for
hot:
http://cdn-u.kaskus.co.id/51/taxljxtb.jpg
http://cdn-u.kaskus.co.id/51/hwqxcdpo.jpg
�Kehadiran artis cilik seperti Sherina dan Tasya dalam industri musik anak-anak saat itu memang tepat. Seperti diketahui, industri musik anak-anak saat itu seakan memang sedang dilanda kejenuhan lantaran suasana yang monoton. Dengan kehadiran dua artis cilik ini, anak-anak diperkenalkan pada pola bernyanyi dan bermusik yang benar, sampai memahami musik dalam sekala besar, orkestra misalnya.
Namun apa yang terjadi pada masa sekarang? Waktu yang hanya terpaut sekitar 10 tahun saja, blantika musik anak-anak sudah mengalami perubahan cukup jauh. Televisi dan radio tak lagi mau menyuguhkan acara anak2 tetapi dipenuhi lagu-lagu orang dewasa. Dari genre pop, lagu-lagu semacam Kekasih Gelapku (Ungu), Munajat Cinta (The Rock, Mahluk paling seksi (Mulan) mengajak anak-anak berpikir layaknya orang dewasa.
Lebih menyedihkan lagi dari genre dangdut ada Kucing Garong, Goyang dombret, SMS.. Dalam setiap penampilan, baik di layar kaca maupun di tengah publik, selalu menonjolkan goyangan penyanyinya yang terkesan seronok, Hiburan yang seharusnya hanya boleh dikonsumsi dan dinikmati oleh kalangan usia dewasa, itu menjadi menu dan tontonan anak-anak sehari-hari. Tayangan lagu seronok dan bertema percintaan (perselingkuhan) yang membahayakan bagi perkembangan jiwa anak.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa arus globalisasi tak dapat kita hindari . Kita perlu mengikuti perkembangan modernitas. Maraknya sajian hiburan di televisi dan semakin mudahnya akses internet yang menyediakan beragam informasi tak disangkal merupakan bagian dari denyut kehidupan abad ini. Namun jika tidak di imbangi dengan pemantauan ketat terhadap anak-anak, tidak menutup kemungkinan dapat berakibat buruk bagi kehidupan mereka kelak. Di sinilah peran orang tua diperlukan.
Dulu pernah ada apresiasi dalam bentuk kompetisi seperti AFI Junior (Indosiar) saat ini ada idola Cilik (RCTI). Acara yang tujuannya untuk mencari dan memandu bakat menyanyi bagi anak-anak. Namun sayangnya kemasan yang disajikan juga bukan lagu anak-anak, hampir semua lagu yang dinyanyikan adalah lagu dewasa, mereka dipoles dengan kosmetik yang akhirnya kesan natural anak menjadi hilang. Kekhawatiran terhadap dunia anak-anak yang cenderung kurang mengenal hiburan sesuai dunianya dan dihadapkan pada lagu percintaan 'milik' orang dewasa.
Pada kondisi seperti ini kita menaruh harapan besar kepada pencipta lagu dan industri rekaman TV ataupun Radio Swasta yang berinovatif menghidupkan kembali lagu anak-anak indonesia, yang dapat meng edukasi dan mengembalikan anak-anak pada dunia yang semestinya, dunia yang natural, jujur dan murni. Indonesia punya sekian banyak televisi swasta yang seharusnya semakin dewasa memberikan porsi yang pas dan mencukupi dalam setiap penayangan program. Jangan sampai anak-anak pun digiring hanya sekadar komoditas, dieksploitasi sebagai mesin pencari uang bagi stasiun televisi itu sendiri. Sebagai bangsa, siapapun ikut bertanggung jawab menggiring anak-anak ke dalam pembentukan moral dan masa depan yang lebih baik .
Menurut Papalia (1995), seorang ahli perkembangan manusia dalam bukunya Human Development, mengatakan bahwa dunia anak-anak adalah dunia bermain. Dengan bermain menggunakan otot tubuhnya, menstimulasi indra-indra tubuhnya, mengeksplorasi dunia sekitarnya, menemukan seperti apa lingkungan yang ia tinggali dan menemukan seperti apa diri mereka sendiri. Dengan bermain, anak-anak menemukan dan mempelajari hal-hal atau keahlian baru dan belajar (learn) kapan harus menggunakan keahlian tersebut, serta memuaskan apa yang menjadi kebutuhannya (need). Lewat bermain , fisik anak akan terlatih, kemampuan kognitif dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain akan berkembang.
Sekalipun dunia bermain adalah dunia anak-anak, tapi anak membutuhkan peran orangtua untuk dapat berada dalam dunianya itu secara aman dan nyaman. Dengan bermain, tidak hanya anak merasa senang dan bahagia ketika melakukannya, tapi dengan bimbingan yang tepat dari orangtua, potensi diri anak juga dapat berkembang, anak dapat menjadi pintar lewat sarana permainan. Anak senang dan orangtua bahagia.