Bandung adalah udara dingin, segelas teh hangat, dan obrolan bersama pasangan atau teman-teman. Suasana hangat ini makin komplit jika ada sepiring penganan ringan. Salah satu penganan pilihan terbaik adalah Kue Balok. Makanan kecil yang cukup mengenyangkan ini sudah ada sejak nenek kakek kita masih belia. Meski jumlah penjualnya tidak banyak, kue balok masih bisa kita dapatkan di beberapa sudut kota Bandung.
Kue berbentuk persegi dengan jambul diatasnya ini terbuat dari bahan dasar tepung terigu yang bercampur dengan gula putih, mentega, telur, dan soda kue. Rasa Kue Balok sesederhana bahan dasar pembuatannya. Rasanya tawar meski terkadang ada kejutan rasa manis saat kita mengunyahnya. Kue Balok yang orisinil punya tekstur kue yang padat dan tebal. Karenanya mengunyah satu kue Balok bagaikan menelan dua kue bolu. Saat ini, kue Balok yang ada kebanyakan bertekstur tipis seperti kue pukis.
Keunikan kue Balok berasal dari alat panggangnya. Wangi dan berkas bara api kerlap-kerlip muncul dari arang yang jadi bahan bakar pemanggangan kue Balok. Wadah panggangan kue Balok terbuat dari kuningan. Wadah ini berbentuk persegi dan didalamnya terdapat cetakan-cetakan kecil berbentuk balok. Adonan kue dituangkan ke dalam cetakan yang biasanya berjumlah empat atau enam. Diatas wadah tersebut diletakkan sebuah benda bernama Anglo yang sudah berisi arang panas. Benda ini berfungsi untuk menyalurkan hawa panas untuk pematangan kue. Untuk masa sekarang keberadaan alat panggangan ini terbilang unik.
Unik dan sederhananya kue Balok ditimpali dengan kesederhanaan penjualnya. Warung dan gerobak pinggir jalan adalah rumah kue Balok. Meski tidak banyak, penjual kue Balok bisa kita temui mulai dari pasar tradisonal, terminal, dan jalan umum.