View Single Post
  #690  
Old 19th April 2019
jakaduriat's Avatar
jakaduriat jakaduriat is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Jun 2018
Posts: 1,670
Rep Power: 8
jakaduriat mempunyai hidup yang Normal
Default

Peluang Trading Dari "Sindrom China"

Rilis positif data China telah mendominasi pasar forex dalam beberapa hari terakhir. Apakah ini benar mengindikasikan pemulihan ekonomi, atau hanya menjadi koreksi sementara?

Sejak awal tahun, People's Bank of China (PBoC) telah menyuntikkan stimulus masif untuk memulihkan kondisi ekonomi. Total dana yang digelontorkan dalam program ini di Q1 hampir mencapai 800 miliar Dolar AS, sekitar 9% dari GDP China di tahun 2018. Tak sia-sia, upaya itu termanifestasi ke dalam perolehan data-data ekonomi yang lebih tinggi dari ekspektasi.

Biro Statistik Nasional China melaporkan Produksi Industri yang melompat dari 5.9% ke 8.5% dalam basis tahunan. Sementara itu, Retail Sales meningkat ke 8.7% versus estimasi 8.5%, dan GDP mempertahankan performa pertumbuhan Q4 di kisaran 6.4% secara year-on-year.

Setelah awal yang terjal di tahun 2019, PBoC memang berharap jika stimulus berskala besar yang diluncurkan dapat memacu investasi domestik, mengangkat minat konsumsi, dan memantik kembali gairah di sektor manufaktur.

Data-data ekonomi China yang mengungguli ekspektasi pun berhasil membawa AUD/USD melewati 0.7200 untuk pertama kalinya dalam sebulan. Sementara itu, EUR/USD juga sukses melalui level 1.1280 yang kini sudah menjadi support terdekat untuk pair tersebut.

Akan tetapi, optimisme terhadap pertumbuhan China yang tercipta dari rilis serangkaian data di atas tidak dibarengi dengan kondisi di pasar obligasi domestik. Menurut analisa ACY, bond market China lebih merefleksikan perlunya outlook hawkish PBoC sebagai nada kebijakan ke depan.

Ditambah lagi, Overnight Repo Rate telah melesat dari 1.5% ke level tertinggi 4 tahun di level 2.95%, setelah pemangkasan Reserve Ratio yang lama ditunggu-tunggu tak terealisasi di awal bulan ini. Yield obligasi bertenor 10-tahunan juga menguat sebesar 30 basis poin ke 3.40% dalam kurun waktu dua minggu terakhir.

PBoC kemungkinan telah mengerahkan semua potensi kebijakan moneter longgar di Q1, sehingga mereka akan mulai menekankan kontrol terhadap Money Supply berlebih dan mengurangi stimulus di paruh kedua tahun ini. Maka dari itu, impuls "risk on" yang terdapat di pasar forex dan saham minggu ini agaknya telah mencapai titik penghabisan. ACY pun memproyeksi jika reli USD berikutnya akan tiba dalam waktu dekat.

Komentar dari para pejabat ECB di awal minggu ini masih menggarisbawahi pernyataan Mario Draghi, bahwa proyeksi pertumbuhan Uni Eropa telah mencapai poin maksimalnya, dan pelemahan secara menyeluruh di Zona Euro akan berlanjut di kuartal kedua tahun ini.

Sementara itu, notulen RBA Selasa kemarin (16/April) mengkonfirmasi bahwa target kondisi ideal untuk penyesuaian Rate Hike saat ini sudah terlampau tinggi, sehingga arah kebijakan selanjutnya yang lebih memungkinkan adalah penurunan suku bunga. Sekalipun begitu, para pejabat bank sentral Australia kompak menyoroti kuatnya pertumbuhan tenaga kerja yang dapat berimbas pada peningkatan upah di Q2.

Atas pertimbangan tersebut, ACY masih mempertahankan outlook bearish terhadap AUD/USD, dan meyakini jika pair itu akan diperdagangkan turun dalam beberapa waktu ke depan.

Di sisi lain, USD/JPY telah bergerak dalam kisaran sempit antara 111.80 dan 112.15 di sepanjang minggu ini. Menurut pengamatan ACY, pertaruhan pasar senilai lebih dari 8 miliar Dolar AS telah menempatkan pair ini pada kisaran 111.70 hingga 112.30, sehingga tak heran jika volatilitas USD/JPY cenderung lemah dalam beberapa hari terakhir. Secara teknikal, indikator momentum pair tersebut sudah membentuk divergence, dengan Daily RSI yang selip ke 61.60.

Mengenai Brexit, putusan penundaan deadline nyatanya tak banyak menyokong pergerakan Sterling. GBP/USD masih diperdagangkan di bawah MA 30 dalam 6 sesi terakhir. Saat ini, level 1.2980 merepresentasikan batas Double Bottom. Terjadinya break dari area ini akan memicu ekstensi penurunan menuju 1.2910.

SUMBER : seputarforex.com


Facebook ForexChief Indonesia
Twitter ForexChief Indonesia
Reply With Quote