FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Masjid Al Hikmah yang Unik Berarsitektur Bali Denpasar - Di mana langit dipijak di sana langit dijunjung. Pepatah itu dengan arif diterapkan umat Muslim di Bali. Warga Muslim di kawasan Kertalangu, Denpasar membangun masjid dengan menerapkan arsitektur Bali dan dihiasi ukiran khas Pulau Dewata. Nuansa Bali sangat kental di masjid ini. Dari depan, dibangun gapura khas Bali yang dipenuhi ukiran. Gapura ini sangat lazim dibangun di depan pura. Bahannya terbuat dari pasir hitam yang dipenuhi pahatan dan ukiran Bali, seperti bentuk naga dan rerambatan. Di beberapa bagian gapura, terdapat ornamen kubah yang menyatu dengan pahatan. Pagar masjid pun layaknya sebuah pura yang dipenuhi pahatan khas Bali. Masuk ke halaman masjid, terdapat pahatan nama masjid pada sebuah tembok yang memadukan tulisan Arab dan Bali. Nuansa Bali kian terasa di dalam masjid. Tiang kayu (saka) yang diukir indah berdiri tegak mengelilingi ruangan bagian dalam masjid. Daun jendela yang berbentuk kubah terbuat dari kayu yang penuh ukiran khas Bali. Bahkan daun pintu masuk ke ruangan utama pun terbuat dari kayu berukir indah. Hanya saja, daun pintu yang telah terukir ini belum terpasang. Beberapa tiang di ruang utama pun dilapisi perak yang bermotif ukiran Bali. Ketua Masjid Al-Hikmah Saiful Ridlo menuturkan, pembangunan masjid bernuansa khas Bali di Soka sebagai bentuk toleransi dan sikap menyama braya (persaudaraan) antara umat Hindu dan Islam. "Kami mengamalkan falsafah hidup di Bali, yaitu menyama braya dengan lingkungan. Sebagai bagian dari masyarakat Bali, masjid disesuaikan dengan budaya lokal. Jika kita mengambil konsep Timur Tengah terlalu jauh dan tak menyatu dengan lingkungan," kata Saiful. Dalam pembangunan masjid, untuk membentuk ukiran yang rumit dikerjakan oleh pekerja bangunan asli Bali. Selain bentuknya yang unik, beberapa umatnya dari 500 KK masih menggunakan nama asli Bali. Umumnya, mereka adalah warga asli Bali yang menjadi mualaf. ![]() Melongok Masjid Muammar Qaddafy di Sentul Bogor - Salat Jumat berjamaah di Masjid Muammar Qaddafy, Sentul Selatan, Jawa Barat (Jabar), siang itu, baru saja selesai. Sebagian makmum keluar meninggalkan masjid. Tapi ada pula yang tinggal sejenak untuk mengaji atau sekadar duduk-duduk menikmati suasana. Tiba-tiba mereka berdiri dan beramai-ramai menghampiri seseorang yang baru saja beranjak dari saf terdepan tempatnya melakukan salat. Mereka berebut untuk menyalami, mencium tangan, dan foto bersama. Sang ustad adalah pendiri masjid sekaligus dai terkenal Muhammad Arifin Ilham. "Dari mana ini?" tanya Ustad Arifin kepada jemaah yang datang berempat, Jumat (11/9/2009) pekan lalu. "Kami dari Lampung, Ustad," jawab seorang di antara mereka. "Ini sekali foto 5 real. Lebih baik kita sambil duduk saja," canda Arifin. Arifin mengatakan, setiap hari banyak jamaah yang datang ke masjid Muammar Qaddafy untuk bersembahyang. Bila mempunyai waktu luang, dia juga menyempatkan diri menampung keluh kesah para jamaah seputar kehidupan mereka. Arifin sendiri tidak tentu berada di Bukit Az-Zikra, kompleks pemukiman muslim tempat masjid itu berada. Ada kalanya dia pulang ke rumahnya di Depok, Jawa Barat. Jamaah masjid Muammar Qaddafy memang tidak cuma warga sekitar, tapi datang dari berbagai macam daerah. Rata-rata mereka merupakan musafir dadakan di bulan Ramadan. Mereka berpetualang untuk menemukan masjid-masjid yang mempunyai daya tarik tersendiri. "Saya baru pertamakali ini datang ke sini. Ya, ongin beribadah," kata Yayan, jamaah asal Tangerang. Yayan mengaku pertamakali mengetahui masjid Muammar Qaddafy dari rekannya. Kebetulan pula, kata dia, masjid itu tidak jauh dari masjid milik Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym dan dia pernah salat di sana. "Setiap kali lewat jalan tol saya selalu melihat masjid besar ini," jelas Yayan. Pendiriannya menelan biaya hingga Rp 40 miliar. Namun, yayasan Az-zikra sebagai pengelola tidak mengeluarkan biaya sepeserpun. Tanah seluas 5 hektar untuk masjid merupakan tanah wakaf yang disumbangkan oleh developer Bukit Az-Zikra. Sedangkan dana puluhan miliar adalah bantuan dari Presiden Libya, Muammar Qaddafy. Nama presiden itu akhirnya diabadikan menjadi menjadi nama masjid megah berlantai tiga tersebut. Siapa arsitek yang merancang masjid itu? Dia adalah ipar mantan Ketua PP Muhammadiyah Amien Rais, Muhammad Fanani. Secara corak bangunan, ia memadukan karakter universal Islam dengan ciri arsitektur lokal tropis. Karakter Islam di antaranya terlihat dari kubah, portal lengkung, minaret (menara masjid), dan ornamen bintang depalan juga kaligrafi. Sementara atap berbentuk piramida, emperan besar, empat tiang penyangga utama, menjadi ciri khas bangunan tropis. Secara keseluruhan, arsitektur masjid itu menyimpan makna simbolik. Tujuh lapis lantainya merujuk kepada tujuh sunah harian yang dijalankan pecinta zikir. Paling atas, lantai masjid tersebut diberi karpet tebal berwarna biru yang lembut. Salah satu ciri yang menonjol dari masjid Muammar Qaddafy adalah dua Payung Nabawi yang berada di halaman masjid. Bangunan itu merupakan replika payung mirip yang dipunyai Masjid Nabawi. Nantinya jumlah payung ini akan ditambah empat buah, sehingga merujuk kepada rukun iman. Begitu pula dengan menara setinggi kira-kira 70 meter yang berada di pojok kanan masjid. Ada pula simbol QIC (Qaddafy Islamic Center) berwarna hijau yang dipasang di atas atap. Soal fasilitas, tidak usah diragukan lagi. Masjid ini dapat menampung 7 ribu jamaah salat dan hingga 10.040 orang jamaah zikir. Ada 162 tempat wudhu untuk laki-laki dan perempuan. Tempat Wudhu tersebut juga dibangun berdampingan dengan toilet sebanyak 88 buah disertai wastafel. Selain ruang salat dan zikir utama, masjid Muammar Qaddafy dilengkapi ruang persiapan saji, ruang ganti dan istirahat, dan ruang pemuliaan jenazah. Untuk area parkir, disediakan lahan 2 hektar yang mampu menampung 30 bus besar, 472 mobil, dan 240 sepeda motor. Ditanya mengenai anggapan bahwa masjid tersebut menjadi pusat gerakan Islam radikal, Kepala Pemasaran Bukit Az-Zikra Ustad Denny Ernadie mengatakan, pengelolaan masjid ini sepenuhnya diserahkan kepada Yayasan Az-Zikra. Tidak ada campur tangan dari Libya. Mengenai penggunaan nama Muammar Qaddafy, tokoh yang dinilai Barat sebagai muslim garis keras, hanyalah sebagai bentuk penghormatan saja. " ![]() Yuk! Mengunjungi Masjid Tertua Keraton Yogyakarta Yogyakarta - Masjid Jami Sulthoni Plosokuning, dikenal dengan sebutan masjid Pathok Negara. Ini merupakan salah satu masjid tertua milik Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Masjid Pathok Negara Plosokuning atau Masjid Sulthoni ini terletak di Jl Plosokuning Raya, Desa Minomartani, Kecamatan Ngaglik Sleman atau sekitar 1,5 km arah timur dari Jalan Raya Kaliurang Km 9, Ngaglik, Sleman. Masjid ini usianya sudah lebih dari 200 tahun yakni pada awal abad 19 M atau pada saat Sultan Hamengku Buwono III bertahta. Masjid Pathok Negara didirikan oleh keraton di empat penjuru arah mata angin. Hal itu dimaksudkan sebagai benteng atau pelindung secara rohani keraton atau sering disebut sebagai masjid pancering bumi. Bangunan Masjid Sulthoni sampai saat ini masih dipertahankan seperti semula dengan empat tiang/saka utama yang terbuat dari kayu jati. Masjid ini berlantai satu, memiliki kubah, menara, serambi masjid, mimbar tempat khati, serta bedug dan kentongan yang digunakan untuk memberi tanda datangnya azan. Masjid ini didirikan setelah pembangunan Masjid Agung atau Masjid Besar Kauman Yogyakarta, sehingga bentuk masjid tersebut hampir menyerupai meniru masjid besar. Masjid ini berdiri di atas tanah Kasultanan Yogyakarta atau Sultan Ground (SG) seluas 2.500 meter persegi. Pada saat didirikan, bangunan masjid hanya seluas 288 meter persegi. Namun saat ini bangunan masjid sudah diperluas hingga 328 meter persegi. Di depan dan samping masjid terdapat kolam. Kolam ini dimaksudkan agar jamaah sebelum masuk masjid sudah bersih secara lahiriah dari kotoran najis kecil. Bentuk atap masjid hampir sama dengan Masjid Besar Kauman. Bedanya masjid besar dengan atap tumpang tiga. Sedangkan Masjid Plosokuning dengan tumpang dua. Mahkota masjid juga mempunyai kesamaan, yakni terbuat dari tanah liat dan atap masjid terbuat dari sirap. Hal ini menandakan bila masjid pathok nagari lebih rendah kedudukannya dibandingkan dengan masjid besar Kauman Yogyakarta yang mempunyai atap tajuk bertumpang tiga. Dibandingkan dengan masjid pathok negara lainnya, keaslian bangunan masjid ini masih banyak ditemukan. Di depan masjid terdapat dua kolam dengan kedalaman 3 meter. Setiap orang yang akan memasuki masjid harus bersuci terlebih dahulu di kolam itu. Makna lain dari 2 kolam ini adalah apabila kita menuntut ilmu haruslah sedalam-dalamnya. Saat ini kolam tersebut juga digunakan untuk memelihara ikan serta untuk mencuci kaki sebelum masuk ke masjid. Di dalam masjid, terdapat mimbar tua yang terbuat dari kayu jati dengan ornamen pada pegangan mimbar. Mimbar ini juga dilengkapi dengan sebuah tongkat yang dipakai oleh khatib pada saat memberikan khotbah yang sampai sekarang masih digunakan. Terkait:
|
![]() |
|
|