[atheis]

Aksi unjuk rasa aktivis perempuan dari berbagai elemen masyarakat menolak kekerasan terhadap Jemaah Ahmadiyah Indonesia, di Bundaran HI, Jakarta, Kamis, 8 Mei 2008. TEMPO/ Zulkarnain

TEMPO Interaktif, Jakarta - Amir Jamaah Ahmadiyah Indonesia Abdul Basit tidak keberatan Ahmadiyah tidak dianggap bagian dari Islam. �Kita tidak dianggap Islam, It�s Okay,� katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VIII di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Kamis (17/02) dini hari.

Pernyataan itu menanggapi pertanyaan dari anggota Dewan Fraksi Partai Amanat Nasional Amran. �Apa solusi yang diusulkan Ahmadiyah (terkait polemik akhir-akhir ini),� ujarnya.

Basit menukil kebijakan pemerintah Malaysia yang juga tak menganggap Ahmadiyah sebagai bagian dari umat Islam. �Di sana kami juga tak dianggap Islam,�ujarnya. Namun Basyid memuji sikap Malaysia yang melindungi jamaahnya dari tindakan anarkisme. �Negara menjamin keamanan kami,� katanya.

Sikap pemerintah Malaysia ini, Basit menambahkan, perlu dicontoh pemerintah Indonesia. �Yang kami inginkan negara menjamin hak (berkeyakinan) setiap warga negaranya,� katanya.

Basit menilai pemahaman terhadap keyakinan tidak bisa dipaksakan. �Maka kita bersepakat saja dalam perbedaan,� ujarnya. Menurut Basit, perbedaan tidak akan berujung tindakan anarkis jika disikapi dengan dialog. Oleh karena itu Basit mengharapkan adanya dialog kepada mereka yang menggugat keyakinan Ahmadiyah. �Tapi tidak sekadar di pusat dialog harus dilakukan hingga daerah,� katanya.

Akbar Tri Kurniawan

~ SUMBER ~

Terkait:

• Chep: Pilih Membubarkan Ahmadiyah atau Pemerintah Bubar
• Perda Anti Ahmadiyah Dikhawatirkan Ancam Keamanan Jamaah
• Imparsial Dorong Pemerintah Berdialog dengan Ahmadiyah
• Tujuh Poin Pemerintah Terkait Ahmadiyah