View Single Post
  #1  
Old 18th November 2010
Pastur Pastur is offline
Member Aktif
 
Join Date: Nov 2010
Posts: 230
Rep Power: 0
Pastur mempunyai hidup yang Normal
Default Share Di Sini Tentang Perlengkapan Misa...

Share Di sini Tentang Perlengkapan Misa... yang kalian ketahui dong.:-*


Pada malam Perjamuan Terakhir digunakan roti dan anggur untuk hidangan Perjamuan. tentu saja roti harus ditaruh di piring dan anggur di dalam sebuah gelas (cawan/piala).

Zaman Gereja Pedana tentu yang dipakai hanya piring dan gelas biasa untuk peralatan Misa.

Lama kelamaan terutama setelah Gereja ditoleransi oleh Kekaisaran Romawi dan memiliki harta benda yang memadai dengan sendirinya juga timbul keinginan agar piring dan gelas yang dipakai untuk Misa terbuat dari bahan yang istimewa, bermutu, bagus dan ada kesan elite karena piring dan gelas ini akan digunakan untuk meletakkan Tubuh dan Darah Tuhan.

Makanya kemudian pring (patena) dipakai yang berlapis emas dan begitu juga pialanya dipakai yang dari emas. Dan di gereja-gereja besar atau yang kaya raya biasanya patena dan piala akan dihias dengan bahan yang mahal-mahal.

Ini hanya soal piring dan gelas tidak ada hubungannya dengan penyembahan berhala.

Mengenai Tabernakel, nama ini diambil dari Tabut Perjanjian (latin-tabernaculum) tempat dimana disimpan Firman Allah yaitu loh-loh batu 10 Perintah Allah yang diterima oleh Musa.

Dalam Gereja Perdana seperti diterangkan oleh St. Yustinus sesudah Misa para Diakon akan langsung berangkat mengantar Komuni bagi mereka yang tidak bisa ikut Misa entah karena sakit, sudah tua, atau alasan lain. Lagipula jumlah roti yang dikonsekrasi adalah pas dengan jumlah umat sehingga tidak ada sisa sesudah Misa.

Setelah umat Gereja menjadi banyak hampir tidak mungkin untuk meng-konsekrasi pas sesuai jumlah umat yang hadir (capek ngitungnya). Maka biasanya akan ada lebih, dan kelebihan ini juga disimpan untuk orang-orang sakit, manula serta siapa saja yang karena alasan berat tidak dapat ikut Misa dan membutuhkan Komuni darurat (viaticum-bekal suci menjelang ajal).

Karena itu dibutuhkan tempat penyimpanan untuk roti yang telah dikonsekrasi tersebut maka dibuatlah Tabernakel dengan meminjam konsep dan istilah dari Perjanjian Lama.

Lama kelamaan penyimpanan roti yang telah dikonsekrasi juga dijadikan ajang devosi bagi umat beriman terutama bagi mereka yang tidak sempat mengikuti Misa Harian. Dari sinilah berawal praktek kunjungan dan Adorasi kepada Sakramen Mahakudus

Seperti halnya piring dan gelas yang dihias seindah mungkin hal yang sama juga berlaku untuk Tabernakel.

Reply With Quote