View Single Post
  #211  
Old 26th March 2019
djamirun_aje's Avatar
djamirun_aje djamirun_aje is offline
Ceriwis Addicted
 
Join Date: Jun 2017
Posts: 3,095
Rep Power: 11
djamirun_aje mempunyai hidup yang Normal
Default

Apakah Penurunan Yield Obligasi Memicu Gelombang Risk Off?

Pandangan FOMC yang cenderung dovish terhadap pertumbuhan masih melekat di benak trader, ketika data-data PMI Zona Euro dirilis lebih rendah dari ekspektasi. Ini merupakan sinyal yang sekali lagi mengingatkan pasar terhadap pernyataan Presiden ECB, Mario Draghi, pada 7 Maret silam.

Selama konferensi paers, Draghi menjelaskan bahwa Dewan ECB telah menurunkan proyeksi ekonomi Zona Euro, sebagai akibat dari "pelemahan berkelanjutan dan ketidakpastian yang menjalar".

Well, angka indeks manufaktur yang diterbitkan Jumat lalu (22/Maret) membuktikan kekhawatiran di atas, karena menunjukkan penurunan dari 49.3 ke 47.6. Sementara itu, PMI Manufaktur Jerman merosot dari 47.6 ke 44.7, dengan data new orders jatuh ke level terendah 10 tahun di titik 40.1.

Reaksi pasar pasca publikasi tersebut terbilang instan. Yield obligasi Jerman bertenor 10-tahunan anjlok ke bawah level 0 untuk pertama kalinya dalam 3 tahun terakhir, sementara EUR/USD terbenam di bawah level 1.1300 dan menyentuh area terendah harian di 1.1275 pada awal sesi London.

Sementara fokus media-media finansial berpusat pada penurunan tajam yield obligasi Jerman, hal yang lebih mengkhawatirkan menurut ACY adalah pasar obligasi global yang telah menunjukkan pelemahan yield di sepanjang tahun ini.

Faktanya, yield obligasi 10-tahunan Prancis, Italia, dan Spanyol mengalami kemerosotan sebesar 30 hingga 40 basis poin (bp) di kuartal pertama. Imbal hasil obligasi pemerintah AS juga turun sebesar 20 bp dalam 3 minggu terakhir. Sementara itu, yield obligasi bertenor 10-tahunan Australia dan New Zealand melemah antara 45 hingga 48 bp selama 2 bulan belakangan.

Masalah penurunan imbal hasil obligasi, ditambah dengan anjloknya indeks saham negara G-7 akhir-akhir ini, biasanya sudah cukup mengindikasikan jika pasar ekuitas global akan mengalami de-leveraging dan mengawali gelombang Risk Off di pasar finansial.

Secara umum, kondisi pasar Risk Off akan memicu penurunan pada pasar saham negara-negara G7, kenaikan pada perdagangan spot Emas, dan penguatan USD terhadap semua mata uang mayor kecuali JPY serta CHF.

ACY memperkirakan terbentuknya konsolidasi harga setelah pergerakan harga yang luas di hari Jumat kemarin. Indikator momentum di time frame H4 sudah terlihat merenggang, terutama pada pair-pair USD. Namun, ACY lebih memilih untuk meningkatkan posisi terhadap USD lebih awal, mengingat pasar obligasi negara-negara G7 tengah mengindikasikan penurunan lebih lanjut dalam waktu dekat.

Sepanjang 4 bulan terakhir, EUR/USD nyaris selalu diperdagangkan di kisaran 1.1250 hingga 1.1500. Harga tidak pernah keluar secara signifikan dari batas-batas Top dan Bottom tersebut. Nyatanya, EUR/USD belum pernah menyentuh 1.1500 sejak 11 Januari lalu, dan penurunan yield obligasi Uni Eropa tampak lebih mengindikasikan ekstensi pergerakan ke arah downside. Proyeksi ini didukung oleh Daily RSI yang berada di 47.00 dan pergerakan turun dari indikator MACD.

Sebelum mengalami reversal tajam pada pekan lalu, volatilitas 3-mingguan USD/JPY telah jeblok ke level terendah 5 tahun, yakni pada kisaran 5.2%. Namun, pergerakan trading hingga 200 poin di hari Kamis hingga Jumat kemarin telah mengangkat volatilitas USD/JPY menjadi 6.4%. Sekedar informasi, pair ini seringkali memimpin pergerakan Risk Off di pasar forex. Selain kekhawatiran tersebut, tekanan bearish USD/JPY juga bisa meningkat seiring dengan semakin dekatnya repatriasi jelang akhir tahun fiskal Jepang (akhir bulan ini).

Sejak mencapai level tinggi di 0.7293 pada akhir Januari lalu, AUD/USD konsisten membentuk Lower High. Walaupun pair ini mengakhiri minggu lalu dengan pergerakan yang tidak terlalu signifikan, Slow Stochastics di time frame Daily sudah melakukan crossing.

Di titik negosiasi Brexit saat ini, Sterling akan cenderung digerakkan oleh prospek perpanjangan Article 50. Jika dilihat dari aksi harga terbaru, maka resistance solid Pound saat ini berada di area 1.3280 dan 1.3300.


Sumber : https://www.acy.com/category/market-...ffiliate=12229
Reply With Quote