Sebuah Dongeng 2
07-11-2012 20:15 Setelah tinggal dua malam, saya bertanya kepada beliau bagaimana bisa memanggil monyet-monyet di gunung, saya tahu monyet-monyet di gunung Emei memiliki naluri. Kepala kuil memberitahu saya, �Anda berteriak menghadap lembah: �Anak ketiga segera pulang makan�, itu sudah boleh.� Saya memilih suatu tempat yang dapat membuat suara bergema di lereng gunung dan berteriak, �Anak ketiga segera pulang makan.� Segera datang ratusan monyet, di hadapan saya mereka menyanyi dan melompat, saking gembiranya terus-menerus berjungkir balik. Monyet yang paling tua datang memeluk saya, menciumi pipi saya, air liurnya juga mengalir ke muka saya, kemudian ia mengeluarkan sebuah Dan (butiran energi yang terkumpul) dari mulutnya, diberikan kepada saya agar saya makan. Saya melihat merasa kotor, tidak berani makan, kepala biara berkata: �Penganut Buddha, dalam hati Anda, masih terdapat rintangan. Dan (benda) ini adalah hasil latihan kultivasinya selama ratusan tahun baru mendapatkannya.� Setelah itu sekelompok monyet saling pegang memegang (tangan monyet di belakang memegang kaki monyet di depannya), membuat sebuah jembatan dari lereng gunung sini ke gunung sana, monyet tua itu menggendong saya berjalan di atas jembatan monyet. Saya ketakutan tak berani membuka mata, kemudian mereka mengantar saya melewati perbatasan seberang mengantar saya ke kelompok monyet lainnya di sana. Kepala kuil berkata kepada saya, �Dalam sejarah hanya ada seorang yang bernarga Hu pernah dilayani seperti ini, Anda adalah yang kedua, tapi Anda masih memiliki dua hal lebih banyak, yang pertama adalah Dan yang diberikan monyet kepada Anda, satu lagi adalah monyet mengantar Anda ke perbatasan seberang, biasanya monyet dilarang melewati perbatasan.�
Di gunung Emei, banyak orang yang latihan kultivasi, orang-orang biasa tidak dapat melihat mereka, mereka semua memiliki kemampuan supernormal untuk menyembunyikan tempat mereka, itu seperti cerita dalam dongeng. Mereka yang tinggal di bawah pertengahan lereng gunung, semua adalah yang sudah berkultivasi dua sampai tiga ratus tahun, jumlah orang-orang ini lebih banyak, pilar energi kultivasi mereka juga hanya lebih tinggi sedikit dari pertengahan lereng gunung. Dalam sejarah kultivasi adalah guru yang mencari murid, tidak pernah murid yang mencari guru, orang-orang ingin mencari mereka adalah sia-sia belaka. Di atas pertengahan lereng gunung, orang yang latihan kultivasi makin sedikit, kultivasi Tao mereka juga makin tinggi, umumnya juga makin panjang. Sampai di puncak gunung hanya sisa beberapa orang, mereka sudah berkultivasi di atas dua ribu tahun, pilar energi mereka juga sudah menerobos galaksi, ada yang sudah melampaui tingkat Tathagata sangat jauh, tapi mereka masih latihan kultivasi, belum mencapai kesempurnaan, di antaranya ada Shifu saya yang dahulu. Belakangan saya ketahui, ketika Guru kami Li Hongzhi naik gunung Emei, semua orang yang berkultivasi di gunung Emei keluar menyambut Guru kami, pilar energi mereka seperti api berwarna-warni berkobar menerobos ke langit.
Di gunung Emei ada seorang Taois yang sudah berkultivasi empat ribu tahun lebih, dia ingin menerima saya sebagai muridnya, saya menolak dan mengatakan saya sudah mempunyai Shifu, saya ingin mencari metode latihan kultivasi yang dapat menjadi Buddha pada masa kehidupan ini. Dia memberitahu saya: Dia telah melihat bagaimana Sakyamuni, Lauze, Yesus dll. reinkarnasi dan dilahirkan, bagaimana menyebarkan ajarannya dan menyelamatkan orang. Saat Guru yang mulia Li Hongzhi berceramah mengatakan: Dalam perjalanan dari Si Chuan ke Xi An, banyak sekali orang-orang yang berkultivasi Tao datang bertanya mengapa pengikut Falun Dafa begitu cepat kultivasinya, Guru mengatakan kepada mereka, �Pengikut saya ini yang paling lama telah Xiulian 2 tahun, yang baru 2 bulan, bagaimana bila mereka dibandingkan dengan kalian?� Mereka menjawab, di antara kami, hanya bebarapa saja yang dapat dibandingkan. Guru Li kemudian mengizinkan mereka untuk mendengar ceramah. Salah satu di antaranya adalah pengikut Tao yang telah berkultivasi 4.000 tahun.
|