View Single Post
  #707  
Old 24th May 2019
jakaduriat's Avatar
jakaduriat jakaduriat is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Jun 2018
Posts: 1,670
Rep Power: 8
jakaduriat mempunyai hidup yang Normal
Default

Inflasi Jepang Menguat, Analis Masih Pesimis

Pengukuran Inflasi Jepang yang menjadi acuan BoJ melonjak hingga menyentuh level tertinggi 3 tahun di bulan April. Namun, sebagian ekonom masih skeptis.

Departemen Statistik Jepang pada hari Jumat (24/Mei) merilis data National Core CPI yang naik dari 0.8 persen ke 0.9 persen dalam basis tahunan, sesuai dengan ekspektasi pasar. Sementara itu, indikator inflasi lebih spesifik (core-core CPI) yang tidak memasukkan kategori makanan segar dan bahan bakar, melonjak 0.6 persen secara YoY, lebih tinggi dari kenaikan 0.4 persen di bulan Maret.

Angka 0.6 persen dari pengukuran inflasi yang menjadi acuan BoJ dalam menentukan kebijakan itu merupakan pencapaian terbesar sejak Juni 2016, dan dipicu oleh kenaikan biaya rumah tangga. Ini seharusnya bisa menjadi pertanda positif bagi BoJ yang selalu berupaya keras mendorong tingkat inflasi.

Sayangnya, bagian terbesar yang mendasari kenaikan inflasi kali ini berasal dari lonjakan biaya paket wisata jelang masa liburan 10 hari di awal bulan Mei lalu. Hal ini menimbulkan keraguan atas kelanjutan perbaikan ekonomi Jepang dalam jangka panjang. Terlebih lagi, perang dagang AS-China kembali memanas dalam beberapa pekan terakhir.

Bagaimana Tanggapan Analis Pasar?

Rilis data CPI Jepang pagi ini disambut cukup positif oleh para pelaku pasar secara umum. Namun, sebagian analis melontarkan komentar skeptis terhadap masa depan inflasi negeri Sakura, yang menurut mereka sangat sulit untuk naik menyentuh target BoJ karena masih lemahnya tingkat upah.

"Beberapa perusahaan tampaknya sudah melihat bahwa kenaikan Inflasi Inti sebagian besar dari biaya rumah tangga. Tetapi, pertumbuhan upah pekerja yang lambat dan konsumen yang sangat sensitif terhadap kenaikan harga, (membuat) kenaikan inflasi diragukan dapat meluas dan bertahan lama," kata Takeshi Minami, kepala ekonom di Norinchukin Research Institute.

Minami menambahkan, "Tidak banyak hal yang bisa dilakukan BoJ untuk mendongkrak Inflasi Inti, sehingga kami melihat Bank Sentral kemungkinan besar akan tetap mempertahankan kebijakan moneter ultra longgar karena kenaikan Inflasi Inti bulan April cenderung bersifat sementara. Kami memperkirakan Inflasi Inti di paruh kedua tahun ini akan berada di kisaran 0 persen-0.5 persen."

Setelah Anjlok Tajam, USD/JPY Berusaha Naik
Rilis CPI Inti Jepang bulan April tidak banyak mempengaruhi pergerakan Yen versus Dolar AS pada perdagangan Asia akhir pekan. Setelah anjlok menyusul rilis data PMI Manufacturing negeri Paman Sam dan Penjualan Rumah, USD/JPY justru dibuka menguat pada sesi trading hari ini.

CPI Inti Jepang Naik, Sentuh Level

Pada pukul 08:55 WIB, pair USD/JPY berada di kisaran 109.65, berusaha menjauhi level terendah 1 pekan yang tersentuh di 109.46 pada perdagangan New York tadi malam (23/Mei). Secara mingguan, Dolar AS masih tertekan versus Yen dan saat ini berada di bawah harga pembukaan hari Senin (20/Mei).

Sebagai mata uang safe haven, Yen memang diuntungkan oleh ketidakpastian akibat perang dagang AS-China yang kembali memanas dalam beberapa minggu terakhir.

SUMBER :www.seputarforex.com


Facebook ForexChief Indonesia
Twitter ForexChief Indonesia
Reply With Quote