Jakarta - Tokoh senior yang juga pakar di bidang pertahanan dan politik, Salim Said, bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Dalam kesempatan itu, Salim menyinggung soal komunikasi Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla (JK) yang dinilainya sering tidak sejalan.
Salim datang bersama tokoh lainnya, seperti Ketua Museum Rekor Indonesia (MURI) Jaya Suprana, mantan Ketua MK Mahfud MD, pakar ekonomi Rizal Ramli dan tokoh HAM HS Dillon. Para punakawan ini diundang Jokowi untuk makan siang sambil berbincang di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (4/6/2015).
Dalam kesempatan itu, Salim mengajukan pertanyaan 'tajam' ke Jokowi. "Saya tanya kepada Presiden, ada apa antara Bapak Presiden dengan Wakil Presiden? Anda semua tahu kan sering berbeda," kata Salim saat ditemui wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan.
Salim mengatakan, pertanyaan itu dijawab langsung oleh Jokowi. Menurutnya tidak ada masalah antara dirinya dengan Wakil Presiden JK.
"Pak Jokowi mengatakan, ah ndak ada apa-apa. Biasa itu. Nanti setelah keputusan diambil, dan siapa yang mengambil keputusan, ya Presiden. Maka semuanya berjalan lancar. Begitu jawab Pak Jokowi ke saya," kata Salim.
"Artinya Pak Jokowi jelaskan antara beliau dan Pak JK biasa itu berbeda pendapat. Tapi nanti setelah diputuskan, maka keputusan itu yang berjalan," imbuh peraih gelar PhD dari Ohio State University, Amerika Serikat ini.
Untuk itu, lanjut Salim, dirinya pun mengusulkan kepada Jokowi untuk memiliki juru bicara kepresidenan. Nantinya juru bicara ini bisa menjadi 'corong informasi' dari Presiden dan Wakil Presiden.
"Saya mengusulkan kepada Presiden supaya perlu ada juru bicara kepresidenan. Bukan juru bicara presiden. Kalau ada juru bicara presiden, nanti wapres bikin juru bicara wapres, kan makin lucu. Jadi saya bilang Bapak Presiden, saya srankan bapak mengangkat juru bicara kepesidenan," jelas Saim.
"Beliau memperhatikan itu. Kita lihat saja di hari-hari yang akan datang," tambahnya.