| FAQ |
| Calendar |
|
|
#1
23rd February 2012
|
||||
|
||||
Unforgettable
 Quote:
�Ini adalah sepotong kisah dari sang waktu tentang menunggu. Kisah mereka yang pernah hidup dalam penantian dan kemudian bertemu cinta.� Sebelumnya saya tidak pernah membaca karya novelis muda Winna Efendi. Bahkan saya tak pernah mendengar judul-judul Ai, Refrain, Unbelievable, sampai Remember When. Baru ketika saya membaca-baca review dari seorang blogger buku lain (Gris), saya jadi tertarik untuk membeli novel kelima karangannya: Unforgettable. Kisah dalam novel ini memiliki dua karakter utama: seorang perempuan penulis yang memiliki sebuah winehouse bernama Muse bersama kakaknya. Bila Rangga � kakaknya dan Layla � pacar kakaknya sibuk mengurusi tempat itu si perempuan sendiri lebih sering berkutat di sudut ruangan mengetik novel demi novelnya. Karakter satunya adalah seorang lelaki yang mengidap insomnia dan selalu datang ke winehouse tersebut setiap malam untuk mencari pelarian dari masalah-masalah dalam siang hidupnya. Satu sosok yang antisosial dan satu lagi yang tak merasa yakin akan kehidupannya. Bagaimanakah keduanya nanti akan bertautan satu sama lain? Saya sangat suka gaya penulisan dari Winna Efendi yang mengalir begitu saja. Cerita antara si perempuan dan laki-laki ini benar-benar pas dihadirkan dalam medium buku karena settingnya yang mayoritas bersetting di ruang winehouse dan sarat dengan dialog-dialog berat. Penggunaan kata-kata Winna di sini tidak memakai bahasa sehari-hari memang tetapi entah kenapa setiap saya membacanya ada nuansa puisi di dalamnya. Pun ada rasa enak karena dialog yang mengalir dari bab ke bab mampu mendiskusikan berbagai masalah krusial yang dihadapi oleh orang-orang berusia 20 � 30 tahun. Ketakutan akan kematian dan kehidupan, tragedi melepaskan orang-orang yang kita sayangi, keharusan untuk mulai memikul tanggung jawab dan tak hidup untuk diri kita sendiri lagi� tidakkah semua itu isu yang sedang kita hadapi sekarang ini? Winna Efendi membahas dan mengobrolkannya melalui dialog kedua karakternya dan mampu membalutkannya juga dengan unsur romantisme di dalamnya. Hasilnya? Sebuah kisah yang sentimental tapi tak berlebihan mendayu-dayu. Unforgettable Cover Mengingat ini adalah novel yang bersetting di winehouse pastilah nama-nama berbagai jenis anggur muncul di sini. Bahkan judul-judulnya adalah jenis-jenis wine mulai dari Chardonnaym, Eiswein, Merlot, dan banyak-banyak lagi. Hebatnya Winna tidak sekedar memasukkan judul-judul ini karena mau sok keren memakai bahasa asing tetapi mampu mengintegrasikan setiap wine itu dalam cerita� Uniknya lagi? Setelah membaca novel ini saya mendapatkan pengetahuan dasar mengenai betapa rumit sekaligus berseninya minum anggur. Saya telah buta selama ini menganggap minum wine sama dengan sekedar minum minuman alkoholik memabukkan lainnya. Ada cita rasa yang berbeda dari meminum wine, sebutlah sebuah cita rasa yang grandeur. Saya pribadi menganggap novel ini bagaikan karya agung yang saya cicipi dengan membacanya dalam kamar pribadi disertai minuman jahe panas yang nikmat dan denting musik piano yang pelan mengalun dari iPod. So blissful and relaxing. Pas buat sesi pencarian ulang jati diri. So my verdict is� membaca novel ini mengingatkan saya pada dwilogi film Before Sunrise dan Before Sunset. Hampir sama intinya: dua orang asing yang saling berjumpa dan mengobrolkan mengenai berbagai hal ini itu tentang kehidupan, musik, film, sampai ideologi-ideologi, masa lalu, masa kini, sampai masa depan dan� ya cinta juga. Satu hal yang pasti; nama Winna Efendi akan menjadi penulis yang karya-karyanya akan saya perhatikan mulai sekarang. Score: 9.0 
|
 |
|
|
