesta kita. Oleh karena itu, photon yg mengintervensi pasti berada di alam semesta lain, dan itu membuktikan bahwa alam semesta lain memang ada, dan alam2 semesta tersebut kadang berinteraksi dengan alam semesta kita sendiri. Jangan ![]() ![]() ![]() Terkait:
|
![]() |
|
|