KibulPos � Jakarta
Sebuah kardus yang konon berisi hadiah uang sebesar 2,5 miliar diberikan kepada timnas sepakbola Indonesia. Hadiah yang menurut Nurdin Halid diberikan oleh keluarga besar Bakrie tersebut diletakkan di dalam kardus bekas air mineral, layaknya uang tebusan untuk perampok yang sering kita saksikan di film-film. Heran dengan cara membungkus uang tersebut, banyak pihak yang bertanya-tanya apakah Bakrie dan Nurdin tidak tahu bahwasanya uang dapat ditransfer melalui rekening bank.
Menanggapi keheranan masyarakat tersebut, Bakrie segera membantah bahwa dirinya tidak mengenal ATM dan rekening bank. Menurutnya, pemilihan kardus bekas minuman sudah diatur dan dirancang sedemikian rupa demi alasan keamanan dan kebutuhan.
�Jelas saya tahu tentang rekening bank dan teknologi ATM. Awalnya juga saya berpikir untuk mentransfer uang itu ke rekening pemain agar mereka bisa ambil sendiri lewat ATM. Tapi saya pikir, mana mungkin uang 2,5 milyar bisa muat dalam kotak ATM yang cuma sebesar itu? Tidak masuk akal,� ucap Bakrie.
Ketika ditanya bukankah uang sebesar itu bisa diambil lewat teller bank menggunakan buku tabungan, Bakrie menggelengkan kepalanya dan menyatakan kepercayaannya tentang bentuk fisik uang.
�Tentu saya tahu kalau uang bisa diambil memakai buku tabungan. Tapi coba Anda pikir. Saya mentransfer uang lewat bank di dekat rumah saya, lalu mereka mengambil uang di bank dekat rumah mereka. Uang siapa yang sebenarnya mereka ambil? Apa benar itu uang yang saya kirim? Atau jangan-jangan sudah tercampur dengan uang orang lain? Saya cuma ingin memastikan bahwa uang yang mereka terima benar-benar uang dari saya, bukan cuma besar jumlahnya saja, tapi secara fisik juga. Ada sentuhan personal di sana,� jawab Bakrie, �Dan oleh karena itu, menggunakan kardus bekas adalah cara yang paling cepat, tepat, dan terpercaya.�
Bakrie juga membantah bahwa menggunakan kardus bekas akan menimbulkan kesan tidak sopan. Menurutnya itu hanyalah sudut pandang masyarakat yang cenderung negatif dan suudzon terhadap orang yang terlibat kasus lumpur Lapindo dan menenggelamkan tiga kecamatan beserta rumah para penghuninya ini .
�Ini masalah logika saja. Yang namanya hadiah atau kado, biasanya kan dibungkus. Kalau lewat bank, bagaimana caranya saya membungkus kantor bank?� lanjut Bakrie.