View Single Post
  #1120  
Old 22nd January 2020
jakaduriat's Avatar
jakaduriat jakaduriat is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Jun 2018
Posts: 1,670
Rep Power: 8
jakaduriat mempunyai hidup yang Normal
Default

Penyebaran Virus Corona Buat Yen Jadi Perkasa

Nilai tukar yen menguat untuk pertama kalinya dalam empat hari terakhir melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (21/1/2020).

Penguatan tersebut terjadi akibat memburuknya sentimen pelaku pasar, salah satunya akibat penyebaran virus Corona dari China. Memburuknya sentimen pelaku pasar terlihat dari bursa saham global yang bergurguran.

Zhou Xianwang, Wali Kota Wuhan, mengungkapkan bahwa enam orang warganya meninggal akibat virus Corona. Wuhan adalah daerah yang paling parah, di mana terjadi 300 kasus serangan virus Corona.
Tidak hanya di China, kasus serangan virus Corona juga dilaporkan telah terjadi di negara-negara lain seperti Korea Selatan, Jepang, Taiwan, hingga Thailand. Semuanya melibatkan turis China asal Wuhan.

Oleh karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggelar rapat pada Rabu waktu AS. Rapat tersebut akan menentukan apakah serangan virus Corona sudah bisa diberi status darurat internasional.

Memburuknya sentimen pelaku pasar akibat penyebaran virus Corona membuat yen menguat 0,3% melawan dolar AS Selasa kemarin.

Yen merupakan aset aman (safe haven), yang menjadi target investasi ketika sentimen pelaku pasar sedang memburuk dan menghindari aset-aset berisko dengan imbal hasil tinggi. Sementara sebaliknya, ketika sentimen pelaku pasar membaik, yen menjadi tidak menarik.

Sementara pada hari ini, Rabu (22/1/2020) mata uang Jepang ini berbalik melemah pada pukul 9:30 WIB, yen diperdagangkan di level 109,97/US$, melemah 0,1% di pasar spot melansir data Refinitiv.
Ada dua hal yang membuat yen melemah pada pagi ini, yang pertama sentiment pelaku pasar yang mulai membaik. Hal ini terlihat dari pergerakan bursa saham Asia pagi ini, mayoritas indeks utama sudah masuk ke zona hijau.

Indeks Nikkei Jepang dan Kospi Korea Selatan menguat masing-masing 0,3% dan 0,33%, sementara Hang Seng Hong Kong sudah memimpin penguatan sebesar 0,43%. Hanya indeks Shanghai Composite China yang masih jeblok 1,15%.

Kemudian faktor kedua yang membuat yen melemah adalah sikap bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) saat pengumuman kebijakan moneter Selasa kemarin.

BoJ masih mempertahankan suku bunga acuan sebesar -0,1% dan kebijakan yield curve control, atau yield obligasi tenor 10 tahun yang di jaga di dekat 0%.

BoJ juga menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Jepang di tahun ini menjadi 0,9% dari proyeksi sebelumnya 0,7% berkat paket stimulus pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe. Keniakan proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut terlihat bisa mendongkrak kinerja yen, tetapi yang membuatnya melemahan adalah sikap BoJ yang akan mempertahankan stimulus moneternya dalam waktu yang cukup lama.

Gubernur BoJ, Haruhiko Kuroda, dalam konferensi pers menegaskan baru akan merubah panduan kebijakan moneternya jika pertumbuhan ekonomi Jepang melebihi proyeksi.

"Jika risiko (pelambatan ekonomi) mereda secara signifikan, dan pertumbuhan ekonomi Jepang jauh lebih tinggi dari proyeksi, maka perubahan kebijakan moneter akan mulai di bahas" kata Kuroda sebagaimana dilansir Reuters.

Sourch News : cnbcindonesia.com


Facebook ForexChief Indonesia
Twitter ForexChief Indonesia
Reply With Quote