FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Dirilis pada tahun 2009 The Maze Runner mendapat kesuksesan yang tak disangka-sangka dan membuat pengarang James Dashner langsung mengerjakan lanjutannya dan merilisnya setahun kemudian; tepatnya pada bulan Oktober 2010. Walaupun saya tak seberapa menyukai The Maze Runner, ada beberapa misteri mulai terkuak di akhir buku tersebut yang membuatku menantikan lanjutannya. Ada apa sebenarnya dengan dunia di balik labirin yang membuat anak-anak yang mengingatnya begitu ketakutan? Thomas dan anak-anak Gladers lain yang sukses meloloskan diri dari labirin sekarang berada di sebuah bangunan khusus di mana mereka menyangka sudah diamankan dari orang-orang yang telah memaksa mereka menjadi tikus percobaan. Harapan itu musnah seketika begitu semuanya menyadari bahwa meloloskan diri dari labirin hanyalah bagian pertama dari rintangan yang harus mereka hadapi. Seorang sosok misterius menyatakan kepada mereka bahwa rintangan kedua mereka kali ini adalah melintasi padang tandus yang disebut Scorch untuk sampai di tempat �aman� ratusan kilometer di utara sana. Maze, bisa dibilang, hanyalah tempat latihan bagi mereka. The Scorch Trials Cover Lebih buruk bagi Thomas adalah sahabat baiknya Teresa direnggut oleh organisasi WICKED darinya. Berdiri sebagai pengganti Teresa adalah anak dari grup Maze B: Aris. Membaca �Maze B� tentunya membuat kalian sudah bisa menebak bahwa Maze A bukan satu-satunya Maze yang ada. WICKED telah membuat dua grup Maze, A yang merupakan grupnya Thomas dan B yang adalah grupnya Aris. Apakah kedua grup Maze ini akan saling bertemu nanti? Bisakah mereka selamat dalam perjalanan menuju ke utara yang sangat berbahaya? The Scorch Trials� sama membingungkannya dengan The Maze Runner. Di satu sisi saya senang sekali bahwa James Dashner menjawab misteri mengenai keadaan dunia di luar labirin dan tempat tinggal Thomas selama buku pertama. Di sisi lain saya jengkel karena lagi-lagi harus �belajar� mengenai istilah-istilah baru. Ada konsep Flare sebuah virus mutasi misterius yang tanpa sengaja terlepas dan menginfeksi manusia. Sosok-sosok yang terkena virus tersebut perlahan tapi pasti menjadi sinting. Nah, sosok-sosok itu disebut Cranks� yang bisa dibilang seperti zombie. Dua hal tersebut adalah contoh dari istilah-istilah baru lagi yang harus dipelajari oleh pembaca. Membaca buku ini terkadang membuat saya heran apakah targetnya memang untuk dibaca remaja? Sebab novel ini memiliki banyak sekali adegan-adegan yang keras dan berdarah. Di satu bab sebuah bola besi bisa jatuh dan memakan hidup-hidup kepala seorang anak dan di bab lain lagi seorang Crank yang sudah total sinting tengah mengkanibalisme daging manusia. Adegan-adegan ini dijamin membuat para pembaca merinding bila membacanya di malam hari. Dashner memang jagoan dalam urusan menulis adegan aksi dan melakukan pacing novel secara cepat. Di sisi lain saya tidak suka dengan bagaimana Dashner terus menumpuk misteri untuk menggaet atensi pembaca tetapi terlalu sedikit menyelesaikan misteri-misteri tersebut kepada pembaca. Pun saya tidak suka bahwa banyak karakter yang berlaku tidak masuk akal (I�m looking at you Teresa!). Lebih mengesalkan lagi adalah bagaimana Dashner melulu memakai cara Thomas tidak sadarkan diri (pingsan, demam, tidur, dll) untuk menggali masa lalunya. Ini merusak pacing dalam novel yang tadinya sudah cepat untuk diinterupsi flashback. Seakan-akan Dashner kurang pintar mengintegrasikan masa lalu Thomas dan sejarah dunia dalam narasi masa kini novel. So my verdict is� seperti halnya The Maze Runner, The Scorch Trials adalah novel yang menjerumuskan karakter-karakter bukunya dalam situasi-situasi berbahaya yang tidak masuk akal. Sayangnya kita tidak peduli pada karakter-karakternya karena Dashner tidak menggali agar dekat dengan pembaca. Score 5.5 Terkait:
|
#2
|
||||
|
||||
![]()
horor jg yah bukunya
![]() |
![]() |
|
|