Login to Website

Login dengan Facebook

 

Post Reply
Thread Tools
  #1  
Old 1st December 2010
boyzsan's Avatar
boyzsan
Ceriwiser
 
Join Date: Dec 2010
Location: #TM 71, #PIC 17
Posts: 503
Rep Power: 17
boyzsan mempunyai banyak pengalamanboyzsan mempunyai banyak pengalamanboyzsan mempunyai banyak pengalamanboyzsan mempunyai banyak pengalamanboyzsan mempunyai banyak pengalamanboyzsan mempunyai banyak pengalaman
Default Pramono: Yogya Diutak-atik, Kesatuan Terancam

"Air mata belum juga kering, masyarakat Yogya masih berduka (karena bencana Merapi)."
Rabu, 1 Desember 2010, 12:58 WIB
Arfi Bambani Amri, Anggi Kusumadewi


Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Pramono Anung (Antara/ Widodo S Jusuf)



VIVAnews - Wakil Ketua DPR Pramono Anung menilai, pernyataan Presiden yang mempertanyakan status Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak tepat untuk disampaikan saat ini.

"Air mata belum juga kering, masyarakat Yogya masih berduka (karena bencana Merapi). Masak sekarang sudah dibangkitkan oleh persoalan lama. Harusnya kan selesaikan dulu persoalan Merapi," ujar Pramono di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.

Sebelumnya, Presiden SBY menyebut secara implisit bahwa Yogyakarta menerapkan sistem monarki yang bertabrakan dengan nilai-nilai demokrasi. Pernyataan ini menyulut kemarahan masyarakat kota gudeg tersebut, terutama kalangan terpelajar seantero Yogya. "Sampai-sampai mereka minta referendum," kata Pramono.

Menurutnya, pemerintah harus berhati-hati menyikapi persoalan status keistimewaan Yogyakarta, karena warga Yogya sangat ekspresif. "Orang yang memberi masukan ke Pak SBY (mengenai Yogya) terlalu terburu-buru. Hal ini harus diselesaikan secara terbuka sebelum terjadi disinformasi lebih jauh lagi," kata fungsionaris PDIP tersebut.

Pramono melihat persoalan terkait status Yogyakarta bisa berdampak serius kepada pemerintah, karena masyarakat bisa mengintrepetasikan ucapan Presiden secara berbeda. "Keistimewaan Yogya sebetulnya tidak boleh diganggu-gugat oleh siapapun karena termasuk dalam kontrak para founding fathers ketika mendirikan bangsa ini," ujar Pramono.

Oleh karena itu, lanjutnya, persoalan mengenai penetapan gubernur dan wakil gubernur Yogya pun bukan masalah demokrasi atau tidak demokrasi, melainkan sudah kesepakatan para pendiri bangsa yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah pendirian republik. "Hal ini tidak perlu diperdebatkan dan dimasukkan ke wilayah politik," kata Pramono.

Istilah monarki yang dilontarkan oleh SBY pun ia nilai sangat tidak tepat. "Kalau kita memenggal-menggal sejarah, maka hal itu akan mengancam kesatuan bangsa," ujarnya.

Pada Jumat lalu, Presiden SBY menyampaikan pengantar dalam rapat terbatas membahas persiapan RUU Keistimewaan Yogyakarta yang kemudian jadi polemik. SBY menyatakan, sistem monarki jangan sampai berbenturan dengan konstitusi dan demokrasi. Keesokan harinya, Sri Sultan Hamengku Buwono X menggelar jumpa pers khusus menanyakan balik mengenai maksud SBY. (umi)
� VIVAnews

  #2  
Old 1st December 2010
hktoyshop's Avatar
hktoyshop
Enthusiast
 
Join Date: Jan 2010
Location: www.hk-toys.com
Posts: 8,593
Rep Power: 33
hktoyshop is blessedhktoyshop is blessedhktoyshop is blessedhktoyshop is blessedhktoyshop is blessedhktoyshop is blessedhktoyshop is blessedhktoyshop is blessedhktoyshop is blessedhktoyshop is blessedhktoyshop is blessed
Default

nice info ndan...
Sponsored Links
Space available
Post Reply

« Previous Thread | Next Thread »



Switch to Mobile Mode

no new posts