|
Go to Page... |
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Baca cerita di kompasiana, ternyata nasib buruk bukan hanya dialami oleh TKW kita yang mencari penghidupan di Arab Saudi sono.. tetapi nasib buruk juga harus diterima oleh bangsa luar sana yang menerima TKW dari Indonesia.... Buat bahan renungan gan... Jangan jelek2 in bangsa lain lah, lihat diri kita sendiri mana yang bisa diperbaiki, tidak ada satu bangsa yang semuanya baik, orang jahat ada dimana-mana termasuk di US, Saudi Arabia, bahkan bangsa kita sendiri. Sama juga dengan cerita, mungkin ada sisi lain dari cerita yang belum kita ketahui.. ini salah satunya ... link aselinya di sini gan : http://luar-negeri.kompasiana.com/20...rabia-bagian-1 http://luar-negeri.kompasiana.com/20...rabia-bagian-2 Selamat membaca. [/spoiler][spoiler=open this] for Nasib TKI: Sisi Lain Cerita TKW di Saudi Arabia (bagian 1 dan 2) Seringkali saya membaca postingan rekan-rekan di Kompasiana, tentang kisah-kisah pilu dan menyedihkan para TKW yang bekerja di Saudi Arabia. Kisah-kisah itu diangkat berdasarkan cerita para TKW ataupun hanya sebatas pengamatan selintas tentang keadaan para TKW saat mereka bertemu di mall-mall, restaurant ataupun di Rumah Sakit.Sebetulnya kalau kita mau jujur terhadap diri kita sendiri. Para TKW/PRT itupun sudah diperlakukan tidak layak dan tidak manusiawi sejak sebelum keberangkatan mereka ke Saudi. Pernahkah teman-teman melihat pemandangan di bandara Soeta (Soekarno-Hatta), bagaimana para petugas, baik petugas dari PJTKI-nya atau petugas bandara memperlakukan para �pahlawan devisa� itu yang akan diberangkatkan ke Saudi Arabia khususnya..?? Mereka digiring-giring seperti ternak. Seringkali mereka dibentak-bentak bahkan dicaci maki. Saya sering melihat pemandangan seperti itu, karena setiap 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali saya pulang pergi Riyadh- jakarta, Jakarta-Riyadh.Pemandangan seperti itu, bukan pemandangan yang langka. Para TKW-TKW itu setelah digiring-giring seperti bebek, mereka biasanya duduk bergerombol di lantai. Ada pemandangan yang berbeda tentang kelakuan dan tingkah para TKW itu, dari mereka yang akan berangkat ke Saudi dengan tingkahnya mereka yang akan pulang ke Indonesia. Para TKW yang bergerombol di bandara Soeta, kebanyakan mereka diam dan tidak banyak omong. Tapi coba perhatikan para TKW di bandara KKIA Riyadh yg mau pulang ke Jakarta. Berisiknya minta ampun! Kalau ngomong saja sampai teriak-teriak, bahkan pernah saya lihat ada yang joget-joget segala, sampai-sampai ditegur oleh satpam bandara KKIA.Back to topic. Di bandara Soeta, dokumen-dokumen keberangkatan para TKW saya perhatikan semuanya sudah diurus oleh petugas dari PJTKI masing-masing. Setelah masuk ruang tunggu pesawat dan terbang ke Saudi, barulah para TKW itu bertanggung jawab atas dirinya masing-masing. Ketika mereka sudah ada dalam pesawat Saudia/GIA. Mulailah para pramugari yang di uji kesabarannya oleh para TKW. Saya memperhatikan, betapa seringnya para pramugari yang cantik-cantik itu membersihkan lavatory/wc. Sambil tidak henti-henti memberikan pengarahan kepada para TKW yang menggunakan lavatory. Coba lihat lantai lavatory yang menjadi penuh air, karena para TKW tidak tahu caranya cebok, tidak tahu caranya membuang tissue-tissue. Semuanya berceceran di lantai. Bahkan cara mengunci wc pun mereka tidak tahu.. Kalau kebetulan saya ingin menggunakan wc, tak jarang saya pun ikut-ikutan memberi tahu mereka. Bahkan setiap saya pulang atau pergi Riyadh � Jakarta, saya pasti dan selalu menjadi sekretaris dadakan para TKW untuk mengisi kartu-kartu kedatangan mereka. Tahukah teman �? kalau banyak para TKW yang buta huruf�? Bahkan banyak dari mereka itu yang tidak bisa berbahasa Indonesia �??! Mereka hanya bisa bahasa dari daerahnya sendiri. Jangankan bisa bahasa Arab untuk berkomunikasi dengan majikan, bahasa Indonesia pun mereka banyak yang tidak tahu�? Apalagi bahasa Inggris�? Itu sih bisa dihitung dengan jari kelingking. Mungkin dari 1 juta TKW yang ke Saudi, cuma 1 yang bisa sedikit ngerti english � Itu kenyataan teman-teman.. Menyedihkan bukan..?? Terus apa yang mereka lakukan selama mereka ada di penampungan..???? Ternyata adanya balai latihan kerja itu sepertinya hanya formalitas saja. Kadang-kadang tidak ikut latihan kerja pun mereka sudah bisa punya sertifikatnya. Halahhhh �. tahu sendiri lah, di negara tercinta kita ini apapun bisa dibeli asal ada uang! Level korupsinya sudah dari level paling rendah sampai level paling tinggi. Berdasarkan sumber yang bisa dipercaya (para TKW-TKW khususnya yang ke Saudi) selama mereka berada di penampungan itu untuk mengurus dokumen-dokumen sambil menunggu datangnya visa, para TKW-TKW itu tidak belajar apa-apa. Mereka hanya tidur-tiduran, makan, minum, ngobrol-ngobrol sampai malam, merokok (tentu saja tidak ketahuan para pengawas penampungan). Apalagi konon katanya, para TKW yang mau berangkat ke Saudi itu, diberi uang saku sekitar 1,5 jt-2 jt dari PJTKI. Banyak dari mereka itu yang menghabiskan uangnya untuk jajan, makan-makan dan merokok. Setelah mereka sampai di bandara King Khalid Riyadh. Karena tidak ada petugas dari PJTKI yang mengarahkan mereka, jadilah gerombolan para �pahlawan devisa� itu seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Bagaimana tidak dibentak-bentak oleh petugas orang Saudi, kalau mereka disuruh berbaris di sebelah kanan, para TKW masih tetap bergerombol di sebelah kiri. Disuruh mengantri satu-satu, malah mereka saling berebut. Disuruh memperlihatkan paspor dan kartu kedatangan, mereka malah melongo bego. Ya iyalahhhh �. petugas mana yang tahann�.?! Apalagi orang Saudi kebanyakan tidak sabaran, dan suaranya yang kenceng-kenceng. Habislah para TKW itu dibentak-bentak. Jangankan oleh petugas orang Saudi yang tidak bisa berbahasa Indonesia, wong oleh petugas orang Indonesia yang sebangsa saja, para TKW itu sering dibentak-bentak koq. Setelah mereka selesai diproses di imigrasi dan selesai mengambil bagasi. Mereka semua dikumpulkan dan di data. Sementara paspor para TKW itu akan dipegang oleh petugas imigrasi. Setelah itu mereka akan dibawa ke ruangan tunggu khusus TKW, sambil menunggu dijemput oleh majikan masing-masing.Para TKW-TKW itu tidak akan dikeluarkan dari ruangan tersebut, kecuali dijemput oleh majikannya yang nama majikannya tertera di paspor mereka. Bahkan kalau nama penjemput mereka itu tidak sesuai dengan nama yang ada dalam paspor TKW, penjemput tersebut harus memperlihatkan surat kuasa penjemputan dari calon majikan asli TKW itu. Itulah alasannya mengapa para TKW di bandara King Khalid dikumpulkan sebelum mereka dimasukkan ke ruang tunggu. Terkait:
|
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|