Dolar AS Makin Melemah Dipicu Pertumbuhan Data Ekonomi Cina
Dolar Amerika Serikat makin melemah terhadap mata uang aset berisiko pada Selasa (125/09) petang didorong oleh harapan perkembangan seputar vaksin covid-19 setelah Cina mengumumkan pertumbuhan produksi industri dan penjualan ritel.
Indeks dolar AS kian melemah 0,15% ke 92,922 menurut data Investing.com pukul 13.57 WIB. EUR/USD menguat 0,14% ke 1,1885 dan GBP/USD naik 0,11% di 1,2858. USD/JPY turun tipis 0,02% di 105,70.
Sedangkan rupiah stagnan di level 14.860,0 per dolar AS hingga pukul 13.58 WIB.
Menopang sentimen aset risiko dilansir dari Reuters Selasa (15/09) petang, AstraZeneca kembali melanjutkan uji klinis vaksin covid-19, yang dianggap sebagai salah satu pengembangan vaksin yang paling maju sementara Pfizer Inc. dan BioNTech SE mengajukan perluasan uji coba vaksin covid-19 tahap 3.
“Sungguh menggembirakan karena Pfizer telah menjelaskan target vaksinnya. Kala aset berisiko bangkit kembali, dolar kehilangan momentum,†kata Kyosuke Suzuki, direktur valas di Societe Generale (PA:SOGN).
Sementara produksi industri Cina mengalami peningkatan pada bulan Agustus dan penjualan ritel tumbuh untuk pertama kalinya tahun ini. Hal tersebut menunjukkan pemulihan ekonomi semakin cepat karena mengindikasikan mulai meningkatnya permintaan dari krisis pandemi virus.
Pergerakan poundsterling terjadi setelah pemerintah Inggris memenangkan pemungutan suara awal di parlemen soal RUU kontroversial yang melanggar kesepakatan Brexit dengan Uni Eropa.
Namun, trader mengatakan mata uang tersebut tampaknya masih rentan karena Uni Eropa memperingatkan RUU Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan membatalkan perundingan perdagangan dan mendorong Inggris menuju kesepakatan Brexit yang berantakan.
Trader juga akan menyoroti pertemuan kebijakan bank sentral di Amerika Serikat pada hari Rabu serta di Jepang dan Inggris pada hari Kamis.
Sourch News : id.investing.com
Facebook ForexChief Indonesia
Twitter ForexChief Indonesia