|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Kepanjangan dari Botulinum toxin, Botox adalah protein neurotoksin yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botulinum, merupakan salah satu substansi yang banyak mengandung racun. Penelitian mengenai hubungan Botoks dengan emosi ini didasari atas keyakinan bahwa senyuman bisa menambah kebahagiaan dan kerutan dahi melipatgandakan kesedihan. �Secara normal, otak akan mengiring sinyal-sinyak ke otot pembentuk kerutan, lalu meluas dan terkirim kembali ke otak,� jelas profesor emeritus psikologi Arthur Glenberg, pemimpin studi ini . � Tapi dengan adanya Botox, maka siklus itu agak terganggung, dan intensitas emosi serta kemampuan kita memahami bahasa yang terkandung di dalamnya menjadi kacau. Mengenai efek lebih jauh dari kondisi ini bagi emosi manusia sehari-hari perlu studi lebih lanjut lagi. Namun kehadiran Botox yang agak mengacaukan proses itu tadi justru memberi efek positif lain, yakni mampu mengurangi keringat. Bagi mereka penderita hiperhidrosis, alias berkeringan berlebihan, dapat terbantu oleh Botox. Dalam kondisi nervous, gugup, marah, dan sebagainya, penderita hiperhidrosis cenderung mengeluarkan lebih banyak keringat ketimbang orang kebanyakan. Kehadiran Botox yang �mengganggu� sistem pengiriman sinyal emosi ke otak justru mengurangi produksi keringatnya. Hiperhidrsosis diderita oleh setidaknya 1% dari jumlah populasi, bisa lelaki atau perempuan. Saat mengalami peningkatan emosi, mereka akan berkeringat pada telapak tangan dan kakinya. Biasanya coba diobati dengan obat, namun memiliki efek negaif seperti mulut dan mata yang mengering. Solusi lain adalah operasi pada saluran kelenjar keringat. Botox mampu mengobati hiperhidrosis dengan menahan sistem penghantar sinyal yang menstimulasi kelenjar keringat.
__________________
![]() |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|