
31st March 2011
|
 |
Ceriwis Geek
|
|
Join Date: Nov 2010
Location: PIC#01
Posts: 19,459
Rep Power: 0
|
|
Bank Data Terorisme Dalam Otak Umar Patek
Densus 88 mengevakuasi barang bukti yang berhasil diamankan dari penggerebekan teroris di Baki, Sukoharjo, Kamis (13/5). Tiga orang tersangka teroris beserta barang bukti senapan M-16, revolver, ratusan peluru berbagai kaliber, CD, buku hingga rompi serbu berhasil diamankan. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Quote:
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengamat terorisme International Crisis Group, Sidney Jones, menyatakan Umar Patek sangat penting bagi pengungkapan aksi terorisme di Indonesia dan sekitarnya. "Dia salah satu tambang informasi jaringan teroris di Asia Tenggara dan Asia Selatan," katanya ketika dihubungi Tempo kemarin.
Patek adalah salah satu komandan lapangan dalam Bom Bali I pada 2002 yang menewaskan 202 orang, 88 di antaranya warga Australia dan tujuh warga Amerika Serikat.
Menurut Jones, banyak informasi yang masih gelap tentang Patek, termasuk apakah Patek masih memiliki jaringan di Indonesia. Maka Indonesia sangat berkepentingan untuk menginterogasi Patek. "Tapi pasti mendapat saingan dari Filipina, karena mereka juga ingin mengadili dia di sana," ujarnya.
Patek, pria kelahiran 1970 asal Pemalang, Jawa Tengah, ditangkap oleh aparat keamanan Pakistan pada awal bulan ini lalu diserahkan kepada Amerika Serikat. Amerika menjanjikan US$ 1 juta bagi penangkapnya. Kepolisian RI sudah mengirim utusan untuk menjajaki kemungkinan membawa pulang Patek.
Pengamat terorisme, Noor Huda Ismail, mengatakan di Indonesia Patek hanya terlibat kasus Bom Bali I. "Setelah itu dia lari ke Filipina," ucapnya.
Jones menjelaskan, Patek kabur ke Filipina pada 2003 atas bantuan Abdullah Sonata dan kelompoknya, Kompak (Komite Penanggulangan Krisis). Sonata dicokok di Klaten dan kemarin dituntut hukuman 15 tahun penjara karena didakwa terlibat latihan militer di Aceh.
Di Filipina, Umar Patek bergabung dengan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) lalu pada 2005 bergabung dengan kelompok Abu Sayyaf di Mindanao. Di sana ia menjadi pelatih milisi Islam. Keterampilannya menggunakan senjata dan merakit bom diperolehnya di medan perang Afghanistan pada 1990. "Selama dua sampai tiga tahun belakangan ini kami tak tahu apa kegiatan Umar Patek," ujar Jones. L Febriyan | Jobpie S
|
|