View Single Post
  #213  
Old 1st April 2019
djamirun_aje's Avatar
djamirun_aje djamirun_aje is offline
Ceriwis Addicted
 
Join Date: Jun 2017
Posts: 3,095
Rep Power: 11
djamirun_aje mempunyai hidup yang Normal
Default

Benarkah Kebijakan RBA Tak Sesuai Dengan Kondisi Terbaru?

Terakhir kali Reserve Bank of Australia (RBA) melakukan penyesuaian Overnight Cash Rate (OCR) adalah pada 3 Agustus 2016. Kala itu, mereka memotong suku bunga sebesar 25 basis poin (bp). Langkah pemangkasan yang membawa suku bunga acuan ke level 1.5% tersebut merupakan putaran terakhir dari serangkaian Rate Cut yang dimulai sejak November 2011, dan secara akumulatif membabat OCR hingga sebesar 300 bp. Terkait hal ini, RBA bahkan pernah memotong suku bunga sebesar 50 bp pada 2 Mei 2012.

Pada notulen rapat kebijakan 4 Maret lalu, bank sentral Australia lebih berfokus pada perkembangan pasar tenaga kerja domestik sebagai kunci utama dari stabilitas ekonomi secara keseluruhan, meskipun pertumbuhan gaji jelas-jelas terlihat stagnan.

Kurangnya kenaikan gaji tak menggetarkan perspektif para pembuat kebijakan di RBA, yang menilai bahwa pelemahan lebih lanjut dalam tingkat pengangguran nantinya dapat mengungkit laju pertumbuhan upah, menaikkan level konsumsi rumah tangga, dan memungkinkan bank sentral untuk mempertahankan suku bunga, seiring dengan pertumbuhan GDP yang masih belum stabil.

Namun, para investor obligasi Australia tampaknya tidak sependapat dengan optimisme RBA. Pekan lalu, baik yield obligasi pemerintah yang bertenor 5-tahunan maupun 10-tahunan terjun ke level terendah sepanjang masa, masing-masing di level 1.41% dan 1.72%.

RBA kemungkinan tidak membaca hasil penilaian IMF pada perekonomian Australia di kuartal keempat, yang memperlihatkan bahwa rasio utang rumah tangga terhadap GDP sudah mencapai level yang tak terkendali di 120%. Sementara itu, lebih dari 60% kekayaan penduduk diinvestasikan di pasar properti yang tengah lesu; kedua hal itu akan membatasi belanja konsumen dalam jangka menengah.

Dengan melemahnya yield obligasi 1-tahunan dan 5-tahunan di level yang lebih rendah dari 1.5%, tersirat bahwa RBA sudah tertinggal dari situasi terbaru yang mendominasi pasar saat ini, dan sebaiknya melakukan pemotongan suku bunga ke 1.25% pada pertemuan kebijakan Selasa besok (2/April).

Walaupun demikian, dengan adanya pemilu yang diprediksi berlangsung sekitar 5 hingga 6 minggu ke depan, ACY mengekspektasikan jika peluang pemotongan suku bunga RBA di pekan ini hanya akan sebesar 20% hingga 30%. Ini tak lantas menandakan bahwa RBA tidak akan menurunkan proyeksi ekonomi atau meningkatkan bias dovish mereka.

ACY melihat bahwa sentimen pernyataan RBA akan memberikan pengaruh "asimetris" terhadap AUD/USD, dengan risiko lebih lanjut yang mengarah pada penurunan. Dengan kata lain, Statement hawkish dapat mengantarkan Aussie kembali diperdagangkan di 0.7150, sedangkan bias dovish yang lebih dominan akan menekan AUD/USD kembali ke bawah level 0.7000.

Tidak adanya data Zona Euro berdampak tinggi yang muncul di awal hingga pertengahan pekan ini, membuat EUR/USD menatap proyeksi pergerakan yang moderat saja. Faktor penggerak kemungkinan hanya muncul dari rilis Retail Sales atau Durable Goods Orders AS pada hari Senin dan Selasa. Apabila kedua data tersebut lebih baik dari ekspektasi, maka EUR/USD bisa melemah ke bawah kisaran 1.1200.

Sementara itu, USD/JPY mengakhir pekan lalu dengan penguatan dalam range mingguan. Akan tetapi, harga masih dibayangi oleh bias teknikal yang bearish. Di chart Daily, ACY memproyeksi jika resistance harga saat ini berada pada area 111.25 hinga 111.40.

Penolakan draft kesepakatan Brexit untuk yang ketiga kalinya membebani GBP/USD di akhir minggu lalu, dan menyebabkan penurunan hingga lebih dari 1.5%. Indikator-indikator momentum pada pair itu masih menunjukkan bias pelemahan. Jika harga mematahkan level 1.2940, maka Sterling bisa memperpanjang kemerosotan hingga ke level 1.2800.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-...ffiliate=12229
Reply With Quote