Login to Website

Login dengan Facebook
Mau Beriklan di Ceriwis? Klik disini

 

Post Reply
Thread Tools
  #1  
Old 30th August 2010
nairin's Avatar
nairin
Ceriwiser
 
Join Date: Jul 2010
Location: Bandung
Posts: 563
Rep Power: 17
nairin ceriwis bangetnairin ceriwis bangetnairin ceriwis bangetnairin ceriwis bangetnairin ceriwis bangetnairin ceriwis banget
Default Supaya Perusahaan Keluarga Tetap Sukses



Ketika Anda bekerja dengan keluarga, batasan antara profesionalitas dan personal sangat mungkin untuk tumpang tindih. Kapan waktu untuk yang lebih tua ambil peran, dan kapan untuk yang lain ambil waktu untuk mundur?

Seperti kita ketahui, hubungan yang terlalu dekat, seperti berpasangan atau berhubungan darah sudah cukup rumit. "Namun, akan lebih sulit lagi jika dalam 1 orang, Anda terhubung dalam dua peran yang bersamaan," jelas Greg McCann, direktur Family Business Center di Stetson University, Florida.

Kebanyakan bisnis keluarga mulai bermunculan setelah masa Perang Dunia II, yang artinya, dalam waktu dekat, akan dibutuhkan pergantian kepemilikan, dari ayah atau kakek ke generasi mudanya.

Dalam masa transisi, banyak keluarga dan pemilik usaha akan bergelut dengan isu-isu seperti pemindahan kekuasaan, membangun kepemimpinan, dan mempersiapkan generasi selanjutnya untuk menjadi manajemen. Supaya tidak ada kesalahpahaman di antara Anda dan keluarga saat menjalankan bisnis, coba cek tips dari Joanna L. Krotz, penulis Microsoft Small Business Kit berikut ini:

1. Ekspektasi yang jelas dan pertahankan kebaikan perusahaan.
Perusahaan keluarga paling sering mendapatkan masalah karena si pemiliknya tak bisa membedakan antara apa yang bisa ditolerir untuk keluarga dan apa yang bisa dimengerti oleh keluarga. "Partisipasi dalam keluarga berdasarkan kasih tak berbatas. Jika Anda melakukan kesalahan, keluarga masih bisa memaafkan Anda," jelas Mark Harder, pengacara di Warner Norcross & Judd in Holland, Michigan.

Sementara dalam bisnis, keterlibatan seseorang harus berdasarkan keberhasilan, kemampuan, dan sesuai standar. Jika Anda berbuat salah, akan ada harga yang harus dibayar. "Untuk mencegah kebingungan dan kegagalan perjalanan, pastikan setiap anggota keluarga mengetahui secara pasti apa saja kapasitasnya. Jelaskan tanggung jawab, parameter pekerjaan, tujuan, dan apa saja yang akan dievaluasi. Jangan beranggapan saudara Anda itu bisa membaca pikiran Anda.

Lebih pentingnya lagi, pastikan saat mengevaluasi performa, segalanya didasari dengan standar yang profesional, bukan toleransi keluarga. Saat Anda akan menegur karyawan sekaligus saudara Anda tersebut, berikan masukan dalam nada profesional.

2. Pastikan nama jabatan memang bermakna
Ada keluarga-keluarga tertentu yang meng-hire saudaranya untuk pekerjaan yang cukup tinggi. Manager, direktur, dan lainnya. Kadang, jabatan tersebut diberikan hanya berdasar rasa "enggak enak". Padahal, jabatan strategis semacam itu butuh orang-orang yang memang memiliki kompetensi. Jika Anda asal memilih orang, bisa-bisa membuat perusahaan merugi karena salah mengambil keputusan dan akhirnya merembet ke mana-mana.

3. Kompensasi dan kebijakan SDM yang transparan
Umumnya, dalam bisnis keluarga, para tenaga kerja yang tak memiliki hubungan darah akan merasa sebagai "warga kelas dua" di perusahaan tersebut. Tak akan ada yang berkata jelas-jelas seperti itu, namun, staf yang bukan anggota keluarga mengerti bahwa promosi dan gaji tinggi sudah diperuntukkan hanya bagi mereka yang memiliki hubungan darah.

Ketika hal-hal semacam ini terjadi, bisa-bisa karyawan yang bukan anggota keluarga merasa tak perlu berupaya lebih dan mengerjakan pekerjaannya setengah hati saja. Coba pikirkan cara bagaimana para karyawan yang bukan anggota keluarga bisa merasa dihargai. Beberapa pemilik perusahaan berusaha menghindari kesalahpahaman dengan mengumumkan sejak awal di depan, bahwa ada kok promosi untuk mereka yang bukan anggota keluarga. Setiap pemilik perusahaan harus bisa menciptakan suasana kesetaraan, agar tidak terjadi rasa kecemburuan yang tak perlu.

4. Simpan pekerjaan di kantor, dan masalah keluarga di rumah
Mungkin akan terasa amat menggoda untuk mencampur masalah personal dan masalah pekerjaan. Tetapi, akan lebih bijaksana jika Anda bisa membagi mana masalah personal dan mana masalah profesional. Ketika ada salah seorang anggota keluarga yang mengajak bicara mengenai masalah keluarga di kantor, cobalah untuk menahan diri dan minta ia untuk menahan pembicaraan tersebut hingga usai jam kantor. Begitu pun sebaliknya. Jangan terpancing, karena emosi dan penilaian bisa sangat terganggu ketika kedua hal tersebut tercampur.

5. Bantuan dari luar
Konsultan karier, spesialis, dan banyak lagi profesi yang lainnya bisa membantu Anda menghadapi masalah yang mungkin datang untuk mengganggu perusahaan keluarga Anda. Anda bisa meminta saran untuk masalah-masalah kompleks, seperti memecat anggota keluarga, membangun jembatan antara nilai-nilai keluarga dan praktik bisnis, dan lainnya. Sebaiknya orang luar ini bukan pengacara atau akuntan.

Teruslah Berbicara
Komunikasi, seperti kita ketahui, adalah hal yang amat penting. Komunikasi harus berjalan dengan lancar, konsisten, dan penuh arti. Hal ini amat penting untuk menjaga agar bisnis berjalan sesuai jalurnya. "Komunikasi adalah kunci untuk mengatasi isu sebelum semuanya berantakan," ujar Dan Stockdale, pelatih kepemimpinan dari Beverly Hills, California. "Pertemuan keluarga setiap minggu akan menjadi kesempatan yang bagus untuk setiap orang yang tergabung dalam perusahaan tersebut membicarakan hal-hal di luar pekerjaan dalam lingkungan yang tak mengancam."



sumber : http://female.kompas.com/read/xml/20...a.tetap.sukses


Mampir ndan ke thread saya lainnya :
JUAL : Sajadah Kartun Murah Meriah
JUAL : Sepatu Kanvas Murah Meriah
JUAL : Tas LV,Gucci,dll..Keren2 Sist
JUAL : JILBAB Karakter Mufida LUcu + Unik
JUAL : Lilin Elektrik Lucu

Sponsored Links
Space available
Post Reply

« Previous Thread | Next Thread »



Switch to Mobile Mode

no new posts